43
karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Namun, jika satu teknik dipandang mencukupi, maka
teknik lain tidak perlu digunakan agar efisien Riduwan 2007: 97. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari data-data penelitian dengan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
3.4.1 Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya Riduwan 2010: 74. Wawancara
yang akan digunakan yakni wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti melakukan wawancara bebas tanpa menggunakan pedoman
wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap. Pedoman yang digunakan hanya garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono 2010:
140. Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui KKM pada mata pelajaran IPA, metode pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran yang
digunakan guru, jumlah siswa, dan proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru.
3.4.2 Studi Dokumenter
Studi dokumenter documentary study merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar, maupun elektronik Sukmadinata 2010: 221. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data siswa kelas V SD Negeri Debong
Kidul tahun ajaran 20112012.
3.4.3 Observasi
44
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung Sukmadinata 2010: 220. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan melakukan pengamatan kemudian hasil pengamatan tersebut
dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan. Penilaian dengan lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang meliputi
aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping. Pengamatan pelaksanaan pembelajaran ini bertujuan
untuk mengukur apakah pembelajaran yang dilaksanakan memenuhi persyaratan pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping atau tidak. Selain itu,
pengamatan juga digunakan untuk menilai apakah pembelajaran terlaksana dengan baik atau tidak, sedangkan untuk menilai keefektifan penerapan model pembelajaran
mind mapping pada pembelajaran IPA akan dilakukan dengan tes hasil belajar siswa. Hasil dari observasi tersebut akan diangkakan dalam skor-skor berskala 1 – 4 dan
kemudian dikonfersi menjadi persentase. Untuk menentukan persentase aktivitas belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:
100 x
maksimal skor
jumlah diperoleh
yang skor
siswa aktivitas
Persentase =
Yonny dkk 2010: 175-6 Tabel 3.1 Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Persentase Kriteria 75 - 100
Sangat Tinggi 50 - 74,99
Tinggi 25 - 49,99
Sedang
45
0 - 24,99 Rendah
Hasil penghitungan persentase siswa tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kriteria tertentu. Kriteria persentase keaktifan siswa menurut Yonny dkk 2010: 175-
6, dapat dilihat pada tabel 3.1. Sementara, untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran mind mapping digunakan rumus sebagai berikut: Persentase pelaksanaan pembelajaran =
100 ×
maksimal skor
perolehan skor
jumlah Tabel 3.2 Kriteria Pelaksanaan Pembelajaran
Persentase Kriteria 80 - 100
Sangat Baik 60 - 79
Baik 40 - 59
Cukup 21 - 39
Kurang 0 - 20
Sangat Kurang Dari hasil penghitungan persentase pelaksanaan pembelajaran, kemudian
besarnya persentase yang diperoleh diinterpretasi ke dalam kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasi penilaian pelaksanaan pembelajaran dapat
dilihat pada tabel 3.2.
3.4.4 Tes