Bahasa Analisis Pertunjukan Toping-Toping oleh Tiga Kelompok Toping-Toping pada Pesta Rondang Bittang ke XVIII di Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

26 Pembudidayaan ikan mas salah satu mata pencaharian yang berkembang untuk saat ini. Oleh karena itu, masyarakat Simalungun secara keseluruhan daerah memiliki pekerejaan yang sesuai dengan kependudukan masing-masing sehingga memiliki keberagaman mata pencaharian.

2.4 Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang dipakai oleh manusia untuk mengungkapkan dan mengemukakan apa yang dipikirannya terhadap orang lain. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Ritus Peralihan di Indonesia menulis “bahasa adalah sistem perlambangan manusia yang lisan maupun tulisan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain” 1986:339. Melalui bahasa juga kebudayaan tiap bangsa dapat dikembangkan dan diwariskan kepada generasi yang akan datang. Suatu bahasa menentukan bagaimana ciri dan khas suatu masyarakat dan khususnya suatu kebudayaan, sehingga dapat dilihat peran bahasa yang diguakan suatu masyarakat. Masyarakat Simalungun memiliki bahasa yang disebut dengan bahasa Simalungun, secara umum merupakan bahasa pengantar dalam kehidupan keseharian masyarakatnya yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan adat istiadat, acara kebaktian gereja, perkumpulan-perkumpulan marga dan lain sebagainya. Meskipun demikian, bagi masyarakat Simalungun yang telah berdomisili di luar wilayah Simalungun, bahasa Simalungun tidak selamanya menjadi bahasa pengantar utama, melainkan bahasa Indonesia atau bahasa daerah domisili Universitas Sumatera Utara 27 mereka. Masyarakat Simalungun juga kadang menggunakan bahasa yang dicampur dengan bahasa di luar kebudayaannya mengingat dekatnya perbatasan daerah Simalungun dengan daerah kebudayaan lain. Sistem bahasa yang digunakan masyarakat Simalungun memiliki ciri tersendiri yang menjadi lambang maupun status sebagai masyarakt Simalungun. Salah satu ciri masyarakat Simalungun adalah memiliki tingkatan bahasa yang disebut dengan ratting ni hata. Adapun tingkatan tersebut adalah: 1. Lapang ni hata, merupakan bahasa sehari-hari yang dipakai oleh masyarakat umum Simalungun. Bahasa ini merupakan bahasa yang menjadi kebiasaan masyarakat Simalungun dan pada umumnya selalu digunakan para remaja karena menggunakan bahasa yang dicampur dengan bahasa kebudayaan lain mengingat mereka yang selalu berinteraksi dengan di luar kebudayaannya. 2. Guru ni hata, merupakan bahasa yang paling halus, baik dari cara penyampaiannya maupun kata-katanya. Ini merupakan bahasa yang hormat dan biasanya dipergunakan untuk memberi nasehat, sering sekali disampaikan melalui perumpamaan ataupun peristilahan. 3. Sait ni hita, merupakan bahasa yang kasar baik cara penyampaiannya maupun kata-katanya. Ini biasanya bahasa seseorang dalam mengungkapkan kemarahan, yang berisi dengan makian dan sindiran. Pada masa sekarang, yang paling sering dipakai adalah lapang ni hata, karena merupakan bahasa yang sangat umum dipakai dalam kehidupan masyarakat, Universitas Sumatera Utara 28 namun dalam keadaan tertentu seseorang bisa saja mempergunakan bahasa yang kasar ketika sedang marah atau mempergunakan bahasa yang halus ketika hendak memberi nasehat. Penggunaan bahasa dalam masyarakat Simalungun disesuaikan dengan posisi tempat dan keadaan saat melakukan komunikasi. Seperti yang dijelaskan di atas dapat dilihat dari situasi dan tempatnya, sebagai contoh penggunaan bahasa yang digunakan dalam suatu upacara adat yang digunakan oleh ketua adat atau pemimpin adatnya yang selalu menggunakan bahasa ni guru. Penyampaian bahasanya akan menunjukkan integritas si pembicara dalam posisi maupun jabatannya sebagai pembicara dan hal itu menjadi simbolis seseorang dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari.

2.5 Kesenian