Analisis Pertunjukan Toping-toping Analisis Pertunjukan Toping-Toping oleh Tiga Kelompok Toping-Toping pada Pesta Rondang Bittang ke XVIII di Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

65 dalamnya mengandung maksud-maksud tertentu dan mengandung maksud- maksud simbolis dalam membentuknya. Untuk itu penulis akan menunjukkan dalam pendeskripsian gerak tari toping-toping tersebut melalui data yang penulis dapat di lapangan dengan hasil pendokumentasian penulis. Untuk membahas aspek musik yang disajikan dalam mengiringi tari ini penulis akan menggunakan proses transkripsi musik dengan notasi barat mengingat notasi ini sifatnya sangat umum digunakan dalam penulisan musik dalam studi etnomusikologi. Untuk pentranskripsian musik, Nettl memberikan sebuah pendekatan untuk menganalisis musik yang dilihat dari perbendaharaan nada, ritem, modus, nada dasar, bentuk, dan tempo.

4.2 Analisis Pertunjukan Toping-toping

Sebelumnya penulis mengingatkan kembali kepada pembaca dengan bab sebelumnya yang menjelaskan pesta rondang bittang di Saribu Dolok tempat lapangan penelitian penulis. Karena hal ini membantu melihat pendeskripsian lokasi dan tempat objek penelitoian penulis yang penulis bahas dalam tulisan ini. Kembali dalam objek penelitian, bahwa pertunjukan toping-toping yang ditampilkan dalam pesta rondang bittang adalah pertunjukan seni yang ditampilkan dalam konsep non-upacara yang sifatnya “competity” dengan menunjukkan pertunjukan seni yang “sebenarnya” dalam konteks upacara yaitu upacara mangiliki. Untuk membantu pemahaman ini tentu harus mengerti konteks upacara mangiliki dalam upacara sayurmatua lihat bab III. Universitas Sumatera Utara 66 Pertunjukan yang ditampilkan dalam pesta rondang bittang tersebut menunjukkan satu keutuhan tradisi budaya dalam bentuk kompetisi antar kecamatan di kabupaten Simalungun, sehingga penulis melihat tiga sampel yang dijadikan sebagai bahan objek penelitian. Pertunjukan inilah yang dianalisis dalam bentuk tabel dengan format penjelasan berupa hasil yang didapat dari lapangan. Tentu dalam hal ini penulis membuat suatu patokan secara objektif dengan kajian utama yang menunjukkan sebuah tradisi tari yang digunakan dalam prospek tradisional yaitu sebuah tradisi lokal Simalungun. Untuk itu penulis melihat tradisi tari yang digunakan dalam suatu bentuk upacara kebudayaan Simalungun yang merupakan suatu norma tradisi dialihfungsikan dalam bentuk pertunjukan yang sifatnya pertunjukan saja. Adapun laporan yang disajikan merupakan suatu bentuk morfologi yang menyusun secara keseluruhan pertunjukantoping-toping yang disajikan dalam pesta rondang bittang tersebut. Berikut penulis lampirkan tabel yang menunjukkan analisis dalam konteks pertunjukannya dengan pola yang mengikuti pertunjukan toping-toping yang “asli”nya. Hasil ini penulis dapat berdasarkan studi lapangan yang diteliti penulis dan juga hasil wawancara dengan informan. Universitas Sumatera Utara 67 Morfologi Kelompok I Kelompok II Kelompok III Musikal aspek ini menunjukkan bagaimana musik dipertunjukkan dengan melihat secara objektif instrumen musik yang mengiringi tari toping- toping Ciri khas gual huda-huda ini adalah bunyi sarune yang dimainkan, pada saat sarune dimainkan dengan alunan yang panjang dan bergelombang maka penari huda- huda akan meggoyangkan kepala mengikuti irama. Huda-huda mengikuti irama permainan sarune apalagi pada saat dimainkannya alunan yang panjang dan bergelombang tersebut. Tetapi aksen penari toping-toping lebih banyak ditunjukkan. Pada kelompok ini lebih memperhatikan bunyi gonrang dengan gerakan yang mengikuti tempo panggualnya. Aksen sarune yang panjang dan bergelombang dimainkan tetapi tetap mengutamakan gerak dan tempo gual. Konsep aspek ini memperhatikan deretan pertunjukan tari toping-toping dengan perhatian khusus waktu yang digunakan dalam pertunjukan dan secara umum mendeskripsikan penyajian pertunjukannya Deretan pertunjukannya dimulai dari pertunjukan partangis-tangis, musik+tari toping- toping huda- huda, huda-huda membujuk partangis-tangis, toping-toping mengajak partangis-tangis Pertunjukan dimulai dengan masuknya partangis-tangis yang diiringi dengan permainan musik gonrang sipitu- pitu , musik berhenti ketika martangis-tangis, kemudian musik+tari toping-toping huda-huda, toping-toping membujuk dan mengajak partangis-tangis Pertunjukan dimulai dari partangis-tangis, kemudian musik+tari toping- toping huda- huda, penari toping-toping membujuk partangis-tangis dan mengajak partangis-tangis Universitas Sumatera Utara 68 Instrumen aspek ini menunjukkan konsep musik secara fisik yang dilihat dari instrumen yang digunakan untuk mengiringi tari toping- toping dalam upacara maupun non- upacarahiburan Instrumen yang digunakan adalah ansambel gonrang sipitu-pitu dengan pemain gonrang sebanyak dua orang, sarune satu orang, mongmongan satu orang dan pemain ogung satu orang. Instrumen yang digunakan adalah ansambel gonrang sipitu- pitu dengan pemain gonrang dua orang, sarune satu orang, mongmongan satu orang, dan ogung satu orang Instrumen yang digunakan adalah ansambel gonrang sipitu-pitu dengan pemain gonrang dua orang, sarune satu orang, mongmongan satu orang, dan ogung satu orang Fungsi Dalam hal ini dapat dilihat objek penelitian yang mengacu terhadap tari toping-toping yang digunakan dalam pertunjukan non- upacara dengan melihat fungsinya secara umum dan secara khusus dengan pertunjukan toping- toping yang disajikan dalam bentuk non- upacara Pesta rondang bittang merupakan pesta perayaan masyarakat Simalungun yang dilakukan setiap tahunnya dengan menunjukkan pertunjukan seni budaya Simalungun. Tari toping-toping ditampilkan dalam pesta rondang bittang untuk mengisi acara pertunjukannya, hingga jelas tari ini ditampilkan untuk acara hiburan dengan tujuan untuk pelestarian kebudayaan. wawancara dengan penari kelompok I Adapun kegiatan ini menari toping-toping digunakan tidak semata-mata untuk hiburan melainkan menambah kesadaran masyarakat Simalungun akan budayanya, mengingatkan apabila ada seseorang yang meninggal di saat uzur tetap menggunakan tradisi ini. wawancara kelompok II Kelompok ini megikuti acara pesta rondang bittang untuk mendukung pesta rakyat yang dilakukan masyarakat Simalungun setiap tahunnya. Pada saat seperti ini mereka banyak bertemu dengan keluarga-keluarga jauh yang belum sempat beertemu wawancara dengan kelompok III Universitas Sumatera Utara 69 Properti aspek ini melihat alat-alat pendukung yang digunakan dalam menyajikan tari toping- toping dengan bentuk proses penyajiannya maupun dalam bentuk materialnya Properti yang digunakan oleh penari , yaitu penari toping- toping daboru yang menggunakan baju kebaya lengkap dengan suri-suri, tandok, topeng berparas wanita yang terbuat dari tanah liat dengan kain hitam yang menutupi bagian kepala topeng dengan ijuk yang dianggap sebagai rambutnya. Sedangkan penari topeng dalahi mengenakan pakaian bermotifkan hiou Simalungun juga mengikatkan hiou di badannya secara diagonal, menggantungkan bahul-bahul , dan memakai topeng yang terbuat dari tanah liat berparas pria dengan kain putih yang menutupi bagian kepalanya. Penari huda-huda mengenakan pakaian merah putih bergaris dengan sarung yang menutupi sebagian badan dan kakinya, dan jelas penari ini berkepala burung Properti yang digunakan penari, yaitu penari toping daboru menggunakan kebaya dengan suri-suri, memakai topeng berparas wanita yang terbuat dari tanah liat, dengan kain hitam yang menutupi kepalanya lengkap dengan ijuk yang diibaratkan sebagai rambutnya. Sedangkan penari toping- toping dalahi menggunakan pakaian polang- polang dengan hiou diikat di badannya, menggantungkan bahul-bahul, dan memakai topeng berparas pria yang terbuat dari tanah liat dengan kain hitam yang menutupi bagian kepalanya. Penari huda- huda ditutupi dengan kain motif warna Simalungun merah hitam putih seluruh badan. Pakaian pemusik tidak Properti yang digunakan penari,yaitu penari toping-toping daboru yang menggunakan topeng berparas wanita, baju kemeja hitam lengan panjang dengan memakai rok bermotif hiou Simalungun, dan juga memakai hiou yang dikenakaan di bagaian lengan kanannya. Penutup kepala daboru menutupi bagian belakang kepala dengan kain hitam merah. Sedangkan toping- toping dalahi menggunakan topeng berparas pria lengkap dengan hiou yang diselendangkan saja di bagian kanan bahu, di situ juga digantungkan bahul-bahulnya. Pada topeng dalahi ini ditempelkan juga ijuk yang menyerupai rambutdengan kain hitam yang menutupi bagian kepalanya. Penari huda-huda masuk ke panggung dengan uang menempel di paruhnya. Motif perah hitam putih Universitas Sumatera Utara 70 enggang yang digerakkan dengan benang dari balik baju penari tersebut. Properti penari yaitu lengkap dengan seragam pemusik juga menggunakan gotong yang menjadi simbol sebagai pemusik. seragam, dan hanya pemain sarune yang mengenakan gotong. yang jadi warna khas Simalunugn menutupi badan pemain huda-huda seperti yang lainnya. Adapun topeng pada kelompok ini terbuatdari plastik dengan warna merah tua. Pemusik menggunakan pakaian yang seragam lengkap dengan gotongnya. Ritual hal ini merupakan sebuah persyaratan dalam pertunjukan tari toping-toping pra- penyajiannya dengan menunjukkan aspek religius yang terkandung di dalamnya Tidak ada ritual khusus yang digunakan untuk acara hiburan seperti di pesta rondang bittang. Tidak ada ritual yang digunakan pada saat menampilkan tari ini. Tidak ada ritual yang digunakan dalam menampilkan tari tradisi toping- toping.

4.3 Analisis Tari