Analisis Musik Analisis Pertunjukan Toping-Toping oleh Tiga Kelompok Toping-Toping pada Pesta Rondang Bittang ke XVIII di Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

74 g. Gerak bebas, gerakan ini ditunjukkan oleh semua penari tersebut di mana adanya gerakan improvisasi agar pertunjukan tersebut tidak monoton dan ini digunakan untuk hiburan canda saja.

4.4 Analisis Musik

Dalam bagian tulisan ini, penulis akan menganalisis musik yang mengiringi tari toping-toping pada pesta rondang bittang. Hal ini dapat dilihat hubungan dari kajian penulis yang membahas aspek pertunjukan tari toping-toing yang didukung dengan instrumen musik yang mengiringinya. Sebab kedua hal ini Universitas Sumatera Utara 75 musik dan tari merupakan bagian terikat yang saling mendukung untuk pertunjukan kesenian. Dalam terjemahan Rizaldi Siagian dengan buku Anthropology Music oleh Alan P. Meriam dijelaskan bahwa musik dan tari merupakan komponen yang tidak dipisahkan yang disebabkan adanya hubungan sebab akibat di dalamnya. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa musik untuk mengiringi tari toping-toping ini juga memiliki pengaruh terhadap pola gerak tari walaupun sebenarnya gerak yang ditampilkan kebanyakan improvisasi. Adapun alat musik yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan tari toping-toping tersebut sudah dijelaskan sebelumnya yaitu sarune, gonrang, gong, dan mongmongan. Beberapa alat musik ini adalah alat musik yang tergolong ansambel gonrang sipitu-pitu yang digunakan khusus untuk mengiringipertunjukan tari toping-toping ini. Tapi dalam kesempatan kali ini, penulis hanya mentranskrip alat musik sarune sebagai penghasil melodi mengingat peran melodi sarune ini mempengaruhi pola gerak penari. Penganalisisan musik yang dilakukan musik mengikuti pendekatan yang dibuat oleh Bruno Nettl yang melihat beberapa kriteria perbendaharaan nada yang terkandung dalam permainan melodi sarune tersebut. Dalam hal ini penulis mentrasnkripsi melodi sarune dengan unsur-unsur yang di dalamnya seperti tangga nada, wilayah nada, kontur, dan formula melodi. 1. Tangga nada Tangga nada dalam hasil transkripsi ini meliputi nada-nada yang dimainkan dalam melodi sarune dan nada-nada yang dimaksud merupakan Universitas Sumatera Utara 76 nada-nada pokok yang jelas terdengar. Sehingga penulis menuliskan terlebih dahulu nada-nada yang dipakai dalam permainan melodi sarune tersebut. Adapun melodi yang dimainkan memiliki tangga nada Bes-B-F- Fis-As-A-Bes’-Des-D-Es-E-F’. 2. Wilayah nada Wilayah nada dalam hal ini adalah nada-nada yang dimainkan oleh melodi sarune dengan melihat frekuensi antara nada terendah dengan nada tertinggi. Berdasarkan hasil transkripsi penulis maka dapat ditentukan wilayah nadanya adalah Bes-F’. 3. Kontur Kontur merupakan alur melodi dalam permainan sarune, dengan ini didukung pendekatan oleh Malm yang dapat dilihat dari beberapa jenis yaitu: a. Ascending, yaitu garis melodi yang sifatnya naik dari nada yang rendah ke nada yang tinggi. b. Descending garis melodi yang sifatnya turun dari nada yang tinggi ke nada yang rendah. Universitas Sumatera Utara 77 c. Pendulous, garis melodi yang sifatnya melengkung dari nada yang rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudian kembali ke nada yang lebih rendah, atau sebaliknya dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah dan kembali ke nada yang lebih tinggi. d. Terraced, garis melodi yang sifatnya berjenjang seperti anak tangga dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudian bergerak sejajar lalu bergerak ke nada yang lebih tinggi dan seterusnya akirnya berbentuk seperti anak tangga. e. Statis, yaitu garis melodi yang sifatnya tetap bergerak dalam ruang lingkup yang terbatas. Dan berdasarkan hasil transkripsi penulis, maka dapat ditentukan bahwa kontur dari melodi sarune tersebut adalah pendulous yang menggunakan nada yang mengayun mulai dari nada rendah ke nada tinggi kembali lagi ke nada yang rendah kemudian kembali lagi ke nada yang tinggi. Perhatikan contoh melodi berikut ini. Maka dihasilkan grafik nada seperti di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 78 4. Formula melodi Ada beberapa karakter yang ditawarkan oleh Nettl dalam menentukan bentuk melodi dalam satu komposisi yaitu dengan memperhatikan unsur- unsur melodi yang etrkandung di dalamnya baik itu berdasarkan pengulangan frasa, pengulangan ritem, trasnposisi, ataupun kesatuan dalam teks dalam musik. Untuk itu penulis membagikannya dalam bentuk frasa sehingga dapat melihat motif pada melodi yang dimainkan sarune tersebut. Perhatikan frasa melodi berikut ini. Frasa A Frasa B Frasa A’ Frasa B’ Universitas Sumatera Utara 79 Frasa C Frasa D Frasa E Jadi pola formula melodi yang digunakan dalam permainan sarune ini adalah A, B, A’, B’, C, D, dan E. Universitas Sumatera Utara 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan