14
1.5Metode Penelitian
Untuk memperoleh data secara sistematis, maka penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data
dengan menggambarkan ataupun memaparkan secara detail berupa ungkapan- ungkapan, suatu data ataupun suatu tingkah laku masyarakat. Di dalamnya juga
dilihat penyajian tari toping-toping untuk melihat karakteristik dari tari tersebut. Data yang diperoleh berdasarkan dari sumber data yang tepat melalui kata-kata
dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen ataupun bahan lainnya, sumber data tertulis, foto, dan rekaman.
Dalam mengumpulkan data-data yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab segala permasalahan yang ada, Nettl 1963:62-64 menawarkan dua
kerja lapangan yaitu field work dan desk work. Dalam penelitian lapangan saya berinteraksi langsung dengan penyaji tari toping-toping. Kegiatan ini dilakukan
dengan melihat dan mengamati pertunjukan tari tersebut.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Dalam melakukan penelitian terhadap objek penelitian, saya melakukan studi kepustakaan agar mendapatkan bahan-bahan tentang kesenian Simalungun
khususnya tradisional toping-toping ini. Dan selama studi di lapangan saya telah banyak mengumpulkan bahan-bahan berupa informasi yang berkaitan dengan
tulisan ini dengan melakukan banyak wawancara dengan beberapa tokoh
Universitas Sumatera Utara
15
masyarakat Simalungun, pemain toping-toping, hingga orang yang paling berpengalaman di bidang tradisi toping-toping ini.
Bahan tertulis yang berkaitan dengan objek tulisan ini saya cari dari tulisan ilmiah yang sudah pernah dibuat juga dalam skripsi sarjana
Etnomusikologi USU dan juga beberapa buku-buku yang mendasar tentang kebudayaan Simalungun. Salah satu tulisan ilmiah yang penting mengenai seni
pertunjukan toping-toping ini adalah skripsi sarjana yang ditulis oleh mahasiswa Etnomusikologi Rudi A S yang mendeskripsikan toping-toping pada masyarakat
Simalungun.
1.5.2 Kerja Lapangan
Pengumpulan data di lapangan meliputi observasi, wawancara, dan merekam pertunjukan toping-toping, dan mengambil beberapa foto untuk
dokumentasi. Sebelumnya saya memulai penelitian ini di bulan November tahun 2012 melaui observasi yang meliputi peninjauan dan pengamatan lokasi-
lokasi serta serta melihat pertunjukan toping-toping di beberapa tempat yang berbeda.
Dalam wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara terbuka dan tidak berstruktur. Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan tidak hanya pada
satu pokok masalah dan jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan menggunakan alat perekam. Dalam hal ini penulis menggunakan wawancara
Universitas Sumatera Utara
16
terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus pada pokok permasalahan dari pertanyaan yang penulis ajukan yang berhubungan dengan kebutuhan
penelitian. Penulis juga mengumpulkan data dari beberapa pemain toping-toping,
pemusik dan tokoh-tokoh adat Simalungun. Sebelum melakukan wawancara, penulis terlebih dahulu menetapkan informan yang dapat memberikan informasi
yang mendukung tulisan. Dalam penelitian terdapat dua jenis informan, yaitu informan pangkal dan
informan kunci. Sebelum melakukan penelitian lapangan penulis melakukan wawancara dengan informan pangkal, yaitu bapak Setia Dermawan Purba selaku
dosen Etnomusikologi. Melalui bapak Setia Dermawan Purba penulis mendapatkan informan yang dapat penulis jadikan sebagai informan kunci.
Penulis melakukan wawancara dengan mendatangi rumah Bapak Riduan Purba sebagai pemain toping-toping. Penulis tidak terfokus pada satu informan saja,
penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa pemain toping-toping lain dan orang-orang yang terlibat dalam pertunjukan toping-toping.
1.5.3 Kerja Laboratorium