Unsur-unsur dalam Menulis Dongeng
29
4. Tahap editing
Dalam tahap ini penulis mengedit tulisannya dengan jalan membaca seluruh tulisan kemudia memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat,
memperbaiki kesalahan saat mengetik, memperbaiki penomoran serta memperbaiki tanda baca.
5. Tahap publikasi
Tahap publikasi merupakan kegiatan mempublikasikan tulisan melaui berbagai kemungkinan misalnya memajang pada papan pajangan, atau
mengirimkan kepada penerbit redaksi majalah, surat kabar atau yang lainnya.
Menulis pada dasarnya merupakan upaya mengkomunikasi gagasan, ide pikiran pendapat melalui tulisan. Langkah-langkah dalam menulis
dongeng menurut Roni Tabroni 2007:57-59 mengemukakan bahawa 1.
Menentukan topik tulisan Topik harus di fokuskan pada satu permasalahan yang harus di
selesaikan. 2.
Menetukan tujuan tulisan Di saat menulis sebaiknya menentukan tujuan tulisan agar dapat jelas
di baca dan di yakinkan oleh pembaca, kejelasan tujuan tulisan sangat berhubungan dengan jenis tulisan dan refrensi yang harus di sediakan.
30
3. Mengumpulkan referensi
Tulisan yang bagus selalu di lengkapi dengan refrensi yang cukup. referensi bisa menambah kualitas dan bobot tulisan kita. Tulisan yang
bersifat fiksi cukup mencari ide, kemudian berkhayal, bercerita tentang suatu peristiwa yang terjadi.
4. Mulai menulis
Menulis kadang terasa sangat sulit dan berat. Meskipun sudah mempunyai ide dan referensi, tetapi masih bingung apa yang harus di tulis
terlebih dahulu. Untuk itu mulailah meulis tentang apa saja yang diingat jangan takut salah karena karena tidak ada satu karya pun yang benar-
benar sempurna. 5.
Melakukan pemeriksaan Editing Sebagai seorang penulis perlu memeriksa mengedit kembali
tulisannya secara kritis dan obyektif. Penulis perlu melakukan evaluasi menyeluruh untuk melihat kelemahan tulisan dan melakukan koreksi yang
di perlukan agar tulisan lebih baik. Untuk menulis selain mempunyai alas an-alasan kepenulisan perlu pula bekal pengetahuan untuk mewujudkan
sebuah tulisan. adapun bekal pengetahuan yang dimaksud adalah bagaimana langkah-langkah menulis menurut Peni N.H. 2010: 11-13
mengemukakan bahwa a menemukan ide; ide atau rancangan di dalam pikiran atau gagasan sangat penting dalam menulis dan tanpa ide akan
sulit untuk mulai menulis. Bagaimana menemukan ide, seorang penulis
31
tidak harus pergi ke berbagai tempat, namun bisa lewat membaca mendengar dan melihat. b mengumpulkan bahan; bahan-bahan yang
diperlukan untuk mengembangkan ide banyak, bahan tersebut berupa buku atau Koran yang ada kaitan dengan ide yang ada. c membuat kartu
imformasi; kartu tersebut digunakan untuk mencatat berbagai informasi yang diperoleh secara kebetulan atau terencana. d menyeleksi bahan;
untuk bahan yang tidak lolos seleksi atau tidak dipakai jangan di buang. Alasannya dimungkinkan bahan yang saat itu terbuang. Suatu ketika bias
digunakan untuk ide dan tema tulisan yang lain. d menetukan tujuan; setelah semua bahan terkumpul dan diseleksi, perlu dirumuskan tujuan.
Tulisan tanpa tujuan bias kehilangan arah. Tujuan menulis akan menetukan bentuk tulisan. misalnya saja tulisan yang bertujuan menghibur
pembaca akan berbeda bentuknya dengan tulisan yang bertujuan mengajak dan menghimbau pembaca. Zainurrahman 2010: 8-9 mengemukakan
bahwa proses menulis terdiri dari beberapa langkah yang harus, atau pasti, dilalui oleh seorang penulis. Tanpa langkah-langkah ini, tidak mungkin
sebuah tulisan yang baik bisa diciptakan. Langkah-langkah dalam proses menulis menurut Ken Hyland; a pemilik topik, b pra-tulis, c tulis, d
respon atas tulisan, e revisi, f respon atas revisi, g pengeditan, h evaluasi, i publikasi. Secara fisik, Sembilan langkah di atas terlihat
sebagai proses yang linier atau searah. Meskipun demikian, para perumus pendekatan ini menekankan pengulangan terhadap langkah-langkah
32
tertent, yakni tulis, respon atas tulisan , revisi, dan respon atas revisi. Setekah seorang penulis menuangkan idenya keatas kertas, maka wajib
tulisan tersebut ditandai sebagai draft kesatu. Langkah-langkah di atas merupakan sebuah proses rekursif dalam menulis.
Menurut Rini Kristiantari TT: 102 mengemukakan bahwa menulis sebagai proses atau serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase yaitu fase prapenulisan persiapan penulisan pengembanan isi karangan dan pascapenulisan telaah dan revisi atau penyempurnaan
tulisan. pendekatan proses dalam menulis, terutama bagi penulis pemula mudah diikuti. Pendekatan ini sangat membantu pemahaman dan sikap,
baik guru menulis atau pun penulis itu sendiri, bahwa menulis suatu proses kemampuan pelaksanaan dalam hasilnya diperoleh secara bertahap.
Artinya untuk menghasilkan tulisan yang baik umumnya orang melakukan berkali-kali.Sangat sedikit penulis yang dapat menghasilkan tulisan yang
benar-benar memuaskan dengan hanya sekali tulis.