Metodologi Penelitian dan PendeketanPenelitan

piagam, babad, suratkabar, prasasti, dll. Sumber artefact misalnya kapak, gerabah, perhiasan, manik-manik, candi, patung. Sumber yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh dari berbagai perpustakaan antara lain yaitu PerpustakaanPusat UNY, Laboratorium Sejarah UNY, Jogja Library Center, Perpustakaan ST. Kolase Ignatius Yogyakarta. Sumber-sumber yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan waktu dan asalnya sebagai berikut. a. Sumber Primer Louis Gottschalk mendefinisikan sumber primer sebagai kesaksian seorang saksi dengan matakepala sendiri atau dengan panca indera atau juga dengan alat mekanis yang selanjutnya disebut saksi pandangan mata. 23 Ada beberapa sumber primer yang menjadi acuan dalam penelitian ini. A. G Pringgodigdo. Undang-Undang No. 7 tahun 1953 tantang Pemilihan Umum. Mimbar Indonesia, No. 29. 1960. Mimbar Indonesia, No.31. 1960. Pedoman Rakyat “ Presiden Anjurkan Dikuburkan Partai Partai, 30 Oktober 1956. Pedoman Rakyat “ Parkindo setuju kabinet bubar”, 2 Januari 1957. Pedoman Rakyat “ Kesibukan Politik di Ibukota, 11 Januari 1957. 23 Louis Gottschalk, op.cit., hlm. 43. b. Sumber Sekunder Sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi mata dan tidak mengalami peristiwa yang dikisahkanya. 24 Sumber sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Yusril Ihza Mahendra. 1999 Modernisasi dan Fundamentalisme dalam Politik Islam Jakarta Selatan:Paramidana. Deliar Noer. 1987 Partai Islam di Pentas Nasional Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, Samsuri. 1967. Politik Anti Komunis. 2004 Yogyakarta:Safian Insani Press. Syaifullah. Gerak politik Muhamadiyah dalam Masyumi 1997 Jakarta: Anem Kosong Anem. 2. Verifikasi Verifikasi atau kritik sumber adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber. 25 Kritik sumber ini sangat diperlukan dalam penulisan sejarah. Kritik sumber yang dilakukan peneliti harus seobyektif mungkin, agar diperoleh data dan sumber yang benar-benar sesuai dengan penelitiannya. Kredibilitas data hanya bisa diperoleh dengan melakukan kritik sumber. 24 Ibid. hlm. 43. 25 Suhartono Wiryo Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm. 35. Kritik sumber terdiri dari dua bagian meliputi kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern biasanya digunakan para peneliti untuk melihat keaslian dari sumber yang didapat seperti kecacatan pada sebuah dokumen atau menguji otentisitas keaslian suatusumber. Sedangkan kritik intern dalam penulisan sejarah biasanya digunakan untuk melihat kebenaran dari sumber-sumber misalnya dokumen. Kritik internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitasdan realibilitassuatu sumber. Kritik sumber terhadap sumber yang peneliti peroleh dilakukan verifikasi baik secara fisik ataupun non fisik. Kritik sumber secara fisik dapat dilihat dari tinta dan tulisan yang menunjukkan bahwa sumber dapat digunakan sebagai sumber yang valid. Selanjutnya kritik sumber secara non fisik dapat dilihat dari muatan yang disajikan. Melalui muatan dapat dilihat tahun terbit, penulis, serta muatanisi yang disajikan menunjukkan bahwa sumber dapat digunakan sebagai sumber yang valid. 3. Interpretasi Interpretasi berarti menafsirkan atau member makna kepada fakta- fakta fact atau bukti-bukti sejarah evidences. 26 Interpretasi diperlukan karena tidak semua sumber sejarah bisa menjelaskan secara utuh peristiwa sejarah. Diperlukan interpretasi dari peneliti untuk memunculkan fakta yang utuh dari suatu sumber sejarah. Untuk menemukan fakta sejarah maka dilakukan sebuah analisis dan untuk 26 Ibid., hlm. 81. menyatukan hasil interpretasi penulis terhadap data yang diperoleh dilakukan sintesis. Ada dua macam interpretasi, yaitu analisis dan sintesis.Analisis berarti menguraikan. Dalam analisis, beberapa kemungkinan yang dikandung oleh suatu sumber sejarah dicoba untuk dilihat.Sintetis berarti menyatukan. Dalams intetis, beberapa data yang ada dikelompokkan menjadi satu dengan generalisasi konseptual. 27 Peneliti menganggap Partai Masyumi memiliki peranan besar bagi perkembangan Indonesia dan juga membawa arah baru bagi agama islam di Indonesia. 4. Historiografi Historiografi adalah penyajian hasil interpretasi fakta dalam bentuk tulisan. Dapat dikatakan historiografi sebagai puncak dari rangkaian kerja seorang sejarawan, dan dari tahapan inilah dapat diketahui “baik buruknya” hasil kerja secara keseluruhan. Dukungan sumber-sumber yang valid sertalengkap, akan membantu penelitian ini menjadi penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan pula sebagai referensi penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam penulisan sejarah, aspek kronologis sangat penting. 28 Penyajian penulisan dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian: 1 pengantar, 2 hasil penelitian, 3 simpulan. 27 Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 102-103. 28 Ibid., hlm. 104.

H. Pendekatan Penelitian

Proses rekonstruksi atau penggambaran peristiwa sejarah sangat tergantung pada pendekatan yang dilakukan dalam penelitian. 29 Pendekatan dalam penulisan sejarah digunakan untuk mempermudah pengkajian. Penelitian sejarah tidak hanya mencakup satu pendekatan saja melainkan beberapa pendekatan. Hal ini disebabkan sebagai upaya pengkajian secara multidimensional. Penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan anatar lain pendekatan politik dan sosial. 1. Pendekatan Politik Politik merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan negara dan pemerintahan. Pendekatan politik didefinisikan oleh Miriam Budiardjo adalah sebagai macam kegiatan dalam suatu sistem politik menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. 30 Pendapat lainnya yang mencoba mendiskripsikan persoalan tentang politik seperti Sartono Kartodirdjo. Menurutnya, pendekatan politik adalah pendekatan yang mengarah pada struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, hiererki sosial, pertentangan dan lain sebagainya. 31 29 Hariyono, Mempelajari Sejarah secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, hlm. 97-98. 30 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008, hlm. 8. 31 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah,. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992, hlm. 144. Pendekatan politik digunakan untuk mengetahui kondisi politik Partai Masyumi dimana kondisi setelah pemilu 1955 Masyumi berkembang kemudian mulai hancur perlahan dengan adanya kebijakan baru Presiden Soekarno sehingga tahun 1960 diibubarkan Presiden. 2. Pendekatan Sosial Sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan aktifitas sosial dalam kehidupan bersama, perkembangan metodologi sejarah menjadi dekat dengan ilmu sosial sebab dalam sejarah penggunaan konsep- konsep umum yang sering digunakan dalam ilmu sosial. Dengan catatan selama penggunaan itu untuk ilmu kepentingan analisis sehingga menambah kejelasan dalam eksplanasi serta interpretasi sejarah. Konsepsi Presiden Soekarno tentang disatukannya partai pemenang pemilu 1955 ternyata mendapat pro kontra dari berbagai kalangan partai. Partai Masyumi secara organisasi melarang anggotanya turut serta dalam kabinet. Menurut Masyumi prosedur yang ditempuh soekarno bertentangan dengan UUD dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Anggota Partai Masyumi yang masuk ke kabinet terpaksa dikeluarkan seperti Pangeran Noor sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Partai lain yang semula menolak konsepsi Soekarno seperti NU yang mulai akomodatif dengan menerima dan mengirim wakil dalam Kabinet Juanda. Natsir bersama Sjarifuddin kemudian terbang ke Sumatera Barat untuk memimpin PRRI yang didukung masyarakat Sumatera Barat.

I. Sistematika Pembahasan

Guna memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai penulisan ini, sedikit penjelasan terhadap garis besar penulisan “Perkembangan Politik Partai Masyumi Pasca Pemilu 1955”, yaitu : BAB 1 PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka dan historiografi yang relevan, metode penelitian dan pendekatan penelitian serta sistematika pembahasan. BAB II. Latar belakang berdirinya Partai Masyumi. a. Berdirinya Partai Masyumi b. Tokoh Pendiri Partai Masyumi c. Tujuan Pembentukan Partai Masyumi d. Sistem Anggota Partai Masyumi e. Program Politik Partai Masyumi BAB III Bagaimana perkembangan Politik Partai Masyumi pada Demokrasi Parlementer 1950-1955. a. Masa Awal Kemerdekaan 1945-1949. b. Perkembangan Politik Partai Masyumi Masa Demokrasi Parlementer 1950-1955. 1. Kabinet Natsir. 2. Kabinet Dr.Sukiman. 3. Kabinet Wilopo