Berdirinya Partai Masyumi LATAR BELAKANG BERDIRINYA PARTAI MASYUMI

Terbentuknya MIAI menjadi kekuatan baru yang menggetarkan pemerintahan kolonial Belanda, pemerintah kolonial merasa usahanya sia-sia meskipun sudah melakukan pembuangan pemimpin nasional serta beberapa. Justru kaum muslim malah menjadi lebih gigih dalam menata perjuangan mereka. MIAI merupakan perwujudan kalangan elite tokoh politik Islam untuk menyalurkan kekuatan menghadapi kolonial. MIAI kemudian menjelma menjadi organasasi Islam tumbuh dari masa kolonial hingga ke masa pendudukan Jepang. Kedatangan Jepang pada Maret 1942, mempunyai pengaruh besar untuk partai. Partai dilarang melaksanakan kegiatannya kecuali MIAI yang dibiarkan berdiri kemudian diganti dengan Masyumi. MIAI terus dibiarkan berdiri karena Jepang menganggap bahwa keuatan Indonesia merupakan kekuatan muslim, Jepang menggunakan MIAI sebagai sarana mempersatukan muslim di bawah Jepang. Kekuatan MIAI yang kuat akhirnya menyebabkan Jepang mengambil sikap untuk memobilisir muslim. Hal ini menunjukan pengaruh kekuatan umat yang kuat sehingga Jepang merasa perlu menggunakan kekuatan Islam dibawah kaki tangannya kemudian membentuk Masyumi sebagai ganti MIAI. Hingga akhirnya pasca kemerdekaan 1945 terbentuk Masyumi baru murni Indonesia. Pada 1944 kekuatan umat Islam semakin berkembang dengan terbentuknya Hizbullah sebagai kekukatan militer muslim. Kekuatan yang terhimpun merupakan langkah positif yang harus diapresiasi ke dalam wujud kemerdekaan. Pada 17 Agustus 1945 Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.Pasca kemerdekaan mulai tumbuh dan berkembang partai politik terutama dimulai saat pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah No. X tanggal 3 November 1945, pemerintah tentang anjuran mendirikan partai politik maka partai-partai politik pun lahir. Dalam pembentukan partai politik tampak jelas dari pengorganisiran yang terpengaruh ikatan agama, suku dan kedaerahan.Hadirnya partai politik yang pada mulanya merupakan partai yang berdiri sabagai partai lanjutan pada masa pergerakan nasional. Maklumat tersebut menegaskan pemerintah akan anjuran pendirian partai, partai tersebut antara lain Masyumi Majelis Syuro Muslimin Indonesia murni Indonesia lihat lampiran 1 halaman 101. 5 Partai Masyumi berdiri pada kongres tanggal 7-8 November 1945 sepenuhnya merupakan hasil karya pemimpin-pemimpin umat Islam dalam sebuah Muktamar I slam Indonesia bertempat digedung Madrasah Mu’allimin Muhamadiyah, Yogyakarta. 6 Kongres tersebut juga mengikrarkan Masyumi adalah salah satu partai politik Islam di Indonesia dan partai Masyumi-lah yang akan memperjuangkan nasib umat Islam Indonesia. Partai Masyumi muncul sebagai partai yang mengakar di masyarakat Indonesia, karena di isi organisasi utama yaitu NU, Muhamadiyah, Perserikatan Umat Islam hingga berkembang dengan masuknya organisasi baru. Apabila dikaitkan dengan 5 Lambang Partai Masyumi berwujud Bulan Bintang. 6 Syaifullah. Gerak politik Muhamadiyah dalam Masyumi. Jakarta: Anem Kosong Anem, 1997, hlm.141. tahun 1945 maka pembentukan partai Masyumi merupakan aspirasi umat Islam sebagai cerminan dan potensi yang kuat dan konkret. Dipahami pula pembentukan partai Masyumi dipandang sebagai jawaban positif umat muslim. Jawaban atas respon Maklumat Presiden 3 November 1945dengan mendirikan partai Masyumi Majelis Syuro Muslimin Indonesia yang dianggap partai dengan berasaskan Islam waktu itu. Pasca kemerdekaan merupakan perwujudan dari pemikiran politik. PNI Partai Nasionalis Indonesia mewakili golongan Nasionalis, PKI Partai Komunis Indonesia mewakili komunis sedangkan partai Masyumi mewakili golongan agama Islam.Percaturan lebih nyata ketika pemilu 1955 dimana partai saling memperjuangkan ideologinya masing-masing. Menurut M. Natsir Partai Masyumi adalah seluruh daripada cita-cita pandangan hidup dari ummat Muhammad yang telah ditanamkan benihnya di Indonesia semenjak berabad-abad.Masyumi adalah Hasrat dari umat Islam yang diwakili oleh para pemuka agama yang berasal dari seluruh Indonesia.Cita cita dan pandangan hidup ini telah turut mengakar di bangsa Indonesia.Perjuangan yang sudah dilakukan tokoh-tokoh Islam di masa lalu membuktikan agama Islam yang menginginkan sebuah kemenangan serta wujud kemenangan tanpa ada penindasan atas hak-hak mereka. 7

B. Tokoh Pendiri Partai Masyumi

Masyumi didirikan oleh beberapa tokoh Islam, motif pembentukan Masyumi dari para tokoh partai politik dan gerakan keagamaan Islam yang 7 Herbert Feith dan Lance Castles, Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965, Jakarta: LP3ES, 1988, hlm. 211. sudah berkembang sejak zaman pergerkan nasional. Tokoh tersebut seperti Agus Salim, Prof. Abdul Kahar Muzakhar, Dr. Soekiman Wirosandjojo, Ki Bagus Hadikusumo, Mohamad Mawardi, Abdul Wahid Hasim, Muhammad Natsir. Keputusan didirikannya Masyumi oleh tokoh tersebut bukan hanya sekedar keputusan biasa melainkan sebuah keputusan dari seluruh umat muslim melalui wakil-wakilnya. Hal ini jelas terbukti terlebih ketika para wakil yang duduk di posisi partai Masyumi merupakan para tokoh pemimpin muslim. 8 Tokoh-tokoh tersebut mewakili kalangan dan merupakan para pemimpin umat seperti Agus Salim merupakan bekas tokoh SI, Dr. Sukiman mantan pemimpin SI, Abdul Kahar Muzzakir dan ki Bangun Hadikusumo adalah tokoh modernis Muhamadiyah. Motif tokoh-tokoh karena didorong oleh keinginan menyatukan politik Islam ke dalam satu wadah. 9 Suasana setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, adalah suasana yang sesuai untuk mendirikan partai.Zaman pergerakan partai dan organisasi Islam yang ada dihimpun untuk menghadapi permasalah sosial sehingga perlu satu wadah untuk mempersatukan mereka. Keterwakilan berbagai tokoh Islam mencerminkan Masyumi sebagai “partai tunggal Islam di Indonesia” menurut Yusril Ihza Mahendra di dorong oleh pandangan modernisme yang positif dan optimis dalam memandang pluralisme. Perbedaan pendapat antara sesama kelompok Islam, haruslah 8 Syaifulloh, op.cit, hlm. 142. 9 Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam politik sosial. Jakarta Selatan: Paramadina, 1999, hlm. 62 . dilihat sebagai rahmat dari Tuhan, karena perbedaan itu “tidak bersifat fundamental, tetapi hanya berhubungan dengan masalah-masalah furu iyah perkara-perkara kecil. 10 Tidaklah mengherankan jika tokoh-tokoh tersebut mengambil peranan penting dalam Masyumi. Perkara-perkara besar suasana politik dan sosial yang seharusnya disikapi menurut tokoh partai Masyumi adalah suasana revolusi Indonesia dan suasana persaingan berbagai golongan ideologi dalam masyarakat Indonesia. Suasana setelah revolusi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang diproklamasikan Soekarno merupakan proses membentuk dan mempertahankan negara yang diusahakan dengan cara revolusi, memunculkan berbagai kelompok politik saling bersaing memperebutkan kekuasaan dan pengaruh. 11 Ideologi berupa komunis nasionalis dan agama serta muncul ideologi baru sosialisme. Keberadaan persaingan ideologi mulai muncul diawal kemerdekaan ketika tokoh dari golongan islam, komunis dan sosialis terlibat perbedaan tentang PPKI Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 21 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa Indonesia merdeka hanya ada satu partai tunggal yang dinamakan PNI. Percaturan politik yang panas mulai timbul persaingan serta tekanan dari luar yang saling menggelorakan ideologi masing-masing ada kala peropaganda ideologi sering berlangsung. Jawaban atas respon yang ditujukan kepada partai Masyumi adalah membentuk gagasan negara 10 Ibid, hlm. 65. 11 Ibid, hlm. 67.