f. Pilsbryoconcha exilis Kijing
Cangkang memiliki panjang 6,8 dan lebar ± 4 cm, Bentuk: oval, memanjang, membulat di bagian anterior dan meruncing di posterior, agak lonjong, cangkang
tipis, berwarna coklat. Habitat kerang ini di daerah mangrove dan muara sungai. Masih dapat hidup dalam kadar oksigen yang sedikit. Untuk lebih jelasnya tertera
pada Gambar 4.2.6 berikut;
Gambar 4.2.6 Pilsbryoconcha exilis kijing
4.3 Klasifikasi dan Jenis Bivalvia yang didapat pada Stasiun Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di estuari mangrove Belawan didapatkan jenis Bivalvia yang terdiri dari 4 ordo, 5 famili dan 5 genus dan 6
spesies Tabel 4.3;
Tabel 4.3 Klasifikasi dan Jenis Bivalvia yang didapat pada Stasiun Penelitian
Ordo Famili
Genus Spesies
Stasiun 1
2 3
4
1.Arcoida Arcidae
Anadara
1. Anadara
granosa √
√ -
- 2.
Anadara gubernaculum
√ √
√ -
2.Eulamellibranchia Unionidae Pilsbryoconcha 3.
Pilsbryoconcha exilis
- -
√ √
3.Pterioida Pinnidae
Atrina 4. Atrina pectinata
- √
- √
4.Veneroida Tellinidae
Tellina
5. Tellina
exerythra -
√ -
√
Corbiculidae Polymesoda
6. Polymesoda
expansa √
- √
√ Jumlah jenis
3 4
3 4
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
√
= didapatkan ; - = tidak didapatkan Ada dua spesies yang ditemukan pada setiap stasiun namun ada satu
stasiun tidak ditemukan yaitu Anadara gubernaculum dan Polymesoda expansa tabel 4,3. Rendahnya salinitas pada stasiun 4 yaitu 17,33‰ diduga penyebab
tidak ditemukannya Anadara gubernaculum pada stasiun ini. Menurut Sundari 2002 kisaran salinitas yang dapat mendukung kehidupan Bivalvia pada suatu
perairan berkisar antara 30-35 ‰. Dan rendahnya kandungan substrat pasir pada stasiun ini 47 juga diduga menyebakan Anadara gubernaculum tidak
ditemukan.
Tidak ditemukannnya Polymesoda expansa pada stasiun 2 hal ini diduga dipengaruhi oleh kandungan fosfat yang tinggi 0,281 mgl, BOD
5
yang rendah 0,5 mgl, dan fraksi substarat pasir yang tinggi 71 jika dibanding dengan
stasiun 1, stasiun 3 dan stasiun 4.
Dibandingkan dengan hasil penelitian di tempat lain, hasil dari penelitian di estuari mangrove Belawan digolongkan sedang. Penelitian Dermawan Br.
Sitorus 2008 di Pantai Labu, mendapatkan 5 spesies. Penelitian Lamria Banjarnahor 2010 di Sungai Asahan, mendapatkan 12 genus. Penelitian
Ariska,Septiani Dewi 2012 di Muara Karang Tirta Pangandaran, mendapatkan 5 spesies. Penelitian Subekti 2007 di Teluk Meru Banyuwangi, mendapatkan 6
spesies.
Jenis-jenis Bivalvia yang didapatkan dalam penelitian ini merupakan jenis- jenis yang umum ditemukan dengan cukup mudah di estuari Belawan. Hasil yang
didapatkan tersebut belum dapat menggambarkan kekayaan jenis Bivalvia secara keseluruhan. Kemungkinan jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah yang
didapat, karena belum mencakup seluruh ekosistem estuari mangrove Belawan. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan peralatan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Nilai Kepadatan, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Bivalvia Pada Masing-masing Stasiun Penelitian. Tabel 4.4 Nilai Kepadatan Populasi indm2, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Bivalvia pada
setiap stasiun penelitian
Genus ST1
ST2 ST3
ST4 Jlh
K KR
FK Jlh
K KR
FK Jlh
K KR
FK Jlh
K KR
FK
Anadara granosa 33
20,061 52,381
100 23
13,982 31,507
100 Anadara gubernaculums
25 15,198
39,683 100
36 21,884
49,315 100
2 1,216
3,077 20
Atrina pectinata 9
5,471 12,329
70 2
1,216 3,636
20 Pilsbryoconcha exilis
26 15,805
40 100
22 13,374
40 90
Polymesoda expansa 5
3,040 7,937
50 37
22,492 56,923
100 27
16,413 49,09
100 Tellina exerythra
5 3,040
6,849 40
4 2,432
7,274 30
Total 38,298
100 44,377
100 39,514
100 33,435
99,99
34
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis diperoleh nilai kepadatan K, kepadatan relatif KR dan frekuensi kehadiran FK yang bervariasi. Anadara granosa memiliki nilai
Kepadatan Populasi K, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK Bivalvia tertinggi pada stasiun 1 dengan nilai masing-masing sebesar 20,061
indm
2
, 52,381 , 100 . Nilai K, KR, FK terendah terdapat pada jenis Polymesoda expansa
dengan nilai masing-masing sebesar 3,040 indm
2
, 7,937 , 50 tabel 4.4.
Tingginya nilai kepadatan Anadara granosa atau kerang darah disebabkan oleh faktor fisik-kimia air. pH air 7,1-7,2 dan pH substrat 6,7-6,8 yang sangat
mendukung untuk pertumbuhan kerang darah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme pada umumnya antara 7 – 8,5. Kodisi perairan yang sangat asam
maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi Barus, 2004.
Anadara gubernaculum memiliki nilai Kepadatan Populasi K, Kepadatan
Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK tertinggi pada stasiun 2 yaitu masing- masing sebesar 21,884 indm
2
, 49,315 , 100 tabel 4.4. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisik kimia yaitu pH air 7,1-7,2, pH substrat 6,7-6,9 dan Salinitas
27,66 ‰. Nilai K, KR, FK terendah terdapat pada jenis Tellina exerythra masing-masing sebesar 3,040 indm
2
, 6,849 , 40 . Hal ini diduga disebabkan kondisi kimia air yang kurang mendukung bagi pertumbuhan Tellina exerythra
atau kepah. Rendahnya kepadatan populasi Tellina exerythra kepah disebabkan oleh toleransi kerang tersebut kurang terhadap salinitas yang tinggi pada stasiun
itu. Anadara cocok pada salinitas yang tinggi sedangkan Tellina lebih cocok hidup pada salinitas rendah pada daerah estuaria dan mangrove Nurdin et
al .,2006.
Universitas Sumatera Utara
Polymesoda expansa memiliki nilai Kepadatan Populasi K, Kepadatan
Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK tertinggi yaitu masing-masing sebesar 22,492 indm
2
, 56,923 , 100 . Nilai K, KR, FK terendah terdapat pada genus Anadara gubernaculum
masing-masing sebesar 1,216 indm
2
, 3,077 , 20 pada stasiun 3 tabel 4.4. Tingginya Kepadatan Populasi K Polymesoda expansa
disebabkan jenis kerang cocok hidup pada habitat yang memiliki substrat lumpur yang tinggi.
Kepadatan terendah pada Anadara gubernaculum 1,216 indm
2
diduga disebabkan oleh toleransi kerang tersebut kurang terhadap salinitas yang rendah
17,66 ‰. Anadara kurang cocok pada salinitas yang rendah pada daerah estuaria dan mangrove Nurdin et al.,2006. Dan fraksi substrat pasir yang rendah 49
juga diduga penyebab rendahnya kepadatan Anadara gubernaculum.
Polymesoda expansa merupakan jenis yang memiliki Kepadatan Populasi
K, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK tertinggi di stasiun 4 yaitu masing-masing sebesar 16,413 indm
2
, 49,090 , 100 . Jenis Atrina pectinata
merupakan jenis kerang yang memiliki nilai K, KR, FK terendah dengan nilai masing-masing sebesar 1,216 indm
2
, 3,636 , 20 tabel 4.4. Tingginya kepadatan Polymesoda expansa diduga oleh faktor fisik kimia air yang memiliki
salinitas rendah yaitu 17,33 ‰ tabel 4.1.
Secara keseluruhan nilai total kepadatan tertinggi Bivalvia yang ditemukan pada setiap stasiun penelitian terdapat pada stasiun 2 dengan total nilai
kepadatan sebesar 44,377 indm
2
, total kepadatan terendah terdapat pada stasiun 4 yaitu sebesar 33,435 indm
2
. Hal ini disebabkan faktor fisik kimia air pada stasiun 2 lebih mendukung untuk pertumbuhan Bivalvia dibandingkan dengan stasiun
lainnya seperti, pH air, pH substrat dan oksigen terlarut DO.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Indeks Keanekaragaman H’ dan Kemerataan E’