Habitat dan Penyebaran Bivalvia

b. Prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, tersusun atas kristal-kristal CaCO 3 c. Nakreas, merupakan lapisan terdalam disebut juga lapisan mutiara, tersusun atas kristal CaCOз yang halus dan berbeda dengan kristal-kristal pada lapisan prismatik. berbentuk prisma. Selain oleh cangkang, tubuh dan organ dalam Bivalvia diselubungi oleh mantel. Mantel berbentuk jaringan tipis dalam cangkang. Selain itu pada mantel terdapat lubang tempat masuknya air yang disebut Inhalent Siphon dan Incurrent Siphon yang terletak kearah posterior dan bentuknya panjang. Insang tersusun dari lembaran berupa lamella yang berbentuk seperti sisir Hickman, 1996. Pergerakan Bivalvia dibantu oleh kaki di antara valves yang melebar atau mengait pada dasar material dengan mekanisme tarik ulur dan kontraksi otot. Aktivitas ini diaktivasi dari keluar masuknya darah ke dalam sinus otot-otot kaki Nybakken et al., 1982. Bivalvia tidak memiliki kepala dan mata di dalam tubuhnya. Bivalvia terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaki, mantel dan organ dalam. Kaki dapat ditonjolkan di antara dua cangkang tertutup, bergerak memanjang dan memendek berfungsi untuk bergerak Robet et al, 1982 dalam Syafikri, 2008 .

2.2 Habitat dan Penyebaran Bivalvia

Moluska mempunyai penyebaran yang luas, karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga dapat hidup hampir di semua tempat yang bermacam- macam di dasar yang lunak, karang, padang lamun, atau rumput laut dan juga di pantai. Daya adaptasi inilah yang menyebabkan adanya perbedaan jenis yang terdapat di suatu habitat Budiman,1985 dalam Pratami, 2005. Pola sebaran beberapa jenis moluska yang dominan dipengaruhi oleh substrat tempat hidup, frekuensi, serta lama ketergenangan terhadap pasang surut Nybakken, 1992. Universitas Sumatera Utara Habitat dari moluska tergantung pada ketersediaan makanan yang berupa detritus dan makroalgae serta kondisi lingkungan yang terlindung oleh gerakan air. Ketidakmerataan penyebaran dan variasi tertentu kelimpahan serta komposisi spesies infauna di daerah subtidal merupakan akibat gangguan secara terus- menerus yang disebabkan oleh gerakan air atau aktivitas biologis seperti pemangsaan Nybakken, 1992. Distribusi kelimpahan jenis moluska juga dipengaruhi oleh diameter rata-rata butiran sedimen, kandungan debu dan liat, adanya cangkang-cangkang mati dan kestabilan substrat. Kelimpahan dan keanekaragaman jenis epifauna meningkat pada dasar substrat yang banyak mengandung cangkang-cangkang mati Driscol Brandon, 1973. Menurut kebiasaan hidupnya, pelecypoda digolongkan ke dalam kelompok makrozobentos dengan cara pengambilan makanan melalui penyaringan zat-zat tersuspensi yang ada di dalam perairan atau filter feeder Heddy, 1994. Mengklasifikan Bivalvia ke dalam kelompok pemakan suspensi, penggali dan pemakan deposit. Oleh karena itu jumlahnya cenderung melimpah pada sedimen lumpur dan sedimen lunak Nybakken, 1992. Moluska yang hidup di laut mempunyai dua tipe penyebaran yaitu penyebaran secara horizontal dan penyebaran secara vertikal. Pada umumnya batas teratas dan terendah penyebaran satu jenis moluska pada suatu daerah dipengaruhi oleh hubungan timbal balik dari beberapa faktor lingkungan, mulai dari derajat keterbukaan terhadap pukulan ombak, panjang massa air berada diatas permukaan, batas maksimum dan minimum suhu air dan udara, ada tidaknya pesaing makanan, dan ada tidaknya pemangsa dan ketersediaan makanan Budiman, 1985 dalam Pratami, 2005. Berdasarkan habitatnya Bivalvia dapat dikelompokkan ke dalam Sumich, 1992: Universitas Sumatera Utara a. Bivalvia yang hidup di perairan mangrove. Habitat mangrove ditandai oleh besarnya kandungan bahan organik, perubahan salinitas yang besar, kandungan oksigen yang minimal dan kandungan H 2 b. Bivalvia yang hidup di perairan dangkal S yang tinggi sebagai hasil penguraian sisa bahan organik dalam lingkungan yang miskin oksigen. Contoh jenis Bivalvia yang hidup di daerah mangrove; Oatrea spesies dan Gleonia cocxans. Bivalvia yang hidup di perairan dangkal dikelompokkan berdasarkan lingkungan tempat di mana mereka hidup antara lain; hidup di garis pasang tinggi, hidup di daerah pasang surut dan yang hidup di bawah garis surut terendah sampai kedalaman 2 meter. Contoh jenis yang hidup di daerah ini adalah; Vulsella sp, Osterea sp, Maldgenas sp, Mactra sp dll. c. Bivalvia yang hidup di lepas pantai Habitat lepas pantai adalah wilayah perairan sekitar pulau yang kedalamannya 20- 40 meter. Jenis Bivalvia yang ditemukan di daerah ini seperti; Plica sp, Chalamis sp, Amussium sp, Pleuronectus sp, Malleu albus, Solia sp, Pinctada maxima dll.

2.3 Ekologi Wilayah Pesisir