Dukungan Instrumental yang Diberikan Keluarga Pada Anak Penderita Kanker Darah

99

C. Temuan Penelitian

Selain keempat dimensi dalam bentuk-bentuk dukungan sosial keluarga yang telah dibahas diatas, peneliti mendapatkan hasil temuan penelitian mengenai permasalahan yang dihadapi oleh ketiga subyek. Dari memiliki permasalahan yang hampir sama yaitu berupa kecemasan, stress, pola asuh yang diterapkan pada anak, serta penerimaan diri terhadap penyakit anak. Adapun pembahasan mengenai permasalahan yang dihadapi oleh ketiga subyek adalah sebagai berikut:

1. Subyek 1: IT

IT merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 37 tahun yang berasal dari Kebumen. Pada awal November 2015 anak IT terkena demam selama semalam, pagi harinya anaknya terlihat pucat. Banyak orang yang melihat dan menanyakan mengapa anaknya terlihat pucat. Melihat keadaan anaknya yang seperti itu, IT membawa anaknya ke Puskesmas namun tetap saja tidak ada perubahan. Khawatir ada gangguan dari makhluk ghaib, IT membawa anaknya ke orang pintar namun tetap saja tidak ada perubahan. Pada akhir November IT menyadari bahwa anaknya menjadi mudah lelah dan sering meminta untuk digendong. Akhirnya IT membawa anaknya ke RSUD Kebumen. Di RSUD anaknya didiagnosa terkena ALL, IT sama sekali tidak tahu apa itu ALL. IT segera mencari informasi mengenai penyakit itu dengan menanyakan kepada teman-teman kerjanya, mereka menyarankan agar IT membuka internet. Setelah mencari di 100 internet IT mendapatkan kata Leukimia pada definisi dari ALL. Muncullah kekhawatiran pada diri IT dan suaminya. Anaknya dirawat selama satu minggu di RSUD namun tidak juga kembali ceria seperti sebelumnya. Dari RSUD merujuk anaknya untuk menjalani pengobatan di RS Sardjito. Berdasarkan rujukan tersebut IT bersama keluarga mengantar anaknya ke RS Sardjito untuk mengetahui apakah anaknya benar terkena kanker darah atau tidak. Hasil cek laboratrium dari RS Sardjito menunjukkan bahwa anaknya memang terkena kanker darah jenis ALL-SR. Anaknya harus dirawat untuk beberapa waktu di di rumah sakit tersebut untuk selanjutnya menjalani proses kemoterapi. Awalnya IT tidak bisa terima kalau ternyata anaknya harus menderita penyakit kanker darah. IT dan suaminya sempat merasakan kecemasan yang luar biasa, dengan berdampak pada tidak nafsu makan dan berat badan sampai menurun. Kecemasan tersebut dikarenakan mereka harus jauh dari keluarga terdekat di Kebumen, mereka juga masih memiliki satu anak laki-laki sebagai kakak dari IT. Setelah beberapa hari anaknya dirawat, IT mulai berkenalan dengan teman- teman sesama orang tua disana. IT mendapatkan semangat baru, bahwa tidak hanya dirinya yang mengalami musibah ini. Banyak juga keluarga maupun sahabat dari Kebumen yang datang untuk memberikan dukungan kepada IT. Selain itu CI, anak IT juga terdaftar sebagai anggota dari Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja, dari situlah semangat IT kembali muncul. IT mulai mengabaikan rasa cemasnya 101 dan fokuskan pada pengobatan yang dijalani anaknya. IT juga menitipkan anak pertamanya kepada adiknya, serta sering berkomunikasi via telepon dengan anak pertamanya. Setelah beberapa waktu dirawat di rumah sakit, IT membawa anaknya untuk tinggal di Rumah Kita RK yang merupakan fasilitas dari Yayasan. IT mulai mengenal dekat teman-temannya disana. IT dikenal baik, ramah dan perhatian oleh teman-temannya. Saat ini IT fokuskan untuk merawat CI, anaknya yang menderita kanker darah. IT awalnya adalah seorang yang aktif di masyarakat, IT juga bekerja sebagai guru PAUD. Setelah anaknya didiagnosa menderita kanker darah jenis ALL-SR, IT memutuskan untuk berhenti bekerja dan tidak lagi aktif di masyarakat. IT harus bersabar menjalani kemoterapi yang dijalani anaknya selama 111 minggu atau kurang lebih dua tahun. Proses pengobatan yang dijalani oleh anaknya baru berjalan selama 6 bulan. Pola asuh yang diterapkan IT kepada anak cenderung mengalami perbedaan. IT menjelaskan bahwa sebelum anaknya didiagnosa kanker darah, anaknya bisa mandiri. Sedangkan sekarang anaknya sangat manja dan untuk mengurangi sakit yang diderita anak IT berusaha sedapat mungkin selalu berada didekat anak terutama saat melakukan kemoterapi secara rutin.

2. Subyek 2: MS

MS merupakan seorang kepala rumah tangga yang berusia 39 tahun yang berasal dari Brebes. Anak MS diketahui menderita kanker