Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Memperkaya khasanah keilmuan tentang pemahaman proses pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan program studi Pengembangan Masyarakat Islam; b. Memberikan informasi bagi penelitian yang serupa agar dapat melakukan penyempurnaan demi kemajuan ilmu pengetahuan tentang proses pemberdayaan, SDM pemberdaya, kepemimpinan, lingkungan, kewirausahaan sosial, tingkat keberdayaan masyarakat dan tingkat pendapatan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyrakat sekitar hutan; c. Sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi program studi Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 2. Kegunaan dalam lingkungan praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk menyusun kebijakan kehutanan yang berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat sekitar hutan untuk mewujudkan kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat; b. Hasil penelitian diharapkan menjadi tambahan informasi bagi semua stakeholders untuk bahan masukan dalam menyusun strategi dan program penyuluhan kehutanan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

E. Strategi Pemberdayaan

Dalam melakukan proses pemberdayaan maka yang harus dilakukan adalah mengatasi masalah dengan mewujudkan harapan. Harapan yang telah dirumuskan melalui temuan masalah dapat diwujudkan dengan strategi-strategi yang direncanakan. Berikut merupakan tabel temuan masalah, harapan, dan strategi pemberdayaan. Tabel 1.2. Temuan Masalah, Harapan, dan Strategi Pemberdayaan No Tematisasi Masalah Harapan Strategi 1 Sumber daya manusia Masyarakat berada dalam posisi lemah dalam hal tawar menawar hasil panen Masyarakat berada dalam posisi kuat dalam hal tawar menawar hasil panen 1. Pendidikan pengelolaan jagung 2. Membentuk tim inisiator pendidikan pengelolaan jagung 2 Sumber daya alam Sumber daya hutan belum terkelola dengan baik dalam rangka meningkatka n kualitas hidup masyarakat Sumber daya hutan dapat terkelola dengan baik dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat 1. Mempermudah akses pasar pertanian jagung 2. Membentuk usaha bersama 3 Ekonomi masyarakat Belum tertatanya manajemen keuangan keluarga Tertatanya manajemen keuangan keluarga 1. Pemahaman tentang manajemen keuangan keluarga 2. Pendidikan manajemen keuangan keluarga Dari tabel di atas dapat diketahui tiga masalah yang menjadi penyebab kemiskinan petani hutan, antara lain: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Masyarakat belum memiliki kapasitas untuk mengelola sumber daya hutan jagung dalam meningkatkan kualitas hidup Masyarakat petani hutan umumnya menanam palawija. Di satu sisi terdapat sebuah potensi besar dalam hal pertanian yaitu tanaman jagung. Hampir sebagian dari pesanggem atau penggarap lahan di bawah tegakan milik perhutani menanam jagung. Pesanggem biasanya menjual hasil panen jagungnya tanpa diolah sehingga harga jualnya rendah. Masyarakat tidak memiliki kapasitas yang lebih dikarenakan tidak ada pendidikan tentang pengelolaan sumber daya hutan utamanya jagung dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mereka. Masyarakat sekitar hutan awam terhadap pengetahuan-pengetahuan baru tentang pengelolaan sumber daya hutan yang inovatif dan kreatif. Hal itu disebabkan karena tidak ada yang menginisiasi pendidikan tentang pengelolaan sumber daya hutan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. 2. Masyarakat berada dalam posisi lemah dalam hal tawar menawar hasil panen Karena masyarakat hutan belum memiliki kreatifitas dalam mengelola hasil panen, akhirnya hasil panen hanya dijual dalam bentuk mentah saja. Atau kalaupun diolah, hasil panen itu diolah dalam bentuk olahan yang bernilai jual rendah, seperti pati singkong dan jagung pipil. Hal itu disebabkan karena minimnya akses pasar dalam pemasaran hasil panen. Umumnya masyarakat memasarkan hasil panennya di Pasar Sukosari atau di Pasar Rejowinangun yang berjarak lebih kurang 2 kilometer dari Desa Parakan. Dikarenakan masyarakat menjual hasil panennya di tempat yang juga merupakan daerah penghasil komoditas yang sama, maka jumlah permintaan terhadap barang