Pengolahan Hasil Pertanian Jagung
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. Pendidikan manajemen keuangan keluarga
Pendidikan manajemen keuangan keluarga diadakan pada tanggal 3 Desember 2016 bertempat di RT. 07 tepatnya di rumah Yani 43 tahun Anggota
LMDH “Bukit Rimba Utama” Desa Parakan. Pendidikan manajemen keuangan keluarga ini diadakan dengan tujuan agar masyarakat dapat mengelola keuangan
keluarga dengan bijak. Karena sesuai dengan fakta yang ada bahwa penghasilan masyarakat petani hutan lebih kecil dari pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah
tangga setiap hari. Sehingga diperlukan manajemen keuangan keluarga yang baik untuk mengatasi hal tersebut.
Gambar 7.8. Pengisian Angket Survey Ekonomi Keluarga
Sumber : Dokumentasi peneliti
Kegiatan pendidikan yang didampingi oleh Sudarto 56 tahun yang merupakan ket
ua LMDH “Bukit Rimba Utama” ini berjalan dengan antusias masyarakat yang cukup tinggi. Terdapat 7 orang yang hadir dalam kegiatan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pendidikan ini. Dalam kegiatan ini masyarakat petani hutan yang hadir sebelumnya dipersilahkan untuk mengisi angket survey belanja rumah tangga
terlebih dahulu. Butuh waktu yang lama untuk mengisi angket tersebut, dikarenakan beberapa yang hadir tidak dapat membaca dan menulis sehingga
perlu dibantu oleh peserta yang lain, dan adapula yang merasa malu jika penghasilan dan pengeluarannya diketahui oleh peserta yang lain. Tetapi hal itu
tidak menjadi hambatan untuk melanjutkan kegiatan pendidikan. Setelah mengisi angket survey belanja rumah tangga, peserta pendidikan bersama-sama
menghitung jumlah pengeluaran dan pemasukan mereka perbulan, hingga diketahui permasalahan perekonomian mereka. Hingga selanjutnya fasilitator
menjelaskan pentingnya mengelola keuangan keluarga agar dapat seimbang antara pemasukan, pengeluaran, dan tabungan.
2. Praktek kerupuk jagung
Praktek kerupuk jagung ini merupakan salah satu kelas praktek yang diadakan dalam rangka untuk memanfaatkan hasil panen jagung menjadi sesuatu
yang mempunyai nilai tambah. Kegiatan praktek pembuatan kerupuk jagung ini diadakan pada tanggal 23 Januari 2017 di sekretariat LMDH “Bukit Rimba
Utama” Desa Parakan dengan didampingi oleh ahli pengolahan hasil pertanian Trenggalek dari Lembaga Pelatihan dan Pengolahan Hasil LP2H Tani Makmur
Trenggalek. Dalam praktek kerupuk jagung in diawali dengan melakukan analisa usaha, dengan membandingkan antara keuntungan yang diperoleh jika masyarakat
memanfaatkan jagung untuk dijual pada tengkulah dengan keuntungan jika jagung
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dimanfaatkan sebagai olahan makanan yang tentu mempunyai nilai jual lebih tinggi.
Gambar 7.9. Suasana Praktek Kerupuk Jagung
Sumber : Dokumentasi pribadi
Terdapat 8 perempuan anggota LMDH “Bukit Rimba Utama” yang hadir, sehingga dapat dikatakan tingkat antusias masyarkat tani hutan dalam kegitan ini
cukup tinggi. Karena kegiatan ini menyajikan ilmu yang baru untuk masyarakat petani hutandan juga dikarenakan peserta merupakan perempuan yang
mempunyai kegemaran memasak, maka kegiatan ini menjadi sanagt manarik untuk mereka. Pada awalnya mereka mengeluhkan permodalan untuk memulai
usaha. Tetapi hal itu dapat diatasi karena pada dasarnya kita mulai dari usaha tani bersama, maka seala kebutuhan tani dan pengelolaan hasil pertanian ditanggung
bersama-sama menggunakan sistem gotong-royong khas pedesaan. 3.
Praktek kue kering jagung Sama seperti praktek kerupuk jagung, praktek pembuatan kue kering
jagung ini diadakan pada hari yang sama dan tempat yang sama dengan praktek
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kerupuk jagung, pesertanya pun sama. Hanya saja perbedaannya pada praktek kue kering jagung ini rasa ingin tahu masyarakat semakin tinggi. Karena kue kering
jagung merupakan jenis makanan yang sangat baru untuk mereka dan kue kering jagung juga memiliki pasar yang menjanjikan. Mereka menginginkan
memproduksi kue kering jagung ini dalam jumlah yang banyak untuk dijadikan sebagai ladang usaha.
Gambar 7.10. Suasana Praktek Kue Kering Jagung
Sumber : Dokumentasi peneliti
4. Praktek pengemasan produk
Praktek pengemasan produk ini dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2017 di sekretariat LMDH “Bukit Rimba Utama” Desa Parakan dengan didampingi
oleh peneliti. Peneliti mengajak masyarakat untuk bersama-sama belajar dan berinovasi membuat desain kemasan produk makanan yang menarik dan efektif
sebagai langkah untuk meningkatkan nilai jual suatu produk. Meskipun tidak semuanya peserta praktek dapat mempergunakan alat pembuat kemasan, tetapi
tingkat antusias peserta praktek pengemasan produk ini cukup tinggi yaitu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
terdapat 6 orang anggota LMDH “Bukit Rimba Utama” yang hadir dan mengikuti proses pembelajaran.
Gambar 7.11. Salah Satu Warga sedang Mempraktekan Inovasi Kemasan Produk
Sumber : Dokumentasi peneliti
Pada awalnya kelas tidak begitu menarik dikarenakan peserta kegiatan ini mengalami kebuntuan untuk mendesain produk makanan. Tatapi tidak
menyurutkan semangat mereka untuk mendapatkan kemasan yang menarik yang akan digunakan sebagai kemasan produk yang akan mereka jual bersama. Hingga
akhirnya ada salah seorang warga lokal yang bernama Subandi 52 tahun yang begitu kreatif. Karena pengalamannya yang pernah bekerja di tempat pengolahan
hasil pertanian di Kabupaten Trenggalek, Subandi mampu untuk membuat desain kemasan dengan berbagai bentuk yang dapat ditiru dan diaplikasikan oleh
masyarakt tani hutan dengan mudah. Pada tabel di bawah ini peneliti akan memaparkan ringkasan dari hasil
pertemuan kegiatan pengolahan hasil pertanian jagung di Desa Parakan selama 5 kali pertemuan melalui tabel partisipasi dan perkembangan berikut ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 7.2. Tabel Partisipasi dan Perkembangan Kegiatan Pengolahan Hasil Pertanian Jagung
PHPJ Ke
Tema Fasili
Tator Keha
diran Tingkat
Antusia s
Refleksi
1 Pendidikan
manajemen keuangan
keluarga Ketua
LMDH “Bukit
Rimba Utama”
Desa Parakan
7 Cukup
tinggi Tingkat kehadiran peserta
pendidikan manajemen keuangan keluarga cukup
tinggi. Keuangan keluarga tani hutan tidak tertata
dengan bijak. Masyarakat lebih memilih
menggunakan uangnya untuk membeli sepeda
motor dari pada untuk investasi pendidikan atau
aset tanah.
2 Praktek
kerupuk jagung
Ahli pengolahan
hasil pertanian
Trenggalek 8
Cukup tinggi
Tingkat kehadiran masyarakat dalam praktek
ini cukup tinggi. Sebagian masyarakat sudah
mengerti langkah membuat kerupuk. Tetapi
pembuatan kerupuk jagung ini terbilang baru
untuk mereka.
3 Praktek kue
kering jagung
Ahli pengolahan
hasil pertanian
Trenggalek 8
Cukup tinggi
Tingkat kehadiran masyarakat dalam praktek
ini cukup tinggi. Praktek pembuatan kue kering
jagung in sangat baru untuk masyarakat.
4 Praktek
pengemasa n produk
Fasilitator 6
Cukup tinggi
Tingkat kehadiran masyarakat cukup tinggi
dalam praktek pengemasan produk cukup
tinggi. Sebagian masyarakat sudah dapat
mengemas dengan rapi. Dalam praktek ini
masyarakat belajar tentang pengemasan produk
dengan inovasi baru.
Sumber : Diolah dari hasil evaluasi kegiatan Sekolah Tani Hutan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan produksi dan pemasaran olahan jagung yang t
elah dilakukan oleh anggota LMDH “Bukit Rimba Utama” Desa Parakan sebelum dan setelah dilaksanakan kegiatan pengolahan hasil
pertanian jagung. Jumlah rata-rata kehadiran masyarakat dalam kegiatan pengolahan hasil
pertanian jagung adalah sebagai berikut: �� � − � � ℎ� � � =
� �ℎ ℎ� � � �
� �
�ℎ � �
= + + + +
= , Dari 5 kali pertemuan dalam kegiatan pengolahan hasil pertanian jagung,
rata-rata terdapat 7 peserta yang hadir. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kehadiran masyarakat petani hutan dalam kegiatan pengolahan hasil pertanian
jagung ini adalah cukup tinggi.