Kondisi Keagamaan Membangun kemandirian anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Rimba Utama Desa Parakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek melalui pengembangan usaha tani bersama.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kegiatan sosial keagamaan mayarakat Desa Parakan yaitu adanya kelompok tahlilan yang serentak diadakan pada hari rabo malam kamis untuk perempuan dan kamis malam jum’at untuk kaum laki-laki, yang diadakan bergiliran di rumah-rumah warga di setiap RT masing-masing. Memang tahlilan adalah salah satu kegiatan keagamaan yang ada di Desa Parakan mengingat jumlah masyarakat yang beragama Islam jauh lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang beragama lain. Hanya ada 4 orang yang beragama Kristen di Desa Parakan, selebihnya beragama Islam. Gambar 4.2. Kegiatan Yasin dan Tahlil Perempuan Desa Parakan Sumber : Dokumentasi peneliti Selain dilaksanakan bergantian di rumah-rumah warga di RT masing- masing, kegiatan keagamaan juga berpusat di masjid atau musholla. Seperti sholat berjamaah, latihan qasidah al-banjari, dan kegiatan dzikrul ghafilin atau sholat malam berjamaah di masjid. Adapun jumlah sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan di Desa Parakan antara lain. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Tabel 4.6. Sarana dan Prasarana Keagamaan Desa Parakan No Jenis Prasarana Jumlah buah 1 Masjid 9 2 Langgarsuraumusholla 21 Sumber : Data profil Desa Parakan tahun 2015 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sarana dan prasaran keagamaan di Desa Parakan cukup banyak. Dari 20 RT di Desa Parakan terdapat 9 masjid dan 21 musholla.

F. Hubungan Sosial Masyarakat

Letak Desa Parakan yang dekat dengan pusat kota tidak mempengaruhi keberadaan tradisi kedesaan masyarakat. Desa Parakan merupakan bagian dari rangkaian masyarakat Jawa yang sangat kental dengan adat istiadat dan mitos- mitos serta kearifan lokal local wisdom yang hingga saat ini masih dipegang teguh dan dipercayai. Bahkan masyarakat Jawa menganggap, hal tersebut bisa digunakan sebagai pegangan untuk mengetahui kehidupan di masa-masa yang akan datang. Sebagai penduduk desa masyarakat Desa Parakan tidak melupakan gotong royong sebagai kearifan lokal yang paling mendasar. Hal itu dapat terlihat dalam keseharian masyarakat di lingkungannya. Masyarakat yang ada masih memiliki hubungan sosial yang sangat kuat. Gotong royong seolah menjadi peraturan wajib yang harus dilaksanakan oleh masyarakat. Nilai gotong royong dilaksanakan sebagai bentuk rasa menghormati dan juga membantu kepada tetangga atau kerabat. Akan ada perasaan malu kepada digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tetangga atau kerabat lainnya jika tidak ikut membantu. Gotong royong juga tidak hanya sekedar membantu dan menghargai saja. Dalam gotong royong juga menyimpan cara untuk menciptakan dan mewujudkan rasa kekeluargaan. Gotong royong dilakukan secara suka rela dan tanpa pamrih karena dilakukan atas nama kekeluargaan. Tidak jarang dalam urusan bertani masyarakat sering melakukan kerja bersama dengan saudara-saudara dan tetangga. Seperti pada saat mengolah tanah untuk pertanian, masyarakat saling membantu sehingga dapat mengurangi beban yang dikerjakan. Dalam membangun sarana dan prasaran mayarakat Desa Parakan juga sudah terbiasa dengan cara gera’an kerja bakti. Sebagaimana contoh kerja bakti yang dilakukan warga untuk membersihkan jalan dan saluran irigasi dari tanah longsor. Masyarakat Desa Parakan pada waktu itu yang terdiri dari warga sekitar lokasi tanah longsor dan kelompok tani bersama-sama membersihkan jalan dan saluran irigasi secara bergiliran. Gambar 4.3. Kerja Bakti Untuk Membersihkan Tanah Akibat Longsor Sumber : Dokumentasi peneliti