Strategi Pemberdayaan Membangun kemandirian anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Rimba Utama Desa Parakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek melalui pengembangan usaha tani bersama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. Masyarakat belum memiliki kapasitas untuk mengelola sumber daya hutan
jagung dalam meningkatkan kualitas hidup Masyarakat petani hutan umumnya menanam palawija. Di satu sisi
terdapat sebuah potensi besar dalam hal pertanian yaitu tanaman jagung. Hampir sebagian dari pesanggem atau penggarap lahan di bawah tegakan milik perhutani
menanam jagung. Pesanggem biasanya menjual hasil panen jagungnya tanpa diolah sehingga harga jualnya rendah. Masyarakat tidak memiliki kapasitas yang
lebih dikarenakan tidak ada pendidikan tentang pengelolaan sumber daya hutan utamanya jagung dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mereka.
Masyarakat sekitar hutan awam terhadap pengetahuan-pengetahuan baru tentang pengelolaan sumber daya hutan yang inovatif dan kreatif. Hal itu
disebabkan karena tidak ada yang menginisiasi pendidikan tentang pengelolaan sumber daya hutan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.
2. Masyarakat berada dalam posisi lemah dalam hal tawar menawar hasil panen
Karena masyarakat hutan belum memiliki kreatifitas dalam mengelola hasil panen, akhirnya hasil panen hanya dijual dalam bentuk mentah saja. Atau
kalaupun diolah, hasil panen itu diolah dalam bentuk olahan yang bernilai jual rendah, seperti pati singkong dan jagung pipil.
Hal itu disebabkan karena minimnya akses pasar dalam pemasaran hasil panen. Umumnya masyarakat memasarkan hasil panennya di Pasar Sukosari atau
di Pasar Rejowinangun yang berjarak lebih kurang 2 kilometer dari Desa Parakan. Dikarenakan masyarakat menjual hasil panennya di tempat yang juga merupakan
daerah penghasil komoditas yang sama, maka jumlah permintaan terhadap barang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dagangan itu sedikit. Atau kalaupun ada permintaan maka harganya cenderung murah. Minimnya akses pasar ini disebabkan karena belum ada usaha bersama
dalam mengelola dan memasarkan hasil panen. 3.
Belum tertatanya manajemen keuangan keluarga Belum tertatanya manajemen keuangan keluarga diindikatori oleh jumlah
pemasukan yang lebih kecil dibandingkan dengan pengeluran rumah tangga. Hal ini biasa dialami oleh petani hutan Desa Parakan, padahal sumber daya hutan yang
mereka miliki sangatlah melimpah. Hal itu disebabkan karena masyarakat belum paham tentang pentingnya manajeman keuangan keluarga yang baik dan bijak.
Biasanya untuk mengatasi pemasukan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pemasukan, masyarakat hutan memanfaatkan hewan ternak sebagai
investasi atau meminjam di kerabat terdekat. Masyarakat belum paham akan pentingnya manajemen keuangan keluarga yang baik dan bijak karena selama ini
belum ada pendidikan tentang manajemen keuangan keluarga.