Pentas Jaranan sebagai Hiburan Masyarakat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang dibawakan dalam mengiringi tarian semuanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu eling atau ingat pada
sang pencipta. Di Desa Parakan, kesenian jaranan sangat menjadi idola masyarakat.
Terlebih karena cerita ynag unik, juga karena sudah menjadi tradisi masyarakat untuk menyelenggarakan festifal kesenian jaranan setiap tahun baru.
Secara filosofis alat musik yang digunakan dalam mengiringi tarian jaranan memiliki makna yang berbeda, kendang berbunyi
“ndang ndang tak ndlab
” mempunyai makna “yen wis titiwancine ndang-ndango mangkat ngadeb marang pengeran
” yang mempunyai arti kalau sudah waktunya cepat-cepat bangun menghadap tuhanmu, dalam melakukan ibadah jangan suka ditunda-
tunda. Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional Jaranan
ini seringkali juga mengandung unsur ritual. Karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang pawang hujan akan melakukan ritual, untuk mempertahankan
cuaca agar tetap cerah mengingat pertunjukan biasanya dilakukan di lapangan terbuka.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Gambar 4.5. Pawang dan Dukun Melakukan Ritual Sebelum Pentas Jaranan
Sumber : Dokumentasi peneliti
Pertunjukan Jaranan di Desa Parakan ini berisi beberapa tarian yaitu tari Buto Lawas, tari Senterewe, dan tari Begon Putri. Pada fragmen Buto Lawas,
penari berwujud kepala raksasa berwajah seram buto dan badan manusia. Fragmen selanjutnya adalah tari senterewe, biasanya ditarikan oleh para pria saja
dan terdiri dari 4 sampai 6 orang penari. Beberapa penari muda menunggangi kuda anyaman bambu dan menari mengikuti alunan musik. Pada bagian ini
menggambarkan tentang kehidupan manusia yang di dalamnya berisi keserasian, keseimbangan dan perbedaan atau perselisihan dalam hidup. Dalam
perjuangannya meniti kehidupan , penari diganggu oleh perwujudan setan yang divisualisaskan dengan penari topeng thethek melek yang berwajah
menyeramkan, lucu, cantik yang gerakan tariannya sengaja mengecoh dan mengganggu para penari agar berbuat kesalahan. Selanjutnya, penari yang hanyut
oleh penari topeng akan kesurupan ndadi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Setelah itu ada bagian tari yang menggambarkan perwatakan manusia berkepala naga, sebuah simbol angkara murka diperankan dengan tari barong dan
tari celengan yang mengandung maksud menggambarkan kehidupan di hari pembalasan. Pada fragmen terakhir, dengan gerakan-gerakan yang lebih santai,
enam orang wanita membawakan tari Begon Putri, yang merupakan tarian penutup dari seluruh rangkaian atraksi tari Kuda Lumping.
Gambar 4.6. Seorang Warga Tengah Berfoto dengan Barongan
Sumber : Dokumentasi peneliti
Dari pementasan kasenian jaranan yang diadakan setiap awal tahun di Desa Parakan, masyarakat berharap agar diberikan kehidupan yang lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id