62
Indonesia diperkuat dengan arti nama Iwan Tanzil yang hanya dapat diartikan dengan bahasa Indonesia dan bahasa sansekerta.
“Iwan” menurut bahasa Indonesia
yaitu bumi atau tumbuhan dan ”Tanzil” berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti keindahan surga.
Tanda indeks nomer tiga merupakan tahun kelahiran komposer. Pembagian era dalam konteks musik dapat diklasifikasikan melalui beberapa hal
yang salah satunya adalah tahun kelahiran komposer. Iwan Tanzil lahir di era modern 1963. Klasifikasi zaman musik menyatakan bahwa musik modern
berkisar antara tahun 1910-saat ini. Tanda indeks nomor empat merupakan tanda petunjuk untuk tangan kiri.
Notasi dan tanda panah tersebut mengacu pada hubungan eksistensi antar tanda. Notasi menunjukan nada yang harus ditekan tanpa dibunyikan oleh tangan kiri,
tanda panah menunjukan teritorial penggunaan tanda tersebut dan secara visual tanda tersebut memiliki perbedaan dengan notasi pada umumnya.
Tanda indeks nomer lima merupakan tanda yang mengacu pada teknik permainan tangan kiri. Tanda tersebut berhubungan dengan tanda indeks nomor
empat. Tanda indeks nomer lima memiliki tujuan agar pemain memukul senar pada nada yang ditunjukan oleh partitur dengan jari tangan kiri. Kesan
auditif
yang dihasilkan oleh hubungan tanda indeks nomor empat dan lima adalah munculnya nada ke-2 yang secara visual ditunjukan oleh notasi dalam kurung.
Tanda indeks nomor enam merupakan tanda
hammering on
yang mengacu pada salah satu teknik tangan kiri pada permainan gitar. Istilah tersebut banyak
digunakan dalam teknik permainan gitar
electric
. Namun, kemunculan tanda
63
tersebut dalam partitur gitar klasik memberi kesan berbeda dibandingkan penggunaannya didalam gitar
electric
. Kesan perkusif muncul sebagai akibat tanda tersebut dan pada dasarnya komposer ingin merepresentasikan sesuatu yang
berhubungan dengan kesenian kuda lumping melalui penggunaan tanda tersebut. Tanda indeks nomor tujuh merupakan tanda yang mengacu pada
penggunaan jari tangan kanan dan senar yang digunakan. Gitar klasik memiliki petunjuk penggunaan tangan kanan yang salah satunya adalah
pulgar
p dan angka dalam lingkaran sebagai petunjuk penggunaan senar. Tanda tersebut
memiliki tujuan agar jari
pulgar
ibu jari menekan
fingerboard
pada senar nomor lima dan kesan auditif muncul sebagai nada ke-2.
3. Makna Tanda-tanda Tipe Simbol
Dari identifikasi dan klasifikasi pada tabel di atas, ditemukan beberapa tanda tipe indeks pada teks
The Spirit of Kuda Lumping in Trance.
Tanda-tanda bersama maknanya dijelaskan melalui tabel 4. Tabel ini diadaptasi dari segitiga
elemen makna Peirce.
Tabel 4:Makna Tanda – Tanda Tipe Simbol
No Tanda
Objek
Interpretant
1.
Ulangan harafiah
Teknik pengolahan
motif Pengolahan
motif dengan
menggunakan pengulangan
harafiah akan
menimbulkan
kesan tertentu.
64
2. Kadens
Akhir dari
sebuah kalimat
Kadens memberikan
kesan disetiap akhir frase dan dan
menentukan frase
tersebut kedalam frase Tanya ataupun
frase jawab.
3. Tanda-tanda
ekspresi
misterioso, molto
ritmico, tranquillo,
scuro, meno
mosso
Tanda musik Gabungan dari dinamika dan
tempo yang memiliki tujuan membantu interpretan dalam
menginterpretasikan sebuah
karya.
4. Tanda
tempo
Tanda musik yang mengacu
pada kecepatan
Tanda tempo merupakan tanda yang menentukan kecepatan
pada sebuah karya. Satuan hitungan
tempo adalah
bpm
beat per minutes
.
Tanda simbol nomor satu merupakan penggunaan teknik pengulangan motif. Pengulangan motif merupakan teknik komposisi berupa pengulangan.
Kesan yang timbul dalam teknik pengulangan ini yaitu kesan penegasan pada sesuatu hal dan kesan
monotone
yang sengaja ditonjolkan dalam sebuah karya musik. Keseluruhan dari karya
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
pada dasarnya menggunakan teknik pengolahan motif repetisipengulangan. Tema
pokok diulang-ulang dengan perkembangan ritme, melodi dan progresi. Hal ini mengacu pada pola iringan kuda lumping yang juga merupakan rangkaian
repetisipengulangan.
65
Tanda simbol nomor dua merupakan penggunaan kadens. Kadens merupakan salah satu poin terpenting dalam sebuah karya, yang memiliki fungsi
sebagai penanda frase tanya dan jawab dalam kalimatperiode musik. Secara umum kadens memiliki aturan. Namun, dalam karya
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
, kadens tidak dinyatakan dengan cara yang konvensional. Kadens pada karya tersebut lebih menekankan
kesan “selesailah sesuatu” dan kesan mengambang yang memiliki hakikat layaknya kalimat Tanya.
Tanda simbol nomor tiga merupakan tanda ekspresi. Tanda ekspresi merupakan gabungan dari tanda tempo dan dinamika. Tanda-tanda tersebut secara
tidak sadar merupakan suatu presepsi yang bersifat konvensional. Karya
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
memiliki tanda ekspresi, seperti: 1
Misterioso,
dalam bahasa indonesia berarti misterius. Presepsi masyarakat tentang sesuatu yang misterius merupakan presepsi yang bersifat konvensional. Jika
dikaitkan dengan kesenian kuda lumping, masyarakat akan sepakat ketika iringan dan fenomena-fenomena supranatural pada kesenian tersebut terkesan misterius
sehingga pembaca teks akan menginterpretasikan suasana misterius dan mengaplikasikannya ke dalam sikap saat membawakan karya tersebut; 2
molto ritmico
, merupakan tanda ekspresi yang mengacu pada ritme.
Molto ritmico
dalam bahasa indonesia berarti sangat berirama. Tanda ini memotifasi tanda yang
dirujuknya dengan tujuan membantu pemain dalam menginterpretasikan karya tersebut.
Pemain gitar
klasik yang
berasal dari
Indonesia dapat
menginterpretasikan tanda tersebut dikarenakan pengalaman estetis yang berasal dari budaya tanah kelahiranya, yang secara umum menyatakan bahwa iringan
66
kuda lumping memiliki parameter-parameter yang berbeda dengan dengan iringan-iringan musik barat dan salah satunya adalah karakter irama; 3
Tranquillo
, merupakan tanda yang merujuk pada suasana.
Tranquillo
dalam bahasa Indonesia mempunyai arti tenang. Pemain gitar klasik sepakat bahwa
tenang dapat diwujudkan melalui
tone, duration, pitch
dan
volume
. Kesepakatan- kesepakatan berupa kualitas
tone, duration, pitch
dan
volume
juga tampak pada kemunculan tanda-tanda tipe simbol yang lain, seperti:
secure, meno mosso, dolce,
dll. Tanda tipe simbol nomor empat merupakan tanda tempo. Tanda tempo
merupakan tanda yang berhubungan dengan waktu dan memiliki satuan bpm
beatminutes.
Tempo pada karya
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
adalah tempo 144. Secara umum, tanda tersebut bisa diartikan dalam satu menit terdapat
144 denyutan. Tempo sangat berkaitan dengan suasana suatu karya musik. Kesalahan tempo merupakan suatu kesalahan vatal yang mengakibatkan sebuah
karya kehilangan jati dirinya. Pesan yang hendak disampaikan juga akan terasa kabur sebagai akibat kesalahan interpretasi dalam konteks tempo.
C. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Analisa pada Tanda dan Makna Tanda-tanda Tipe
Ikon
Dari hasil analisa tanda pada karya
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
karya Iwan Tanzil di atas ditemukan empat tanda yang bersifat ikon. Dari kelompok tanda ini, kesenian kuda lumping direpresentasikan melalui tanda itu
sendiri dan hubungan antar tanda yang secara holistik merupakan media
67
komunikasi komposer dan pembaca teks musik. Tanda-tanda yang tampak pada teks musik
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
digolongkan menjadi dua, yaitutanda yang bersifat konvensional dan non-konvensional. Tanda kunci G
merupakan salah satu tanda yang bersifat konvensional dan digunakan komposer sebagai tanda yang mengacu pada
range
nada gitar. Kemunculan tanda tersebut menyatakan bahwa
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
merupakan karya musik untuk gitar yang merepresentasikan unsur-unsur kuda lumping. Salah satu
unsur dari kesenian kuda lumping adalah iringan musik kuda lumping yang dihasilkan dari instrumen-instrumen musik, seperti: saron, demung, kendang,
gong, dan lain-lain. Instrumen yang digunakan dalam iringan kuda lumping sebagian besar merupakan instrumen perkusi bernada maupun tidak bernada.
Berdasarkan hubungan tanda dan objeknya melalui persamaan atau simulasi pada teks
The Spirit of Kuda Lumping in Trance, Interpretan
menunjukan bahwa unsur-unsur iringan pada kesenian kuda lumping direpresentasikan melalui tanda
yang menghasilkan
special effect
, yaitu
tambora
dan
golpe
. Secara
auditif,
penggunaan tanda
golpe
dan
tambora
menunjukan bahwa instrumen-instrumen perkusi bernada dan tidak bernada direpresentasikan melalui tanda tersebut.
Era modern sangat dekat hubunganya dengan pergeseran fungsi tanda dan penciptaan tanda baru, dalam konteks teks musik. Salah satu pergeseran fungsi
pada teks
The Spirit of Kuda Lumping in Trance
tampak dalam penggunaan
double staff
. Pada umumnya,
double staff
yang terdapat pada partitur gitar memiliki petunjuk agar pemain memainkan salah satu
staff
tersebut. Namun, ketika kemunculan
double staff
tersebut dihubungkan dengan tanda-tanda yang