Pengertian Struktur Komposisi DESKRIPSI TEORI

12 6 Perbesaran nilai nada augmentation of the value Suatu pengolahan melodis yang menggandakan nilai nada, sehingga melodi seakan-akan lebih lambat. Secara tidak langsung, perbesaran nilai nada merubah ritme sebelumnya. 7 Pemerkecilan nilai nada diminuation of the ambitus Suatu pengolahan melodis yang membagi nilai nada sehingga melodi seakan-akan lebih cepat. Secara tidak langsung, pemerkecilan nilai nada merubah ritme sebelumnya. b. Frase Frase merupakan anak kalimat lagu, dalam tulisan musik lazim ditandai dengan lengkung pengikat Banoe, 2003: 334. Menurut Joseph 2005: 59, istilah frase dalam musik merupakan gabungan beberapa motif menjadi satu. Frase dalam melodi terdiri atas frase pertanyaan dan frase jawaban. Frase merupakan bagian dari kalimat lagu seperti dalam kalimat bahasa dan dinyanyikan dalam satu pernafasan. Frase sederhana biasanya terdiri atas dua atau empat birama. Kalimat musik terbentuk dari sepasang frase dan dua kalimat musik atau lebih akan membentuk lagu. Fungsi frase ada dua, yaitu: 1 Kalimat pertanyaan frase antecedens Kalimat pertanyaanfrase antecedens merupakan awal kalimat biasanya birama 1-4 atau 1-8, disebut pertanyaan atau kalimat depan karena biasanya berhenti dengan nada yang mengambang atau 13 biasa disebut dengan koma. Pada umumnya kalimat ini berhenti di dominan. 2 Kalimat jawaban frase consequens Kalimat jawaban frase consequens merupakan bagian kedua dari kalimat biasanya birama 5-8 atau 9-16, disebut sebagai jawaban karena melanjutkan pertanyaan dan berhenti dengan akor tonika. Kalimat jawaban memberikan kesan selesailah sesuatu di nada akhir kalimatnya. 3. Harmoni Harmoni merupakan elemen musikal yang didasarkan atas penggabungan nada secara simultan, sebagaimana dibedakan oleh rangkaian nada-nada dan melodi. Melodi merupakan sebuah konsep horizontal, sedangkan harmoni merupakan konsep vertikal, oleh sebab itu harmoni sangat berhubungan dengan akor Miller via Bramantyo, 1998: 48. Menurut Kodijat 1989: 32, menyatakan bahwa harmoni merupakan selaras, sepadan, bunyi serentak menurut harmoni, yaitu pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akor serta hubungan antara akor yang satu dengan akor yang lainya. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, harmoni merupakan rangkaian gerak nada secara simultan, selaras dan sepadan yang memiliki hubungan antara nada-nada dan akor serta akor dengan akor lainnya. 14 4. Tema Menurut Syafiq 2003: 299, tema adalah rangkaian nada yang merupakan pokok bentukan sebuah komposisi karena sebuah komposisi dapat memakai lebih dari satu tema. Menurut Rahma 2013:1, tema merupakan kumpulan dari beberapa kalimat musik. Tema merupakan gagasan utama dalam sebuah komposisi musik. Pada umumnya sebuah komposisi musik merupakan kumpulan dari beberapa tema. Disisi lain, tema merupakan wajah dari sebuah komposisi musik yang memberikan penekanan-penekanan tertentu sehingga pendengar memiliki pemahaman tertentu pada saat mendengarkan sebuah komposisi musik 5. Kadens Menurut Sumaryanto 2001, wujud penerapan harmoni lebih lanjut dalam musik yaitu berupa rangkaian kord progresi kord yang mengiringi suatu melodi atau ritme tertentu dan rangkaian kord yang berada pada bagian akhir suatu melodi, frase,atau ritme disebut kadens Cadence .Banoe 1997: 69-69 menyatakan bahwa kadens merupakan cara yang ditempuh untuk mengakhiri komposisi musik dengan berbagai kemungkinan kombinasi ragam akor, sehingga terasa efek berakhirnya sebuah lagu atau sebuah frasa lagu. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kadens merupakan rangkaian nada dan harmoni yang menunjukkan akhir dari kalimat. Terdapat beberapa macam kadens, antara lain: a. Kadens Authentic : progresi akor V – I b. Kadens Plagal : progresi akor IV –I 15 c. Deceptif Kadens : progresi akor V – VI d. Kadens Setengah : progresi akor I – V – I – IV

B. Musik Sebagai Tanda dalam Komunikasi Estetis

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai tanda, di antaranya menurut Martinet 2010: 45, tanda adalah sesuatu yang bisa ditangkap yang memperlihatkan hal selain dirinya sendiri. Danesi 2012: 6 berpendapat bahwa tanda adalah segala sesuatu warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus matematika, dan lain-lain yang merepresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya.Pendapat lain, menurut Nurgiyantoro 2005: 40, tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Jadi, sesuatu dikatakan sebagai tanda apabila diinterpretasikan sebagai tanda. Tanda-tanda dapat berupa gerakan anggota badan, gerakan mata, mulut, bentuk tulisan, warna, bendera, bentuk dan potongan rumah, pakaian, karya seni: sastra, lukis, musik, tari, dan lain-lain yang berada di sekitar kita. Berdasarkan pendapat di atas, maka partitur atau teks dari The Spirit of Kuda Lumping in Trance karya Iwan Tanzil dikatakan sebagai tanda karena di dalam sebuah partitur bisa memberikan isyarat, rumus, atau perintah yang digunakan para pembaca teks untuk mempresentasikan apa yang diinginkan komposer dalam sebuah teks musik atau partitur. Iwan Tanzil tidak begitu saja menciptakan sebuah karya musik, pasti ada makna yang tersimpan dalam tanda yang dia tulis ke dalam partitur. Untuk mengetahui makna dalam suatu karya musik, dapat menggunakan pendekatan semiotika. 16

C. Semiotika

Pierceian Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani ” Semeion “yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dan dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain Wibowo, 2013 : 7. Danesi 2012: 6 berpendapat bahwa tanda adalah segala sesuatu warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus matematika, dan lain-lain yang merepresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya. Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda.Analisis semiotika memang sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau narasi tertentu.Istilah teks mengandung hal-hal seperti percakapan, huruf, ujaran, puisi, mite, novel program televisi, lukisan teori ilmiah, komposisi musik, dan seterusnya Danesi, 2012 : 19. Berdasarkan pendapat di atas, maka partitur atau teks dari The Spirit of Kuda Lumpingin Trance bisa dikatakan sebagai tanda karena secara fungsional partitur merupakan media komunukasi antara komposer dan pemain musik, dimana komposer ingin menyatakan sesuatu di luar teks musik tersebut. Seorang komposer memiliki tujuan tertentu didalam komposisi musiknya. Gagasan bisa diambil dari dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar yang memiliki makna dan ditulis ke dalam partitur. Pembaca teksmenginterpretasikan apa yang diinginkan komposer melalui sebuah teks musik atau partitur. 17 Konsep pemikiran semiotika salah satunya berasal dari Charles Sander Pierce. Teori dari Pierce sering disebut sebagai “ grand theory” dalam semiotika. Menurut Danesi 2004: 199 teori tersebut mengungkapkan bahwa “Pierce mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Sebuah tanda atau representamen menurut Pierce merupakan sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu, oleh Pierce disebut interpretan dan pada giliranya akan mengacu pada objeknya ” . Charles Sander Peirce juga membahas tentang teori trikotomi. Trikotomi adalah teori yang membahas mengenai tanda yaitu sign tanda, objek, dan interpretan . Teori ini membahas hubungan tanda dengan tanda itu sendiri signrepresentamen , tanda dengan objek, dan tanda dengan interpretan .Peirce mengatakan bahwa dalam semiotika terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari ketiga unsur yang berbeda.Hubungan tersebut disebut triadik, yakni tanda atau representamen sign , objek, dan interpretan . 1. Tiga Trikotomi Tanda Peirce Trikotomi pertama yaitu hubungan tanda dengan tanda itu sendiri, di dalamnya tanda dibagi menjadi qualisign, sinsign, dan legisign . Qualisign yaitu tanda berdasarkan kualitasnya, sinsign adalah sebuah tanda tentang eksistensi keberadaannya, sedangkan legisign adalah sebuah tanda tentang aturan umum. Trikotomi kedua adalah hubungan tanda dengan objeknya, di dalamnya terdapat ikon, indeks, dan simbol.Ikon adalah jika tanda 18 memiliki hubungan kesamaan dengan objeknya.Indeks adalah jika tanda tersebut menjadi penunjuk objeknya, sedangkan simbol adalah tanda konvensional. Trikotomi ketiga adalah hubungan tanda kepada interpretan sebagai tanda tentang kemungkinan kualitatif rheme , tentang fakta decisigndicentsign , dan tentang pemikiran argument Peirce via Wahono dan Kustap 2007: 54. Berdasarkan penjelasan di atas, maka teori konsep trikotomi dari Peirce dianggap tepat untuk penelitian ini, karena di dalamnya berisi pembahasan yang diperlukan untuk langkah awal dalam mencari makna yang terdapat pada tanda-tanda musikal dalam lagu The Spirit of Kuda Lumping in Trance. Namun agar penelitian dan analisis tidak meluas maka dalam penelitian ini hanya akan menggunakan analisis tanda berdasarkan trikotomi kedua yaitu hubungan tanda dengan objeknya.

D. Penelitian yang relevan

Sebagai bahan acuan dan landasan dalam penelitian ini, peneliti mengambil penelitian yang berkaitan dan sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu:

1. Adagio Dari Concierto de Aranjuez untuk solo gitar dan Orkestra

Karya Joaquin Rodrigo Prespektif Semiotika. Penelitian ini ditulis oleh Sri Wahono dan Kustap yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah seni pertunjukan “Resital”.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanda-tanda dalam karya Concierto de 19 Aranjuez berdasarkan perspektif semiotika. Concierto de Aranjuez terdiri dari tiga bagian: Allegro con spirito, Adagio and Allegro gentile. Bagian Adagio merupakan bagian yang paling umum dimainkan.Bagian Adagio ini bertempo lambat dalam tangga nada minor sehingga melodi yang dimainkan terasa melankolis dan dapat mendiskripsikan bahwa “pada melodinya tercium wangi bunga magnolias, terdengar nyanyian burung-burung dan bisikan pancuran air di taman istana Aranjuez”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adagio dari Concierto de Aranjuez memiliki tanda-tanda legisign, index, ikon, symbol dan rheme yang akan menjadi awal untuk menemukan makna dari komposisi ini. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Kustap yang berjudul Semiotika Tripartisi Concierto de Aranjuez Bagian I Allegro con Spirito Karya Joaquin Rodrigo.

2. Makna Lagu

Koyunbaba Suite Für Gitarre Op.19 karya Carlo Domeniconi: Semiotik Pierceian Penelitian ini ditulis oleh Birul Walidaini.Fokus dari penelitian ini yaitu pada permasalahan partikularitas atau keunikan yang dituangkan komposer ke dalam lagu tersebut yang dikaji berdasarkan bentuk dan strukturnya, kemudian makna dianalisis menggunakan pendekatan semiotika tipologi tanda dari Charles Sander Pierce. Hasil penelitian