Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 Iwan Tanzil lahir di Jakarta tahun 1963. Beliau belajar gitar pada usia 14 tahun. Tahun 1983, Iwan Tanzil belajar di College of Art Berlin, Jerman dan ujian akhir pada tahun 1988, kemudian lulus pada tahun 1991. Selama studinya beliau mengambil bagian dalam program international master yang berbeda dengan Javier Hinojosa, Vladimir Mikulka, Manuel Barrueco, Roberto Aussel dan Angelo Gilardino. Pada Tahun 1989, Iwan Tanzil menyandang juara pertama dalam Concorco internationale La Conquista della chitara Classica di Milan, Italia. Selain sebagai seorang pemain gitar klasik, Iwan Tanzil juga diakui sebagai seorang komposer. The Spirit of Kuda Lumping in Trance merupakan salah satu karya Iwan Tanzil yang cukup populer dikalangan pemain gitar klasik Indonesia.Gagasan karya The Spirit of Kuda Lumping in Trance diambil dari kesenian kuda lumping. . Kuda lumping merupakan salah satu kesenian tradisional yang terkenal di Indonesia. Karakteristik kuda lumping tampak pada gerak tariannya yang menceritakan tentang pasukan berkuda. Selain tarian, kuda lumping juga memiliki karakter iringan musik yang khas. Alat-alat musik yang digunakan sebagai pengiring kuda lumping antara lain: saron; demung; bonang, angklung; kempul; gong suwukan ; dan instrumen tambahan keyboard, snar drum dan bass drum .Pertunjukan kuda lumping sangat erat hubungannya dengan hal-hal yang menyangkut supranatural. Salah satu fenomena supranatural dalam budaya Jawa disebut kesurupan atau dalam budaya barat disebut dengan trance . The Spirit of Kuda Lumping in Trance merupakan salah satu bukti kejeniusan Iwan Tanzil dalam merepresentasikan kesenian kuda lumping ke dalam sebuah karya gitar 6 klasik. Iwan Tanzil mencoba menyajikan unsur-unsur kuda lumping ke dalam sebuah karya untuk gitar klasik solo melalui nada, ritmis, dan special effects . Kualitas nada dimodifikasi melalui teknik-teknik yang jarang muncul special effects dalam karya-karya klasik tradisional dengan tujuan untuk menggambarkan sebuah kesenian kuda lumping. Iwan Tanzil merupakan salah satu dari banyak komposer modern yang yang ingin merepresentasikan unsur kesenian daerah ke dalam karyanya. Dalam dunia akademis yang mempelajari musik barat maupun timur, pemain musik menginterpretasikan pesan yang akan disampaikan oleh komposer melalui teks musikpartitur. Namun untuk menginterpretasikan pesan komposer melalui partitur musik, seorang pemain tidak hanya membunyikan apa yang dituliskan komposer di dalam partitur musik untuk dapat memaknai karya tersebut. Pada tahap memaknai pesan sebuah karya musik, seorang pemain kadang harus melihat dari sisi sejarah, teori musik, ilmu bentuk, hingga ilmu-ilmu lain yang tidak memiliki sifat musikal. Semua itu karena seorang komposer dapat secara bebas menemukan gagasan atau ide-ide dalam proses pembuatan komposisi musik seperti gagasan Iwan Tanzil dalam karya The Spirit of Kuda Lumping in Trance. Berdasarkan semua pernyataan di atas mengenai The Spirit of Kuda Lumping in Trance, kajian terhadap karya tersebut sangat penting untuk menjadi dasar dalam proses penggarapannya dan sebagai dasar interpretasi terhadap karya musik tersebut. 7

B. Fokus Masalah

Masalah yang teridentifikasi cukup banyak dan ruang lingkupnya cukup luas. Namun, untuk mempermudah sistem pengkajian, dalam penelitian ini difokuskan pada struktur musik dan makna The Spirit of Kuda Lumping in Trance sebagai representasi dari kesenian kuda lumping.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal berikut: 1. Mendeskripsikan struktur musik The Spirit of Kuda Lumping in Trance sebagai dasar dalam proses penggarapan dan interpretasi karya. 2. Mendeskripsikan makna yang terkandung di dalam karya The Spirit of Kuda Lumping in Trance . D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, untuk menambah literatur penelitian tentang analisis karya seni musik, dan sebagai sumber bagi yang membutuhkan uraian makna dalam karya The Spirit of Kuda Lumping in Trance . 2. Secara praktis, sebagai dasar interpretasi bagi pemain gitar yang akan membawakan karya The Spirit of Kuda Lumping in Trance . 8

BAB II DESKRIPSI TEORI

A. Pengertian Struktur Komposisi

Menurut Poerwodharminto 1985:965, struktur merupakan cara bagaimana sesuatu disusun. Struktur memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya dan memiliki sifat totalitas serta transformatif. Djlantik 2001: 31 menyatakan bahwa kata struktur mengandung arti bahwa di dalam karya seni terdapat suatu pengorganisasian, penataan dan ada hubungan tertentu antara bagian-bagian yang tersusun tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, struktur merupakan cara menyusun segenap unsur-unsur menjadi satu kesatuan yang utuh secara sistematis. Pengertian komposisi secara umum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga 2007: 585adalah susunan; tata susun, sedangkan pengertian komposisi musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah gubahan, baik instrumental maupun vokal; susunan lagu, baik instrumental maupun vokal 2007: 585. Prier 1989: 87 menyatakan bahwa komposisi musik merupakan suatu komposisi yang berupa bentuk lagu, bentuk ansambel, bentuk sonata, bentuk opera, bentuk oratorio, dan bentuk simphoni.Komposisi yang paling dasar dan sederhana adalah bentuk lagu. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur komposisi merupakan suatu hasil karya musik yang mencakup seluruh susunan unsur-unsur dasar komposisi secara sistematis menjadi satu kesatuan karya musik yang utuh. Secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat dalam suatu komposisi yaitu: 9 1. Irama Irama merupakan rangkaian gerak yang berurutan dan menjadi unsur dasar dari musik. Irama terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam, panjang pendeknya bunyi dan diam dalam waktu yang bermacam- macam membentuk pola irama serta bergerak menurut pulse dalam setiap ayunan biramaJamlus,1998: 7. Pulse merupakan rangkaian denyutan yang terjadi berulang-ulang dan berlangsung secara teratur, dapat bergerak cepat maupun lambat Ibid, 1998: 9. Menurut Sumaryo dalam Joseph 2005: 52, irama secara populer adalah unsur-unsur dalam musik sebagai pembagian berlangsungnya waktu yang memberi pernyataan hidup kepada musik, irama membuat musik terasa mempunyai gerak. Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ritme berhubungan dengan waktu, kapan bunyi dan diam itu berlangsung dalam suatu komposisi musik. 2. Melodi Jamalus 1998:16 menyatakan bahwa melodi merupakan susunan rangkaian nada bunyi dengan rangkaian teratur yang terdengar secara berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan pikiran dan perasaan. Melodi merupakan naik turunnya nada yang seyogyanya dilihat sebagai gagasan inti musikal yang sah menjadi musik bila ditunjang dengan gagasan yang memadukannya dalam suatu kerjasama dengan irama, tempo, bentuk dan lain-lain ensiklopedi musik, 1992: 28. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa melodi 10 memiliki unsur ritme dan nada yang mengungkapkan suatu gagasan dan pikiran seorang komposer. Unsur yang terdapat dalam sebuah melodi diantaranya: a. Motif Motif merupakan unsur lagu yang mencakup nada, ritme, dan harmoni yang dipersatukan dengan suatu gagasan dan memiliki makna musikal, maka dari itu sebuah motif biasanya diulang-ulang dan diolah. Secara normal, sebuah motif memenuhi dua ruang birama Prier, 2011: 3. Menurut Joseph 2005: 59, istilah motif dalam musik merupakan bagian terkecil dari kalimat musik yang sudah memiliki arti. Motif didukung dengan semua unsur-unsur musik seperti melodi, ritmis, dan harmoni. Meskipun unsur terkecil dalam musik adalah nada, tetapi nada yang berdiri sendiri belum merupakan suatu musik. Menurut Prier 1996:27 untuk pengolahan motif sendiri terdapat tujuh cara, antara lain : 1 Ulangan harafiah Ulangan harafiah merupakan ulanganrepetisi motif. Ulangan harafiah mengungkapkan suatu kesan misalnya keheningan malam dan ulangannya bermaksud menegaskan suatu pesan untuk meningkatkan perhatian. 2 Sekuens ulangan pada tingkat lain Sekuens merupakan variasi termudah.Sekuens memiliki dua kemungkinan, yaitu: 11 a. Sekuens naik: sebuah motif dapat diulang pada tingkat nada yang lebih tinggi. Sekuen naik sering terdapat didalam kalimat pertanyaan. b. Sekuens turun: sebuah motif dapat diulang pada tingkat nada yang lebih rendah. Sekuens ini digunakan untuk menurunkan ketegangan dalam sebuah motif . 3 Perbesaran interval augmentation of the ambitus Sebuah motif terdiri dari beberapa nada, dan dengan demikian terbentuklah pula beberapa interval yang dapat diperbesar. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu peningkatan ketegangan guna membangu “busur” kalimat. 4 Pemerkecilan interval diminuation of the ambitus Pemerkecilan interval merupakan kebalikan dari perbesaran interval, di mana interval dapat diperkecil. Tujuan pemerkecilan nada selain sebagai variasi, juga mengurangi ketegangan dalam sebuah kalimat. Biasanya pemerkecilan tidak terjadi berulan-ulang. 5 Pembalikan inversion Setiap interval yang naik dijadikan turun dan setiap motif asli menuju kebawah, dalam pembalikannya diarahkan keatas. Bila pembalikannya bebas, maka besarnya interval tidak dipertahankan, tetapi disesuaikan dengan harmoni lagu.