96 1 Reduksi data
Proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan mengabstraksikan data mentah menjadi
informasi. 2 Paparan data
Data –data hasil reduksi kemudian dipaparkan dalam bentuk
paragraf –paragraf yang saling berhubungan narasi yang
diperjelas melalui matriks, grafik dan diagram. Pemaparan data berfungsi untuk membantu merencanakan tindakan selajutnya.
3 Verifikasi atau pengambilan keputusan Verifikasi adalah menghubungkan hasil analisa data-data secara
integral kemudian mencocokkan dengan tujuan yang ditetapkan. Kesimpulan diambil dengan mempertimbangakan perbedaan atau
persamaaan, penjelasan, dan gambar data seluruhnya. 2. Analisis data hasil kompetensi siswa
Data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif yaitu tentang data hasil kompetensi siswa yang disajikan dalam bentuk
skor nilai atau angka, maka menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Sugiyono 2010:29 mengemukakan bahwa statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
97 Menurut Sri Wening 1996:74 pengolahan data kompetensi
dilakukan dengan membuat suatu distribusi nilai dan selanjutnya dicari besarnya indeks tendensi sentral suatu distribusi. Indek tendensi sentral
yang banyak digunakan adalah mean, median, modus dan simpangan baku standard deviation. Berdasarkan pada bentuk distribusi nilai maka
dapat dibuat suatu interpretasi tentang pencapaian kompetensi siswa. Untuk menghitung nilai rata-rata mean dari seluruh siswa, dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
= �
= −
∑ = � ℎ
�
= �
= ℎ
Untuk menghitung harga modus pada nilai kompetensi adalah dengan mencari frekuensi yang terbesar yang terdapat dalam tabel
distribusi atau sering disebut nilai yang sedang populer atau yang sering muncul. Sedangkan untuk mencari nilai median berdasarkan nilai tengah
dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari terkecil sampai terbesar atau sebaliknya dari terbesar sampai terkecil.
Agar lebih memudahkan untuk memahami data hasil kompetensi siswa berdasarkan kriteria ketuntasan minimal disajikan berdasarkan dua
kategori yaitu tuntas dan belum tuntas. Berikut kriteria ketuntasan yang sudah ditentukan.
98 Tabel 9. Kriteria Ketuntasan Minimal
Nilai Kategori
75 Belum Tuntas
≥ 75 Tuntas
Keterangan :
Jika nilai yang diperoleh siswa kurang dari 75 maka siswa dikatakan belum tuntas.
Jika nilai yang diperoleh siswa lebih dari atau sama dengan 75 maka siswa dikatakan tuntas.
I. Interpretasi data
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kasus di suatu kelas yang hasilnya tidak untuk digeneralisasikan ke kelas atau tempat lain, maka
analisis data dan interpretasi data cukup dengan mendeskripsikan data yang terkumpul. Data-data yang disimpulkan berasal dari lembar observasi siswa
dan hasil penilaian unjuk kerja melalui penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division pada pembelajaran mengoperasikan
mesin jahit dan menguji kinerjanya. Semua data tersebut dikumpulkan dan disimpulkan atau hasil dari proses pembelajaran Dalam penelitian tindakan
kelas ini hasil analisis yang dilaporkan mencakup: 1 Berupa perencanaan tindakan yang
telah direncanakan, pengamatan sampai dengan refleksi hasil tindakan dalam
proses belajar mengajar pada tiap siklus, 2 Data tentang pencapaian kompetensi siswa pada pembelajaran pengoperasian mesin jahit
dan pengujian kinerjanya dalam tiap siklus.
99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 4 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Sidikan No.60 Umbulharjo Yogyakarta. SMK Negeri 4
Yogyakarta merupakan salah satu sekolah kejuruan bidang studi keahlian yang terdiri dari bidang keahlian seni, kerajinan dan pariwisata Busana
Butik, Boga, Rias, jasa Pariwisata dan Akomodasi Perhotelan yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan serta memiliki
peringkat prestasi cukup tinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Negeri 4 Yogyakarta dipimpin oleh seorang kepala sekolah
dengan empat orang wakilnya, masing-masing wakasek mempunyai tanggungjawab sesuai dengan bidangnya masing-masing yang satu sama
lainnya saling berkaitan. Jumlah tenaga pengajar di SMK Negeri 4 Yogyakarta kurang lebih 140 orang yang terdiri dari 6 guru berpendidikan
S2, 127 guru berpendidikan S1, 7 guru berpendidikan D3. Di samping itu SMK N 4 Yogyakarta juga didukung oleh karyawan 49 orang yang terdiri
dari KTU 1 orang, tenaga teknis keuangan 1 orang, tenaga perpustakaan 2 orang, tenaga laboratorium 3 orang, tenaga teknis kejuruan 10 orang,
pesuruh penjaga sekolah 13 orang, dan 19 orang sebagai tenaga administrasi lainnya. SMK N 4 Yogyakarta merupakan sekolah menengah
kejuruan dengan kompetensi keahlian Usaha Perjalanan Wisata UPW,
100
Akomodasi Perhotelan AP, Jasa Boga, Patiseri, Kecantikan Kulit, Kecantikan Rambut, dan Busana Butik. Jumlah siswa di SMK N 4
Yogyakarta pada tahun ajaran 20122013 adalah 1662 siswa, dengan rincian jumlah siswa kelas X adalah 567 siswa, kelas XI adalah 566 siswa
dan XII adalah 529 siswa. Sesuai kurikulum untuk sekolah menengah kejuruan program
keahlian Busana Butik, salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa adalah kompetensi melaksanakan pemeliharaan kecil. Melaksanakan
pemeliharaan kecil merupakan mata pelajaran dasar kompetensi keahlian dengan materi teori dan praktik untuk siswa kelas X pada semester 1 dan 2
dengan durasi pembelajaran 54 jam 45 menit yang dialokasikan dalam 2 jam 45 menit setiap satu kali tatap muka. Melaksanakan pemeliharaan
kecil terdiri dari empat kompetensi dasar yaitu mengidentifikasikan jenis- jenis alat jahit, mengoperasikan mesin jahit dan menguji kinerjanya,
memperbaiki kerusakan kecil pada mesin, serta pemeliharaan dan perawatan pada mesin jahit.
Penelitian tentang peningkatan kompetensi pengoperasian mesin jahit dan pengujian kinerjanya dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama pada tanggal 7 Agustus 2012 dilakukan untuk mengetahui kondisi
awal pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sedangkan pertemuan kedua siklus I pada tanggal 4 September 2012 dan pertemuan
ketiga siklus II pada tanggal 11 September 2012 dilakukan untuk