Manfaat Penelitian Program Paket B

8

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang pendidikan luar sekolah khususnya program pendidikan Program Paket B. b. Mengembangkan konsep-konsep yang ada di dalam pendidikan luar sekolah khususnya mengenai konsep partisipasi juga diharapkan dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi Mahasiswa Dapat memberikan informasi dan masukan yang lebih jauh tentang kegiatan tentang pelaksanaan Pembelajaran dalam Program Paket B. 2. Bagi Tutor dan Penyelenggara Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Paket B selanjutnya. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Partisipasi Masyarakat

1. Pengertian Partisipasi

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, “Partisipasi adalah hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta.” Departemen Pendidikan Nasional, 2005:1198. Seperti diungkapkan bahwa: “ Partisipasi adalah keterlibatan mental atau fikiran dan perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.” Sastropeotro 1988:13. Hal senada diungkapkan bahwa: “ Partisipasi adalah keterlibatan orang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah.” Hetifah 2003: 188. Dari pendapat ini mengandung arti bahwa seseorang dikatakan turut berpatisipasi apabila hal tersebut dilakukan secara sukarela dan sadar tanpa adanya paksaan maupun tekanan, serta bukan karena ada yang memberi perintah tetapi murni dari keikhlasan seseorang dalam berpartisipasi. Menurut FAO dalam Britha Mikkelsen yang dikutip oleh Hiryanto, 2005:58-60 menyatakan bahwa partisipasi memiliki arti: a. Kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. b. Membuat peka msayarakat untuk meningkatkan kemampuaan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan. 10 c. Suatau proses aktif yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait mengambil ininsiatif dan menggunakan kebebasanya untuk melakukan hal itu. d. Pemantapan dialog antara masyarakat setempat yang memerlukan persiapan,pelaksanaan,monitoring proyek agar semua memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. e. Keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukan sendiri. f. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,kehidupan dan lingkungan mereka. Berdasarkan beberapa pengertian partisipasi tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi bukan hanya keterlibatan yang sifatnya fisik atau lahiriah saja, tetapi keterlibatan ini menyangkut pikiran dan perasaan. Adanya kesediaan memberikan sumbagan untuk usaha untuk mencapai tujuan dengan rasa suka rela dan adanya rasa tanggung jawab.

2. Pengertian Masyarakat

“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang beriteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas” Koentjaraningrat 1981: 146-147. Sedangkan menurut Mayo 1998:162 masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep yaitu: a. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan. b. Masyarakat sebagai “ kepentingan bersama” yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti pada halnya pada kasus orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus anak cacat fisik atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental. 11 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal disatu wilayah dimana setiap anggotanya mempunyai satu rasa identitas dan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan. Adapun yang dimaksud partisipasi dalam penelitian ini adalah keterlibatan masyarakat secara fisik,mental,dan emosi seseorang dalam situasi tertentu yang mendorong masyarakat untuk menyumbang demi tercapainya tujuan. Partisipasi masyarakat ini berupa tenaga,dana, barang serta ide maupun gagasan.

3. Bentuk Partisipasi

Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dilontarkan Sukmana, 2009:17 dan menjelaskan jenis partisipasi terdiri, yaitu: a. Partisipasi buah fikiran, yaitu menyumbangkan idegagasan, pendapat,pengalaman, untuk keberlangsungan suatu kegiatan. b. Partisipasi tenaga, dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, partisipasi spontan atas dasar sukarela. c. Partispasi harta benda, menyumbangkan materi berupa uang, barang dan penyediaan sarana atau fasilitas untuk kepentingan program. d. Partisipasi keterampilan, yaitu berupa pemberian bantuan skill yang dia miliki untuk perkembangan program. e. Partisipasi sosial yaitu keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan bersama. Pendapat senada menyoroti bentuk-bentuk partisipasi masyarakat disampaikan,menjelaskan bentuk partisipasi: 12 Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Isbandi 2007: 27. Pendapat diatas dapat disimpulkan jenis atau bentuk partisipasi adalah tenaga,buah fikiran, idegagasan, pendapat,pengalaman yang disumbangkan dalam kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan bersama.

4. Faktor yang mempengaruhi Partsipasi Masyarakat

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program juga dapat berasal dari unsur luarlingkungan. Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat yang berasal dari luarlingkungan, yaitu: 1. Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat, antara warga masyarakat dengan pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam masyarakat dengan sistem di luarnya; 2. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga, pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan bangsa yang menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat; 3. Kesempatan untuk berpartisipasi. Keadaan lingkungan serta proses dan struktur sosial, sistem nilai dan norma-norma yang memungkinkan dan mendorong terjadinya partisipasi sosial; 4. Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi. Lingkungan di dalam keluarga masyarakat atau lingkungan politik, sosial, budaya yang memungkinkan dan mendorong timbul dan berkembangnya prakarsa, gagasan, perseorangan atau kelompok Holil, 1980: 10. Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi, di pengarui faktor dari luar masyarakat eksternal yaitu peran aparat dan lembaga formal yang ada. Kemampuan masyarakat akan berkaitan dengan stratifikasi sosial dalam 13 masyarakat. Sedangakan Hetifah,2003:188,faktor yang mendorong kerelaan orang untuk terlibat dalam partisipasi antara lain: a. Kepentingan pribadi,yaitu seseorang turut berpartisipasi untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain guna meningkatkan pretise b. Solidaritas,yaitu seseorang memiliki jiwa sosial yang berusaha ikut merasakan dan membantu apa yang sedang dialami orang lain. c. Memiliki tujuan yang sama, yaitu dengan berpartisipasi dalam bentuk apapunfisik dan lain sebagainya tetapi memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan masyarakat menjadi lebih baik. d. Ingin melakukan langkah-langkah yang sama walaupun tujuannya itu berbeda.Tujuan ini disesuaikan untuk kepentingan apa masyarakat tersebut berpartisipasi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengarui partisipasi masyarakat adalah adanya kesadaran dari masyarakat untuk berpartisipasi yang timbul dari faktor internal maupun ekternal masyarakat itu sendiri.

5. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan

Tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Peran serta tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 7 tingkatan, yang dimulai dari tingkat terendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkatan tersebut terinci sebagai berikut: a. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis PSM ini adalah jenis yang paling umum. Masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah dengan memasukkan anak ke sekolah. 14 b. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, danatau tenaga. c. Peran serta secara pasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang diputuskan oleh pihak sekolah komite sekolah, misalnya komite sekolah memutuskan agar orangtua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orangtua menerima keputusan tersebut dengan mematuhinya. d. Peran serta melalui adanya konsultasi. Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya. e. Peran serta dalam pelayanan. Orang tuamasyarakat terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi banding, kegiatan pramuka, kegiatan keagamaan, dan sebagainya. f. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan dilimpahkan. Misalnya, sekolah meminta orangtuamasyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi. Dapat juga berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar sekolah siap menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dan sebagainya. 15 g. Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tuamasyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana. Menurut Dzaki 2009 Diakses dari http:penelitiantindakankelas.blogspot.com200903jenis- jenis- peranserta-masyarakat.html. Dalam UU No.2 tahun 1989 “ Sumberdaya pendidikan adalah dukungan dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prsarana yang tersedia yang digunakan dan didayagunakan oleh keluarga, sekolah dan masyarakat, peserta didik dan pemerintah secara bersama-sama.” Abudin Nata, 2003:147. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan peranserta masyarakat dalam pendidikan adalah dukungan dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana. B. PKBM

1. Pengertian PKBM

Menurut Direktorat PTK-PNF 2006, bahwa “Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya”. Diakses dari http:www.jugaguru.com. 07 Maret 2012. 16 Pendapat senada menurut Mustofa Kamil 2011:85,yaitu: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan di luar system pendidikan formal diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Lebih jauh lagi menurut PKBM adalah “sebuah model pelembagaan” Umberto Sihombing 1999:113. yang diartikan, bahwa PKBM sebagai basis pendidikan masyarakat, dikelola secara profesional oleh LSM atau organisasi kemasyarakatan lainnya, sehingga masyarakat dengan mudah dapat berhubungan dengan PKBM dam meminta informasi tentang berbagai program pendidikan masyarakat, persyaratannya, dan jadwal pelaksanaannya. Pelembagaan artinya menempatkan PKBM sebagai basis penyelenggaraan program pendidikan masyarakat di tingkat operasional desakelurahan. Program pendidikan yang selama ini terpisah-pisah dan dilaksanakan di berbagai tempat seperti di rumah penduduk, gedung sekolah, balai desa, dan tempat lainnya diupayakan untuk dipusatkan di PKBM. Berdasarkan beberapa rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa PKBM adalah suatu institusi atau lembaga, satuan, wadah, tempat dan pusat kegiatan belajar masyarakat dalam menggali, mencari, menerima dan bertukar informasi mengenai berbagai macam pengetahuan yang di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat melalui pendekatan partisipatif. 17

2. Tujuan PKBM

“Tujuan pelembagaan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat itu sendiri” Sihombing 2009: 87. Sedangkan menurut Kamil,2009:87 menjelaskan bahwa ada tiga tujuan penting dalam rangka pendirian dan pengembangan PKBM : Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri berdaya, b meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi, c meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut. Tujuan PKBM tersebut sejalan dengan tujuan PKBM menurut Direktorat PTK-PNF 2006, yaitu: Tujuan PKBM, memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Dalam upaya menyamakan persepsi dan menyelaraskan penyelenggaraan PKBM, dengan ide dasar PKBM sebagai pusat kegiatan pendidikan luar sekolah, PKBM yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kepentingan dan kemampuan masyarakat, maka perlu dikembangkan alat ukur kelayakan penyelenggaraan PKBM. Diakses dari http:www.jugaguru.com. 07 Maret 2012. PKBM dibentuk bertujuan untuk memperluas kesempatan warga masyarakat khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan memperdayakan dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk memperluas 18 kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja dan mencari nafkah.

3. Fungsi PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat memiliki Fungsi Menurut Mustofa Kamil 2011:88-90, fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM yaitu sebagai: 1 Tempat belajar bagi masyarakat. 2 Tempat pusaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat. 3 Pusat dan sumber informasi yang handal bagi masyarakat yang menumbuhkan keterampilan fungsional. 4 Ajang atau tempat tukar menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan fungsional diantara masyarakat. 5 Tempat berkumpulnya masyarakat. 6 Loka belajar yang tidak pernah berhenti . Terdapat beberapa fungsi PKBM yang dapat dijadikan acuan, dimana fungsi-fungsi tersebut saling berhubungan satu sama lain secara terpadu, diantaranya: a. Sebagai tempat masyarakat belajar learning society, PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masyarakat berdaya dalam meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya. b. Sebagai tempat tukar belajar learning exchange, PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan keterampilan antar warga belajar, sehingga antara warga belajar yang lainnya bisa saling mengisi. c. Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat perpustakaan masyarakat, sebagai TBM. PKBM harus mampu berfungsi sebagai bank informasi, artinya PKBM dapat dijadikan tempat menyimpan berbagai informasi pengetahuan dan 19 keterampilan secara aman dan kemudian disalurkan kepada seluruh masyarakat atau warga belajar yang membutuhkan. d. Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, fungsi PKBM dalam hal ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan antar pengelola dengan sumber belajar dan warga belajar, akan tetapi PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyaraka, dalam berbagai bidang dan sesuai dengan kepentingan, masalah dan kebutuhan masyarakat serta selaras dengan azas dan prinsip belajar masyarakat atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat. e. Sebagai pusat penelitian masyarakat community research centre terutama dalam pengembangan pendidikan nonformal. PKBM berfungsi sebagai tempat menggali, mengkaji, menelaah berbagai persoalan atau permasalahan dalam bidang pendidikan keterampilan baik yang berkaitan dengan program yang dikembangkan di PKBM maupun berkaitan dengan program- program yang lain yang selaras dengan azas dan tujuan PKBM. Kamil, 2009: 89. “Fungsi utama PKBM adalah Sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat” BPKB Jayagiri 2003:4. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan fungsi PKBM sebagai pusat bagi warga masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional, pusat informasi yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. 20

4. Asas PKBM

Azas-azas PKBM meliputi: “Azas kemanfaatan, Azas kebermaknaan, azas kebersamaan, Asas kemandirian, azas keselarasan, azas kebutuhan, azas tolong menolong” Sihombing,1997:108. Asas-asas yang dianut PKBM diidentifikasi menjadi tujuh azas, dan mungkin jika dikembangkan lagi dapat lebih dari tujuh, sepanjang azas-azas itu tidak saling bertentangan dan sesuai dengan misi yang harus diemban PKBM.

5. Program-Program yang dikembangkan PKBM

Dijelaskan dalam Kamil 2009:93, terdapat beberapa program yang dikembangkan di PKBM, diantaranya adalah: “Program Keaksaraan Fungsional.Pengembangan Anak Usia Dini,Program Kesetaraan,Kelompok Belajar Usaha, Pengembangan Program Magang pada PKBM Kursus Keterampilan dan, Program PKBM di Luar Program Depdiknas.” Sedangkan menurut Dikmas, terdapat 7 Program yang seyogyanya dikembangkan oleh PKBM, diantaranya: Kesetaraan, Keaksaraan, Pendidikan Anak Usia dini, Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar Usaha, Pendidikan Wanita dan Majelis Taklim. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PKBM sebagai pusat dalam menyelenggarakan pendidikan Masyarakat, program keaksaraan kesetaraan pendidikan anak usia dini dan pendidikan kecakapan hidup. 21

6. Pengelolaan PKBM

PKBM merupakan sarana untuk mengintensifkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang pelaksanaannya dipusatkan di suatu tempat yang status pengelolaan dan kepemilikannya dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Pembentukan PKBM dimaksudkan untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat, dengan memperhatikan kebutuhan dan sumber-sumber potensi yang terdapat di sekitarnya terutama jumlah kelompok sasaran, jenis usahaketerampilan yang dibutuhkan secara ekonomi, sosial dan budaya. “PKBM akan berhasil apabila pengelolaannya melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasipenilaian” Sukmana, 2009:41. Langkah-langkah perencanaan PKBM adalah sebagai berikut: “Identifikasi pembentukan PKBM , konsultasi dengan jajaran Depdikbud , koordinasi dengan instansi terkait , penyusunan usulanproposal pembentukan PKBM ,sosialisasi PKBM ,menyusun struktur organisasi , Mekanisme kerja , uraian tugas pengelola dan menyusun program kegiatan belajar.” Sukmana,2009:41. Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan dalam pelaksanaanya PKBM berupaya mengembangkan berbagai macam program mulai dari program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD , program Pendidikan Wanita, program Pemberantasan Buta Aksara Fungsional, program Pendidikan Dasar untuk menunjang wajib belaja pendidikan dasar 9 tahun yaitu program Paket A dan program Paket B setara SLTP serta 22 pendidikan berkelanjutan seperti kelompok belajar usaha KBU, beasiswamagang, dan kursus-kursus keterampilan yang pelaksanaanya tersebar ke seluruh pelosok tanah air.

C. Program Paket B

“Program Paket B merupakan program pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan formal SMPMTs.” Mustofa Kamil,2011:97. Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SMP atau MTs bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Pemegang ijazah program Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP atau MTs. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat 1 menyebutkan “ Bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”. Beberapa landasan hukum yang menjelaskan bahwa program Paket B sebagai satuan program pendidikan nonformal, antara lain : 1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tenatang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat 3 “Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan parempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan 23 kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”. 2. PP No. 73 tentang Pendidikan Luar Sekolah, pasal 18 ayat 1 “pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan dasar diselenggarakan pada kelompok A dan kelompok belajar Paket B” dan pada ayat 3 menyebutkan bahwa “kelompok belajar Paket B diselenggarkan bagi sekumpulan warga belajar untuk memperoleh pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”. Mengacu pada standar nasional pendidikan Muatan kurikulum Pendidikan Kesetaraan meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Pengaturan beban belajar diatur dengan menggunakan dua sistem Jam belajar : Pertemuan sistem tatap muka reguler, dan Satuan Kredit Kesetaraan SKK. Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.14 tahun 2007 tentang standar isi untuk program kesetaraan, menejelasakan bahwa isi kurikulum pendidikan kesetaraan, meliputi :”1 Pendidikan Agama Islam 2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 Bahasa 4 Ilmu Pengetahuan Alam 5 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 Seni dan Budaya 7 Penjaskes, Olah Raga dan Kesehatan 8 Keterampilan dan Kejuruan 9 Muatan Lokal.” Kurikulum pendidikan kesetaraan memiliki kekhususan isi, sekurang-kurangnya memuat mata pelajaran berorientasi akhlak mulia dan akademik yang setara dengan kompentensi minimal dasar dan menengah. Mata pelajaran yang berorientasi kecakapan hidup termasuk kemampuan 24 bekerja, kewirausahaan, berusaha mandiri dan membuka lapangan kerja yang disesuaikan dengan potensi daerah. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar program Kesetaraan Paket B adalah : 1 Induktif, pendekatan ini pada dasarnya adalah memilih materi pembelajaran yang khusus untuk kemudian dikembangkan menjadi hal-hal yang bersifat umum. 2 Tematik, pendekatan tematik ini mendekatkan proses pembelajaran dengan tema sehari-hari. 3 Konstruktif, adalah pola pembelajaran yang dilaksanakan memiliki sifat membina, memperbaiki, membangun dan sebagainya, yang dianggap akan memberikan kontribusi dalam perbaikan kondisi kehidupan warga belajar, baik wawasan, keterampilan maupun sikap hidup. Menurut Mustofa Kamil 2011:97-98, sasaran Program Paket B adalah seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1 Lulusan Paket A atau SD 2 Belum menempuh pendidikan di SMP atau MTs dari kelompok usia 15 – 44 tahun dengan prioritas usia 16 – 18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket B atas pilihan sendiri atau yang belum tuntas wajib belajar 9 tahun. 3 Putus SMP atau MTs 4 Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri 5 Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor waktu, geografi, ekonomi, sosial, hukum, dan keyakinan Pelaksanaan program Paket B dapat disimpulkan harus memiliki kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan, muatan 25 kurikulum pendidikan kesetaraan Paket B meliputi mata pelajaran umum dan muatan lokal,pengembangan diri dan kecakapan hidup dengan pendekatan pembelajaran yang Induktif,Tematik dan Konstruktif.

D. Kerangka Berfikir