8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi
tentang pendidikan luar sekolah khususnya program pendidikan Program Paket B.
b. Mengembangkan konsep-konsep yang ada di dalam pendidikan luar
sekolah khususnya mengenai konsep partisipasi juga diharapkan dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan informasi dan masukan yang lebih jauh tentang kegiatan tentang pelaksanaan Pembelajaran dalam Program Paket B.
2. Bagi Tutor dan Penyelenggara
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Paket B selanjutnya.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Partisipasi Masyarakat
1. Pengertian Partisipasi
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, “Partisipasi adalah hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta.” Departemen
Pendidikan Nasional, 2005:1198. Seperti diungkapkan bahwa: “ Partisipasi adalah keterlibatan mental atau fikiran dan perasaan seseorang didalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung
jawab terhadap usaha yang bersangkutan.” Sastropeotro 1988:13. Hal senada diungkapkan bahwa: “ Partisipasi adalah keterlibatan orang
secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah.” Hetifah 2003: 188. Dari pendapat ini mengandung arti bahwa seseorang dikatakan turut
berpatisipasi apabila hal tersebut dilakukan secara sukarela dan sadar tanpa adanya paksaan maupun tekanan, serta bukan karena ada yang memberi
perintah tetapi murni dari keikhlasan seseorang dalam berpartisipasi. Menurut FAO dalam Britha Mikkelsen yang dikutip oleh Hiryanto,
2005:58-60 menyatakan bahwa partisipasi memiliki arti: a.
Kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.
b. Membuat peka msayarakat untuk meningkatkan kemampuaan
menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan.
10 c.
Suatau proses aktif yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait mengambil ininsiatif dan menggunakan
kebebasanya untuk melakukan hal itu.
d. Pemantapan dialog antara masyarakat setempat yang memerlukan
persiapan,pelaksanaan,monitoring proyek agar semua memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial.
e. Keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukan sendiri. f.
Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,kehidupan dan lingkungan mereka.
Berdasarkan beberapa pengertian partisipasi tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi bukan hanya keterlibatan yang sifatnya fisik
atau lahiriah saja, tetapi keterlibatan ini menyangkut pikiran dan perasaan. Adanya kesediaan memberikan sumbagan untuk usaha untuk mencapai
tujuan dengan rasa suka rela dan adanya rasa tanggung jawab.
2. Pengertian Masyarakat
“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang beriteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat
oleh suatu rasa identitas” Koentjaraningrat 1981: 146-147. Sedangkan
menurut Mayo 1998:162 masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep
yaitu:
a. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah
wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di
wilayah pedesaan.
b. Masyarakat sebagai “ kepentingan bersama” yakni kesamaan
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau
kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti pada halnya pada kasus orang tua yang memiliki anak
dengan kebutuhan khusus anak cacat fisik atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental.
11 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, yang dimaksud dengan
masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal disatu wilayah dimana setiap anggotanya mempunyai satu rasa identitas dan kepentingan bersama
untuk mencapai tujuan. Adapun yang dimaksud partisipasi dalam penelitian ini adalah keterlibatan masyarakat secara fisik,mental,dan emosi seseorang
dalam situasi tertentu yang mendorong masyarakat untuk menyumbang demi tercapainya tujuan. Partisipasi masyarakat ini berupa tenaga,dana,
barang serta ide maupun gagasan.
3. Bentuk Partisipasi
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dilontarkan Sukmana, 2009:17 dan menjelaskan jenis partisipasi terdiri, yaitu:
a. Partisipasi buah fikiran, yaitu menyumbangkan idegagasan,
pendapat,pengalaman, untuk keberlangsungan suatu kegiatan. b.
Partisipasi tenaga, dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, partisipasi spontan
atas dasar sukarela.
c. Partispasi harta benda, menyumbangkan materi berupa uang,
barang dan penyediaan sarana atau fasilitas untuk kepentingan program.
d. Partisipasi keterampilan, yaitu berupa pemberian bantuan skill yang
dia miliki untuk perkembangan program. e.
Partisipasi sosial yaitu keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan bersama.
Pendapat senada menyoroti bentuk-bentuk partisipasi masyarakat disampaikan,menjelaskan bentuk partisipasi:
12 Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses
pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang
terjadi. Isbandi 2007: 27.
Pendapat diatas dapat disimpulkan jenis atau bentuk partisipasi adalah tenaga,buah fikiran, idegagasan, pendapat,pengalaman yang
disumbangkan dalam kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan bersama.
4. Faktor yang mempengaruhi Partsipasi Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program juga dapat berasal dari unsur luarlingkungan. Ada 4 faktor yang
dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat yang berasal dari luarlingkungan, yaitu:
1. Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat, antara
warga masyarakat dengan pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam masyarakat dengan sistem di luarnya;
2. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan
keluarga, pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan bangsa yang menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan
berkembangnya partisipasi masyarakat;
3. Kesempatan untuk berpartisipasi. Keadaan lingkungan serta proses
dan struktur sosial, sistem nilai dan norma-norma yang memungkinkan dan mendorong terjadinya partisipasi sosial;
4. Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi. Lingkungan di dalam
keluarga masyarakat atau lingkungan politik, sosial, budaya yang memungkinkan dan mendorong timbul dan berkembangnya
prakarsa, gagasan, perseorangan atau kelompok Holil, 1980: 10.
Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi, di pengarui faktor dari luar masyarakat eksternal yaitu peran aparat dan lembaga formal yang ada.
Kemampuan masyarakat akan berkaitan dengan stratifikasi sosial dalam
13
masyarakat. Sedangakan Hetifah,2003:188,faktor yang mendorong kerelaan orang untuk terlibat dalam partisipasi antara lain:
a. Kepentingan pribadi,yaitu seseorang turut berpartisipasi untuk
mendapatkan penghargaan dari orang lain guna meningkatkan pretise
b. Solidaritas,yaitu seseorang memiliki jiwa sosial yang berusaha ikut
merasakan dan membantu apa yang sedang dialami orang lain. c.
Memiliki tujuan yang sama, yaitu dengan berpartisipasi dalam bentuk apapunfisik dan lain sebagainya tetapi memiliki tujuan
yang sama untuk meningkatkan masyarakat menjadi lebih baik. d.
Ingin melakukan langkah-langkah yang sama walaupun tujuannya itu berbeda.Tujuan ini disesuaikan untuk kepentingan apa
masyarakat tersebut berpartisipasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengarui partisipasi masyarakat adalah adanya kesadaran dari
masyarakat untuk berpartisipasi yang timbul dari faktor internal maupun ekternal masyarakat itu sendiri.
5. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
Tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Peran serta tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 7 tingkatan, yang
dimulai dari tingkat terendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkatan tersebut terinci sebagai berikut:
a. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia.
Jenis PSM ini adalah jenis yang paling umum. Masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah dengan memasukkan anak ke sekolah.
14 b.
Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam
perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, danatau tenaga.
c. Peran serta secara pasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa
yang diputuskan oleh pihak sekolah komite sekolah, misalnya komite sekolah memutuskan agar orangtua membayar iuran bagi
anaknya yang bersekolah dan orangtua menerima keputusan tersebut dengan mematuhinya.
d. Peran serta melalui adanya konsultasi. Orang tua datang ke sekolah
untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.
e. Peran serta dalam pelayanan. Orang tuamasyarakat terlibat dalam
kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi banding, kegiatan pramuka, kegiatan keagamaan,
dan sebagainya. f.
Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan dilimpahkan. Misalnya, sekolah meminta orangtuamasyarakat
untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi. Dapat juga berpartisipasi dalam mencatat anak usia
sekolah di lingkungannya agar sekolah siap menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dan sebagainya.
15 g.
Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tuamasyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis
maupun non akademis dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana. Menurut Dzaki 2009 Diakses dari
http:penelitiantindakankelas.blogspot.com200903jenis- jenis-
peranserta-masyarakat.html. Dalam UU No.2 tahun 1989 “ Sumberdaya pendidikan adalah
dukungan dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prsarana yang tersedia yang digunakan dan
didayagunakan oleh keluarga, sekolah dan masyarakat, peserta didik dan pemerintah secara bersama-sama.” Abudin Nata, 2003:147.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan peranserta masyarakat dalam pendidikan adalah dukungan dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana.
B. PKBM
1. Pengertian PKBM
Menurut Direktorat PTK-PNF 2006, bahwa “Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya”. Diakses dari
http:www.jugaguru.com. 07 Maret 2012.
16 Pendapat senada menurut Mustofa Kamil 2011:85,yaitu:
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan di luar system pendidikan formal
diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka
untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat agar
mampu meningkatkan kualitas hidupnya.
Lebih jauh lagi menurut PKBM adalah “sebuah model pelembagaan” Umberto Sihombing 1999:113. yang diartikan, bahwa PKBM sebagai
basis pendidikan masyarakat, dikelola secara profesional oleh LSM atau organisasi kemasyarakatan lainnya, sehingga masyarakat dengan mudah
dapat berhubungan dengan PKBM dam meminta informasi tentang berbagai program pendidikan masyarakat, persyaratannya, dan jadwal
pelaksanaannya. Pelembagaan artinya menempatkan PKBM sebagai basis penyelenggaraan program pendidikan masyarakat di tingkat operasional
desakelurahan. Program pendidikan yang selama ini terpisah-pisah dan dilaksanakan di berbagai tempat seperti di rumah penduduk, gedung
sekolah, balai desa, dan tempat lainnya diupayakan untuk dipusatkan di PKBM. Berdasarkan beberapa rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa
PKBM adalah suatu institusi atau lembaga, satuan, wadah, tempat dan pusat kegiatan belajar masyarakat dalam menggali, mencari, menerima dan
bertukar informasi mengenai berbagai macam pengetahuan yang di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat melalui pendekatan partisipatif.
17
2. Tujuan PKBM
“Tujuan pelembagaan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat
untuk pemberdayaan masyarakat itu sendiri” Sihombing 2009: 87. Sedangkan menurut Kamil,2009:87 menjelaskan bahwa ada tiga
tujuan penting dalam rangka pendirian dan pengembangan PKBM : Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri berdaya, b
meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi, c meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang
terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut.
Tujuan PKBM tersebut sejalan dengan tujuan PKBM menurut Direktorat PTK-PNF 2006, yaitu:
Tujuan PKBM, memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Dalam upaya
menyamakan persepsi dan menyelaraskan penyelenggaraan PKBM, dengan ide dasar PKBM sebagai pusat kegiatan pendidikan luar
sekolah, PKBM yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kepentingan dan kemampuan masyarakat, maka perlu dikembangkan
alat ukur kelayakan penyelenggaraan PKBM. Diakses dari http:www.jugaguru.com. 07 Maret 2012.
PKBM dibentuk bertujuan untuk memperluas kesempatan warga masyarakat khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan memperdayakan dan
memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk memperluas
18 kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja dan mencari nafkah.
3. Fungsi PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat memiliki Fungsi Menurut Mustofa Kamil 2011:88-90, fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM
yaitu sebagai: 1
Tempat belajar bagi masyarakat. 2
Tempat pusaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat.
3 Pusat dan sumber informasi yang handal bagi masyarakat yang
menumbuhkan keterampilan fungsional. 4
Ajang atau tempat tukar menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan fungsional diantara masyarakat.
5 Tempat berkumpulnya masyarakat.
6 Loka belajar yang tidak pernah berhenti .
Terdapat beberapa fungsi PKBM yang dapat dijadikan acuan, dimana fungsi-fungsi tersebut saling berhubungan satu sama lain secara terpadu,
diantaranya: a.
Sebagai tempat masyarakat belajar learning society, PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu
pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masyarakat berdaya dalam
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.
b. Sebagai tempat tukar belajar learning exchange, PKBM memiliki
fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan keterampilan antar warga
belajar, sehingga antara warga belajar yang lainnya bisa saling mengisi.
c. Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat
perpustakaan masyarakat, sebagai TBM. PKBM harus mampu berfungsi sebagai bank informasi, artinya PKBM dapat dijadikan
tempat menyimpan berbagai informasi pengetahuan dan
19 keterampilan secara aman dan kemudian disalurkan kepada
seluruh masyarakat atau warga belajar yang membutuhkan. d.
Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, fungsi PKBM dalam hal ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat
pertemuan antar pengelola dengan sumber belajar dan warga belajar, akan tetapi PKBM berfungsi sebagai tempat
berkumpulnya seluruh komponen masyaraka, dalam berbagai bidang dan sesuai dengan kepentingan, masalah dan kebutuhan
masyarakat serta selaras dengan azas dan prinsip belajar masyarakat atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran
sepanjang hayat.
e. Sebagai pusat penelitian masyarakat community research centre
terutama dalam pengembangan pendidikan nonformal. PKBM berfungsi sebagai tempat menggali, mengkaji, menelaah berbagai
persoalan atau permasalahan dalam bidang pendidikan keterampilan baik yang berkaitan dengan program yang
dikembangkan di PKBM maupun berkaitan dengan program- program yang lain yang selaras dengan azas dan tujuan PKBM.
Kamil, 2009: 89.
“Fungsi utama PKBM adalah Sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat” BPKB Jayagiri 2003:4.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan fungsi PKBM sebagai pusat bagi warga masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh
berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional, pusat informasi yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas
hidup dan kehidupan masyarakat.
20
4. Asas PKBM
Azas-azas PKBM meliputi: “Azas kemanfaatan, Azas kebermaknaan, azas kebersamaan, Asas kemandirian, azas keselarasan, azas kebutuhan,
azas tolong menolong” Sihombing,1997:108. Asas-asas yang dianut PKBM diidentifikasi menjadi tujuh azas, dan mungkin jika dikembangkan
lagi dapat lebih dari tujuh, sepanjang azas-azas itu tidak saling bertentangan dan sesuai dengan misi yang harus diemban PKBM.
5. Program-Program yang dikembangkan PKBM
Dijelaskan dalam Kamil 2009:93, terdapat beberapa program yang dikembangkan di PKBM, diantaranya adalah: “Program Keaksaraan
Fungsional.Pengembangan Anak Usia Dini,Program Kesetaraan,Kelompok Belajar Usaha, Pengembangan Program Magang pada PKBM Kursus
Keterampilan dan, Program PKBM di Luar Program Depdiknas.” Sedangkan menurut Dikmas, terdapat 7 Program yang seyogyanya
dikembangkan oleh PKBM, diantaranya: Kesetaraan, Keaksaraan, Pendidikan Anak Usia dini, Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar Usaha,
Pendidikan Wanita dan Majelis Taklim. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PKBM sebagai
pusat dalam menyelenggarakan pendidikan Masyarakat, program keaksaraan kesetaraan pendidikan anak usia dini dan pendidikan kecakapan
hidup.
21
6. Pengelolaan PKBM
PKBM merupakan sarana untuk mengintensifkan dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang pelaksanaannya dipusatkan di suatu tempat yang status pengelolaan dan
kepemilikannya dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Pembentukan PKBM dimaksudkan untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar
masyarakat, dengan memperhatikan kebutuhan dan sumber-sumber potensi yang terdapat di sekitarnya terutama jumlah kelompok sasaran, jenis
usahaketerampilan yang dibutuhkan secara ekonomi, sosial dan budaya. “PKBM akan berhasil apabila pengelolaannya melaksanakan fungsi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasipenilaian” Sukmana, 2009:41. Langkah-langkah perencanaan PKBM adalah sebagai berikut:
“Identifikasi pembentukan PKBM , konsultasi dengan jajaran Depdikbud , koordinasi dengan instansi terkait , penyusunan usulanproposal
pembentukan PKBM ,sosialisasi PKBM ,menyusun struktur organisasi , Mekanisme kerja , uraian tugas pengelola dan menyusun program kegiatan
belajar.” Sukmana,2009:41. Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan dalam pelaksanaanya
PKBM berupaya mengembangkan berbagai macam program mulai dari program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD , program
Pendidikan Wanita, program Pemberantasan Buta Aksara Fungsional, program Pendidikan Dasar untuk menunjang wajib belaja pendidikan dasar
9 tahun yaitu program Paket A dan program Paket B setara SLTP serta
22 pendidikan berkelanjutan seperti kelompok belajar usaha KBU,
beasiswamagang, dan kursus-kursus keterampilan yang pelaksanaanya tersebar ke seluruh pelosok tanah air.
C. Program Paket B
“Program Paket B merupakan program pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan formal SMPMTs.” Mustofa Kamil,2011:97.
Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SMP atau MTs bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan
formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Pemegang ijazah program Paket B memiliki hak eligibilitas
yang sama dengan pemegang ijazah SMP atau MTs. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 13 ayat 1 menyebutkan “ Bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya”. Beberapa landasan hukum yang menjelaskan bahwa program Paket B sebagai satuan program pendidikan nonformal, antara lain :
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tenatang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 26 ayat 3 “Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan parempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
23 kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik”. 2.
PP No. 73 tentang Pendidikan Luar Sekolah, pasal 18 ayat 1 “pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan dasar
diselenggarakan pada kelompok A dan kelompok belajar Paket B” dan pada ayat 3 menyebutkan bahwa “kelompok belajar Paket B
diselenggarkan bagi sekumpulan warga belajar untuk memperoleh pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”.
Mengacu pada standar nasional pendidikan Muatan kurikulum Pendidikan Kesetaraan meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Pengaturan beban belajar diatur dengan menggunakan dua sistem Jam belajar : Pertemuan sistem tatap muka reguler, dan
Satuan Kredit Kesetaraan SKK. Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.14 tahun
2007 tentang standar isi untuk program kesetaraan, menejelasakan bahwa isi kurikulum pendidikan kesetaraan, meliputi :”1 Pendidikan Agama Islam
2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 Bahasa 4 Ilmu Pengetahuan Alam 5 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 Seni dan Budaya 7 Penjaskes, Olah Raga
dan Kesehatan 8 Keterampilan dan Kejuruan 9 Muatan Lokal.” Kurikulum pendidikan kesetaraan memiliki kekhususan isi,
sekurang-kurangnya memuat mata pelajaran berorientasi akhlak mulia dan akademik yang setara dengan kompentensi minimal dasar dan menengah.
Mata pelajaran yang berorientasi kecakapan hidup termasuk kemampuan
24 bekerja, kewirausahaan, berusaha mandiri dan membuka lapangan kerja
yang disesuaikan dengan potensi daerah. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar program Kesetaraan Paket B
adalah : 1
Induktif, pendekatan ini pada dasarnya adalah memilih materi pembelajaran yang khusus untuk kemudian dikembangkan
menjadi hal-hal yang bersifat umum. 2
Tematik, pendekatan tematik ini mendekatkan proses pembelajaran dengan tema sehari-hari.
3 Konstruktif, adalah pola pembelajaran yang dilaksanakan memiliki
sifat membina, memperbaiki, membangun dan sebagainya, yang dianggap akan memberikan kontribusi dalam perbaikan kondisi
kehidupan warga belajar, baik wawasan, keterampilan maupun sikap hidup.
Menurut Mustofa Kamil 2011:97-98, sasaran Program Paket B adalah seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1 Lulusan Paket A atau SD
2 Belum menempuh pendidikan di SMP atau MTs dari kelompok
usia 15 – 44 tahun dengan prioritas usia 16 – 18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket B atas pilihan sendiri atau
yang belum tuntas wajib belajar 9 tahun.
3 Putus SMP atau MTs
4 Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri
5 Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor waktu, geografi,
ekonomi, sosial, hukum, dan keyakinan
Pelaksanaan program Paket B dapat disimpulkan harus memiliki kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan, muatan
25 kurikulum pendidikan kesetaraan Paket B meliputi mata pelajaran umum dan
muatan lokal,pengembangan diri dan kecakapan hidup dengan pendekatan pembelajaran yang Induktif,Tematik dan Konstruktif.
D. Kerangka Berfikir