Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Program

63 melakukan sosialisasi tentang program yang di selenggarakan oleh PKBM Ngudi Makmur”. Hal Senada disampaikan Sn, Bendahara PKBM Ngudi Makmur, beliau menyatakan: ” Saya ikut membantu tugas ketua dalam melaksanakan tugas dalam menumbuhkan partisipasi dimasyarakat agar program berjalan lancar.” Peranan pengelola PKBM sangat di perlukan dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat dari wawancara dengan ketua program Paket B dan Pengelola PKBM ada upaya dari pengelola untuk mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pelaksanaan program- program di PKBM salah satunya program Paket B, walaupun kegitan tersebut dilakukan secara individu sehingga hasilnya tentunya belum maksimal karena masih sangat terbatas hanya pada sebagian kecil dari masyarakat saja.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil data yang telah didapat, maka dibahas mengenai pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Pembahasan ini merupakan upaya penghubungan data yang telah diperoleh dan diolah dengan konsep- konsep teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

1. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Program

Paket B di PKBM Ngudi Makmur. “Partisipasi adalah keterlibatan mental atau fikiran dan perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk 64 memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.” Sastropeotro 1988:13. Partisipasi adalah proses tumbuhnya kesadaran terhadap kesalinghubungan di antara stakeholders yang berbeda dalam masyarakat,yaitu antara kelompok-kelompok sosial dan komunitas dengan pengambil kebijakan dan lembaga-lembaga jasa lain. Secara sederhana, “partisipasi” dapat dimaknai sebagai “the act of taking part or sharing in something” berbagai sesuatu. Dua kata yang dekat dengan konsep “partisipasi” adalah engagement keterikatan dan involvement keterlibatan. Partisipasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana seluruh pihak dapat membentuk dan terlibat dalam seluruh inisitaif pembangunan. Maka, pembangunan yang partisipatif participatory development adalah proses yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam seluruh keputusan substansial yang berkenaan dengan kehidupan mereka. Dalam bidang politik dan sosial, partisipasi bermakna sebagai upaya melawan ketersingkiran opposite of marginality. Jadi, dalam partisipasi, siapapun dapat memainkan peranan secara aktif, memiliki kontrol terhadap kehidupannya sendiri, mengambil peran dalam masyarakat, serta menjadi lebih terlibat dalamnya. Secara umum, sisi positif partisipasi adalah program yang dijalankan akan lebih respon terhadap kebutuhan dasar yang sesungguhnya. Ini merupakan suatu cara penting untuk menjamin keberlanjutan program, 65 akan lebih efisien karena membantu mengindentifikasi strategi dan teknik yang lebih tepat, serta meringankan beban pusat baik dari sisi dana, tenaga maupun material. Namun sisi negatifnya, partisipasi akan melonggarkan kewenangan pihak atas sehingga akuntabilitas pihak atau sulit diukur, proses pembuatan keputusan menjadi lambat demikian pula pelaksanaan, serta bentuk program juga akan berbeda-beda karena masyarakat yang beragam. Di luar itu, program juga berpeluang untuk diselewengkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan kelompoknya. Konsep “partisipasi” terutama dibicarakan dalam konteks dunia politik. Dalam ilmu politik, “partisipasi” merupakan istilah payung umbrella term yang kemudian memiliki banyak pengertian. Namun, intinya adalah bagaimana keterlibatan publik dalam keputusan politik. Partisipasi merupakan materi yang esensial untuk terjadinya demokrasi, karena demokrasi membutuhkan keterbukaan transparency. Pada akhirnya, tujuan partisipasi adalah untuk meningkatkan keteguhan diri selfdetermination serta terbangunnya kontrol dan inisiatif masyarakat terhadap pengelolaan sumberdaya untuk pembangunan. Jika dicermati, makna partisipasi berbeda-beda menurut mereka yang terlibat, misalnya antara pengambil kebijakan, pelaksana di lapangan, dan masyarakat. Untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga khususnya PKBM, dapat dilihat dari seberapa besar masyarakat ikut berpartisipasi didalam pengelolaan program di PKBM tersebut. Karena masyarakat merupakan faktor yang dapat mendorong keberhasilan suatu lembaga, Partisispasi 66 masyarakat ini terdiri dari Partisipasi buah pikiran adalah partisipasi berupa sumbangan berupa ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program dan Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, atau uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan. Berbagai bentuk partsisipasi yang dilakukan oleh masyarakat, seperti: Pikiran, Tenaga, Pikiran dan tenaga,Keahlian, Barang dan Uang. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden pengelola dan kapala dukuh selaku tokoh masyarakat, dapat dikatakan bahwa bentuk partisispasi yang banyak dilakukan oleh warga masyarakat kepada Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur yaitu berupa ide atau buah pikiran, tenaga, keterampilan serta biaya. Namun yang banyak dilakukan ialah partisipasi berupa biaya. Sehingga dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan investasi yang membutuhkan pengorbanan, baik waktu, tenaga dan biaya. Biaya yang dikorbankan dapat berupa fasilitas, fisik maupun biaya operasional. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya 67 pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan tanpa biaya proses pendidikan terutama di sekolah tidak akan efektif. Biaya cost pada pendidikan memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan,baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang, misalnya, iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku dan guru adalah juga biaya. Bagaimana biaya – biaya itu direncanakan, diperoleh, dialokasikan dan dikelola merupakan kajian pembiayaan pendidikan. Di ungkapkan pula dari hasil penelitian bahwa masyarakat di sekitar PKBM Ngudi Makmur kebanyakan ekonomi kelas menengah ke bawah jadi dalam pembiayaan masih sedikit orang yang mau membayar program yang dilaksanakan.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Masyarakat terhadap