54 seminar, lokakarya maupun Diklat salah satunya dengan kerjasama
dengan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY Program Studi Pendidikan Luar Sekolah dalam program peningkatan kualifikasi Tenaga Pendidik
dan Kependidikan dalam hal ini memberikan hasil yang baik bagi proses kegiatan belajar mengajar Paket B di PKBM Ngudi Makmur.
Keterlibatkan masyarakat dibidang usaha atau jasa dalam perencanaan program keterampilan dalam pelaksanaan program Paket
B yang dilaksanakan antaralain Koperasi Yoga Kinasih dalam bentuk kerjasama dan pelatihan perkoperasian, pelatihan kewirausahaan bagi
peserta didik Paket B dan merekrut peserta Paket B sebagai anggota koperasi sehingga dapat memanfaatkan koperasi sebagai penampung
produk usaha yang dijalankan oleh peserta Paket B sehingga cukup memberikan arti yang penting bagi keberhasilan pengelolaan program
Paket B di PKBM Ngudi Makmur.
B. Data Hasil Penelitian
1. Keadaan Masyarakat Sekitar PKBM
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, lembaga, pemerintah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pendidikan kesetaraan Paket B merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu orang tua ataupun masyarakat perlu dilibatkan
oleh PKBM. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan Paket B di PKBM Ngudi Makmur terdiri dari: Partisipasi masyarakat sebagai sumber dana
55 kelangsungan pembelajaran dan pembinaan, sumber inspirasi dalam
mengembangkan sebuah program di PKBM,sebagai pengelola dan pelaksana program yang dilaksanakan di PKBM Ngudi Makmur.
Kondisi masyarakat sekitar PKBM yaitu masyarakat yang berorientasi pada ekonomi keluarga karena pada dasarnya masyarakat
sekitar banyak yang putus sekolah dan bekerja sebagai buruh, pedagang, dan para petani maka dari itu masyarakat disana mementingkan
perekonomian keluarga dari pada melanjutkan sekolah karena kondisi kehidupan didesa yang masih membutuhkan penyadaran akan arti
pendidikan bagi peningkatan kehidupan.
2 . Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan aspek yang sangat berpengaruh dari suatu penelitian guna mencari jawaban penelitian. Adapun data mengenai
subjek penelitian berdasarkan jenis kelaminusiatingkat pendidikan di wilayah kerja PKBM Ngudi Makmur sebagai berikut:
Tabel 6.
Daftar Identitas Responden No Nama LP
Usia Pendidikan Keterangan
1 Azip Shabari Az
L 27 th
S1 Ketua Program
Paket B 2 Sunarti
Sn P 26
th SMK Bendahara
PKBM 3
Waltirah Wl P
35 th SMK
Staf PKBM 4
Suwarti Sw P
30 th D3
Tutor Paket B 5 Sri
Supatmi Sp
P 23 th
Paket B Peserta didik
6 Sarijan Sr
L 28 th
Paket B Peserta didik
7 Paidjo PJ
L 51 th
SMA Dukuh
56
3. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Program
Paket B di PKBM Ngudi Makmur.
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan Paket B di PKBM Ngudi Makmur terdiri dari langsung dan tidak langsung diantaranya masyarakat
seperti yang diungkapkan oleh Az, selaku Ketua Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur bahwa :
”...Partisipasi masyarakat sekitar dalam membantu Program Paket B selama ini positif, masyarakat selalu memberikan arahan motivasi
agar program dilaksanakan sebaik-baiknya, dan program berjalan sesuai dengan yang diharapkan bersama.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Wl, salah seorang Staf pada PKBM Ngudi Makmur , bahwa:
” Pada awal pelaksanaan program, masyarakat sekitar lembaga kurang begitu membantu Program Paket B yang dilaksanakan karena
masyarakat belum mengetahui program yang dilaksanakan akan tetapi setelah beberapa saat program dilaksanakan masyarakat
mengetahuinya dan mereka membantu berupa pikiran ide,dana bahkan tenaga.’’
Awal kegiatan Program Paket B masyarakat tidak mengetahuinya, setelah mengenal keberadaan Program Paket B yang merupakan pendidikan
kesetaraan setara SMP, mereka memberikan tanggapan positif dan mendukung program tersebut, hal ini karena ada timbal balik antara
pengelola dengan masyarakat karena saling membutuhkan.
57 Bentuk bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Paket
B berupa:
a. IdePemikiran
Berdasarkan wawancara peneliti dengan tokoh masyarakat setempat,selama Program Paket B ini dilaksanakan, masyarakat belum
semua dilibatkan secara langsung dalam menyumbangkan aspirasi mereka dalam bentuk ide maupun gagasan-gagasan untuk program
pemberdayaan dalam Program Paket B. Pj, salah satu Kepala Dukuh di Desa Pengasih.
”Selama Program Paket B ada dilaksanakan dilingkungan sini, semua masyarakat belum menyumbangkan ide atau pemikiran
secara langsung pada pelaksanaan Program Paket B,sebab masyarakat tidak mengetahui kalau ada Program Paket B yang
dilaksanakan.”
Pihak pengelola memang tidak pernah melibatkan semua masyarakat hanya perwakilan, untuk memberikan ide dalam Program Paket B yang
dijalankan. Hal ini karena program-program yang ada merupakan program dari pemerintah, seperti diungkapkan oleh Ketua Program Paket
B,Az bahwa: ”...Masyarakat tidak semua dilibatkan partisipasinya dalam
memberikan gagasan untuk Program Paket B,karena Program Paket B berasal dari Juknis yang di berikan oleh Pemerintah. Selain itu
masyarakat banyak yang tidak mengetahui pendidikan Kesetaraan Program Paket B.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Sw,salah satu Tutor di PKBM Ngudi Makmur,bahwa:
58 ” Tanpa melibatkan peran aktif masyarakat dalam bentuk gagasan-
gagasan,karena program ini ditujukan untuk anak –anak yang putus sekolah dan masyarakat yang membutuhkan pendidikan dasar. Jadi
masyarakat sekitar tidak begitu mengetahui Program Paket B yang dilaksanakan.”
Meskipun masyarakat belum diberi kesempatan secara langsung oleh lembaga untuk menyalurkan ide-idenya secara langsung dalam
pelaksanaan program Paket B, tetapi masyarakat tetap memiliki harapan, harapan yang ada dalam masyarakat ini merupakan ide yang tidak
tersampaikan. Hal ini senada dengan yang disampaikan Sp,Selaku peserta didik,bahwa:
”...Harapan saya sebagai peserta didik, Program Paket B ini dapat dijadikan program yang dapat menampung anak-anak putus
sekolah yang karena keterbatasan ekonomi tidak dapat melanjukan kependidikan formal,dan dapat membantu saya dan membimbing
peserta didik dalam menghadapi masa depan yang lebih baik.”
Adanya harapan harapan positif terhadap pelaksanaan Program Paket B di Pusat Kegitan Belajar Masyarakat Ngudi Makmur. Akan sangat
membantu dalam pelaksanaan program yang dilaksanakan. Meskipun belum dapat disampaikan secara langsung,tetapi masyarakat percaya
bahwa Program Paket B di PKBM akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik binaan, agar dapat mampu bekerja dan mandiri
di masyarakat.
b. Tenaga
Kontribusi masyarakat dalam membantu kegiatan Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur bisa dikatakan masih sedikit. Hal ini karena
59 pihak PKBM sendiri dalam menjalankan program-program memang ada
kekhususanya yaitu program yang dilaksanakan berdasarkan standar pelaksanaan program baik materi maupun tenaga pelaksananya karena
merupakan program pendidikan yang butuh kompetensi khusus dalam pelaksanaanya, berikut yang diungkapkan Wl, selaku Staf PKBM:
”Masyarakat memang tidak terlalu banyak dimintai bantuan tenaga untuk setiap kegiatan yang ada,karena memang kegiatan yang ada
merupakan kegiatan pembelajaran merupakan program pemerintah.”
Akan tetapi ada saat-saat tertentu pihak PKBM memerlukan bantuan masyarakat seperti yang diungkapkan Pj,tokoh masyarakat:
” Dalam pelaksanaan Program Paket B pihak PKBM juga melibatkan masyarakat dalam kegiatan program keterampilan
sering kali pelatih keterampilan di mintakan dari masyarakat sekitar lembaga yang mempunyai keahlian.
Az,selaku ketua Program Paket B juga mengatakan bahwa: ” Apabila PKBM memerlukan bantuan tenaga,masyarakat bersedia
membantu semampunya,begitu pula sebaliknya...”
Meskipun masyarakat jarang dilibatkan dalam setiap kegiatan Program Paket B,tetapi masyarakat selalu siap apabila dilibatkan dalam
pelaksanaan program.
c. Harta Benda
Seperti yang diungkapkan partisipasi yang berupa uang ,dalam Program Paket B tidak sepenuhnya dibebankan pada masyarakat, dimana
pembiayaan program tersebut di bebankan secara bersama dengan membayar iuran perbulan, iuran di pergunakan mulai dari gaji tutor
60 hingga digunakan untuk keperluan administrasi. Seperti yang
diungkapkan Sr,selaku Peserta Didik Paket B bahwa: ” Selama saya mengikuti Program Paket B setara SMP ini saya
membayar uang iuran perbulanya,karena saya ikut Program Paket B program swadaya, tetapi saya rela karena saya tidak ingin
ketinggalan dalam pendidikan dan saya ingin melanjutkan sekolah dan saya membutuhkan program ini untuk menunjang profesi
saya.”
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran khususnya pada Pendidikan Paket B yang dibiayai Non APBN atau swadaya, agar program dapat
berlangsung secara terus menerus dibutuhkan partisipasi berupa uang. seperti yang disampaikan Sw, Tutor Paket B
”Biaya pendidikan Program Paket B yang penyelenggaraanya swadaya atau Non APBN, biaya Pendidikan dimintakan pada
masyarakat atau peserta didik untuk keperluan pembelajaran
karena program di kelola secara swadaya.” Adapun partisipasi berupa dana tersebut akan sangat membantu
dalam keberlangsungan program yang ada dalam PKBM.
4. Faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Masyarakat
terhadap Pelaksanaan Program Paket B.
Partisipasi masyarakat dalam keberhasilan Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur tentu saja tidak sepenuhnya berjalan lancar. Ada
beberapa faktor yang menjadi pendorong dan penghambat masyarakat
dalam berpartisipasi menurut Az, selaku pengelola program bahwa:
”...program-program pemberdayaan masyarakat dalam program Pendidikan Paket B khusus ditujukan untuk peserta didik yang
memang membutuhkan saja, sehingga masyarakat tidak begitu
61 mengetahui dan ini berdampak pada kurangnya partisipasi
masyarakat.”
Hal yang hampir sama juga disampaikan Pj, selaku Kepala Dukuh dan Tokoh masyarakat bahwa:
” Masyarakat hanya berpartisipasi apabila memang di perlukan bantuanya oleh pengelola program. Selama ini sebagian masyarakat
hanya mengetahui keberadaan Program Paket B, minta Ijin pelaksanaan kepada masyarakat setempat,untuk itu partsipasi
masyarakat sendiri sangat kurang”.
Hasil wawancara dan observasi dalam pelaksanaan program Paket B menunjukan beberapa hal yang menjadi faktor pendorong partisipasi.
Kemampuan sumber daya pengelola program Paket B yang memadai untuk menggerakan masyarakat dalam berpartisipasi karena melihat kondisi
pendidikan masyarakat masih rendah. Publikasi program Paket B sangat menentukan Pemahaman Informasi program,yang dilakukan oleh pengelola
melalui tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman mengenai Program Paket B pada masyarakat yang belum mengetahui. Juga
kemampuan lembaga dalam melaksanakan program menjadi ukuran Kapasitas Organisasi PKBM, terhadap pencapaian tujuan program.
Partisipasi masyarakat masih terbatas hal-hal yang sifatnya setrategis saja, mengakibatkan kurangnya partisipasi yang diberikan. Masyarakat yang
berpartisipasi hanya yang memiliki kemampuan memadai atau peduli terhadap pendidikan, masih banyak masyarakat yang tidak tahu progam
Paket B. Kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh Pengelola Program Paket B terhadap tokoh-tokoh masyarakat akan pemahaman informasi
program Paket B mengakibatkan masyarakat tidak mau memberikan
62 partisipasinya karena merasa tidak dihargai, akan tetapi meskipun
masyarakat tidak paham program ada sebagian masyarakat yang berpartisipasi karena ada kepentingan dan kebutuhan. Kurangnya sosialisasi
Program terhadap masyarakat juga merupakan faktor penghambat partisipasi.
5. Upaya yang dilakukan PKBM Ngudi Makmur dalam Menumbuhkan