24 besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai
diatur dalam undang-undang. Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10 miliar tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2,5 miliar sampai paling tinggi Rp 50 miliar.
2.1.6.2 Ciri-ciri Usaha Kecil
Ciri-ciri yang dimiliki oleh usaha kecil adalah sebagai berikut : 1. Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak
gampang berubah. 2. Lokasitempat usaha umumya sudah menetap tidak berpindah-pindah.
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga. 4. Sudah memiliki izin usaha dan persayaratan legalitas lainnya temasuk NPWP.
5. Sebagaian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business plan.
2.1.6.3 Ciri-Ciri Usaha Menengah
Ciri-ciri yang dimiliki oleh menengah adalah sebagai berikut : 1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
lebih tertatur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.
Universitas Sumatera Utara
25 2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akutansi
dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auiditing dan penilain atau pemeriksaaan termasuk oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharan kesehatan dan lain-lain.
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dan lain-lain.
5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan. 6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik.
2.1.6.4 Kekuatan Dan Kelemahan Usaha Kecil Dan Menengah
Menurut Alma 2005 dapat dikatakan ada empat 4 faktor umum yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil, yaitu :
a. Manajerial yang tidak kompeten. b. Kurang memberi perhatian.
c. Sistem kontrol yang lemah. d. Kurangnya modal.
Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil ada empat 4 faktor dasar yaitu :
a. Kerja keras, motivasi, dan dedikasi. b. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan.
c. Kompetensi manajerial. d. Keberuntungan.
Universitas Sumatera Utara
26 Kombinasi antara kekuatan dan kelemahan tersebut sangat menentukan
kemampuan UKM dalam menghadapi tantangan-tantangan yang aktual saat ini yaitu perkembangan produk dan teknologi informasi yang pesat, akses ke pasar
dan persaingan semakin bebas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Menurut Anggereani 2009, dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha
Butik Di Sun Plaza Medan”. Dengan menggunatakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Menyimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Spirit Of Entrepreneur dan Motivation terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza.
2. Berdasarkan Uji F disimpulkan bahwa variabel Spirit Of Entrepreneur X
1
, dan Motivation X
2
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza Medan dengan nilai
F
hitung
diperoleh lebih besar dari nilai F
tabel
2,68 dan tingkat signifikan 0,0001 atau dibawah 0,05.
3. Koefisien korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan antara Spirit Of Entrepreneur dan Motivation terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di
Sun Plaza adalah kurang erat ditandai dengan R = 0,405 dan besarnya R 2 = 0,144, artinya 14,4 kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza
dipengaruhi oleh Spirit Of Entrepreneur dan Motivation dan 85,6 dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
27 Menurut Ikramuddin 2010, dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha Kerajianan Rotan Di Kota Lhokseumawe”. Dengan menggunakan Metode
Analisis Regresi Linear Berganda. Menyimpulkan bahwa: Temuan dari hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor spirit of
entrepreneur X1 dan motivation X2 mempengaruhi kinerja usaha pengusaha industri kerajinan rotan di Kota Lhokseumawe. Oleh karena itu kedua variabel
tersebut harus menjadi prioritas yang harus diperhitungkan dalam meningkatkan kinerja usaha para pengusaha dalam berwirausaha. Dan motivation X2
merupakan faktor yang paling memberi pengaruh terhadap kinerja usaha pengusaha industri kerajinan di kota Lhokseumawe. Ini memberikan informasi
kepada pengambil kebijakan serta pihak terkait lainnya untuk terus memberikan motivasi melalui pemberian pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha, penyediaan
bahan baku, penyediaan modal usaha, menampung dan mempromosikan produk- produk kerajinan rotan kepasar yang lebih luas domestik dan global market.
Menurut Hafidiah 2010, dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Produk Tekstil di
Kabupaten Bandung”. Dengan menggunakan metode Analaisis Jalur Path Analysis. Menyimpulkan bahwa :
1. Jiwa Kewirausahaan yang dimiliki oleh para pemilik usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung berada dalam kategori relatif cukup tinggi.
Universitas Sumatera Utara
28 2. Keberhasilan Usaha dalam hal ini adalah tingkat kepuasan akan keberhasilan
usaha yang terdiri daripada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung cukup tinggi, hal ini didukung oleh jiwa kewirausahaan yang cukup tinggi.
3. Jiwa kewirausahaan secara simultan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandug. Selain itu keberhasilan
usaha dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak ikut diteliti. Secara parsial jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada
usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoretis antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. Sekaran dalam
Sumarni dan Wahyuni, 2006:27. Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang
memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal. Kinerja usaha adalah
ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan dan keberhasilan. Dalam mencapai kinerja
usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong dalam diri pengusaha, yaitu suatu semangat yang dikenal dengan Spirit Of Entrepreneur.
Seorang pengusaha dengan penerapan Spirit Of Entrepreneur pada dirinya akan berpengaruh terhadap kinerja usaha yang dibangun oleh seorang
Universitas Sumatera Utara
29 wirausahawan. Artinya pengusaha yang memiliki Spirit Of Entrepreneur yang
baik, maka akan memiliki kinerja usaha yang tinggi. Pada dasarnya Spirit Of Entrepreneur dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai semangat dan watak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin atau pemilik usaha yang berkaitan dengan pengelolaan usaha. Menurut Nickels 2005
Spirit Of Entrepreneur terdiri dari Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty. Dan menurut Hendro 2011 Perubahan
Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, dan Intrepreneurship. Self-Directed, menurut Nickels 2005:176, adalah Entrepreneur
hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displin diri yang tinggi walaupun merupakan pemilik usaha dan penanggung jawab akan keberhasilan
maupun kegagalan usaha. Menurut Anggereani 2009 secara parsial variabel Self- Directed memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para
pelaku usaha. Self-Nurturing, menurut Nickels 2005:176, adalah Entrepreneur harus
percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya, dan harus antusias. Menurut Anggereani 2009 secara parsial variabel Self-
Nurturing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.
Action-Oriented, menurut Nickels 2005:176, adalah gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk menwujudkan,
mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan. Menurut
Universitas Sumatera Utara
30 Anggereani 2009 secara parsial variabel Action-Oriented memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Highly-Energitic, menurut Nickels 2005:176, Ini bisnis anda, dan anda
harus emosionel, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras. Menurut Anggereani 2009 secara parsial variabel Highly-Energitic memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Tolerant of Uncertainty, menurut Nickels 2005:176, Entrepreneur
sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya. Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang-orang yang suka memilih keadaan atau
takut untuk menerima kegagalan. Menurut Anggereani 2009 secara parsial variabel Tolerant of Uncertainty memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Perubahan Teknologi, menurut Hendro 2011:28, Berkembangnya
teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan meciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik,
menurut Hendro 2011:28, Perubahan politik akan mempengaruhi perubahan struktur pemerintahaan, yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan
arah perekonomian, sehingga muncullah sebuah gap kebutuhan akan produk. Intrepreneurship,
menurut Hendro
2011:28, Kemampuan
intrepreneurship entrepreneur di dalam sebuah perusahaan intrenal yang semakin baik dan kuat akan memunculkan gairah entrepreneur. Hal ini
disebebkan karena kreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, perubahan organisasi,
Universitas Sumatera Utara
31 dan lain-lain. Jadi, organisasi secara tidak langsung mengembangkan jiwa
entrepreneurship seseorang. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyusun 8 delapan variabel
yang menurut peneliti paling mempengaruhi Kinerja usaha dan dapat digambarkan sebaga berikut:
Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis menurut Erlina 2011 : 41, adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Self-Directed X
1
Self-Nurturing X
2
Action-Oriented X
3
Highly – Energitic X
4
Tolerant of Uncertainty X
5
Perubahan Teknologi X
6
Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik
X
7
Intrepreneurship X
8
Kinerja Usaha Y
Universitas Sumatera Utara
32 Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari
penelitian ini adalah Spirit Of Entrepreneur Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih Ginting
Situmorang, 2008:57. Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel Spirit Of Entrepreneur X terhadap Kinerja Usaha Y.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal Universitas Sumatera Utara. Yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur No. 9B di Universitas
Sematera Utara. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu
membatasi masalah yang dibahas yaitu hanya pada “Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UMKM Tenant Pusat
Inkubator Cikal USU”. Dimana variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut : 1. Variabel Spirit Of Entrepreneur X, terdiri dari 8 faktor yang mempengaruhi
sebagai berikut ini : a. X
1
= Self – Directed
Universitas Sumatera Utara
34 b. X
2
= Self – Nurturing c. X
3
= Action-Oriented d. X
4
= Highly-Energitic e. X
5
= Tolerant of Uncertainty f. X
6
= Perubahan Teknologi g. X
7
= Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik h. X
8
= Intrepreneurship 2. Variabel Kinerja Usaha Y.
3.4 Defenisi Operasional
Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan
pada suatu
variabel dengan
cara memberikan
arti atau
memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variable tersebut. Defenisi variabel akan memberikan
atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu : 1. Spirit Of Entrepreneur sebagai variabel X adalah semangat yang dimiliki oleh
seorang entrepreneur untuk mencapai kinerja usaha yang berkualitas. Sikap mental ini merupakan pendorong bagi entrepreneur untuk mewujudkan tujuan
akhirnya yaitu kesuksesan. Nickels, 2005:177 Variabel Spirit Of Entrepreneur X, terdiri dari 8 faktor yang mempengaruhi
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
35 a. Self – Directed X
1
Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki disiplin yang tinggi dalam menjalankan usaha.
b. Self – Nurturing X
2
Pengusaha harus percaya akan ide, dan harus melengkapi antusiasme. c. Action-Oriented X
3
Adanya semangat
untuk mewujudkan,
mengaktualisasikan, dan
mewujudkan impian. d. Highly-Energic X
4
Pengusaha harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras.
e. Tolerant of Uncertainty X
5
Pengusaha sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya.
f. Perubahan Teknologi X
6
Semakin canggihnya teknologi akan menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
g. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik X
7
Perubahan struktur pemerintah berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah perekonomian.
h. Intrepreneurship X
8
Kemampuan intrepreneurship yang semakin baik dan kuat akan memunculkan gairah entrepreneur.
Universitas Sumatera Utara
36 2. Kinerja usaha sebagai variabel Y yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk
unggulan, dan keberhasilan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja pengusaha. Ranto, 2007.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Pengertian
Indikator Variabel Skala
Ukur
Self-directed X
1
Pengusaha hendaknya bersikap
menyenangkan dan
memiliki disiplin
yang tinggi 1. Disiplin
2. Menyenangkan Likert
Self-nurturing X
2
Pengusaha harus
percaya akan ide yang didapatkan
1. Ide
2. Perencanaan 3. Antusias
Likert
Action-oriented X
3
Adanya semangat
untuk mengaktualisasikan,
dan mewujudkan
impian 1. Gagasan
2. Mewujudkan impian
3. Mengaktualisasikan Likert
Highly-energetic X
4
Dalam menjalankan
bisnis, harus secara emosional,
mental dan
fisik bekerja
keras 1. Emosional
2. Mental 3. Fisik
Likert
Tolerant of Uncertainty X
5
Pengusaha sukses
dengan menempuh
resiko-resiko yang
telah diperhitungkan 1. Meramalkan resiko
2. Berani mengambil resiko
Likert
Perubahan Teknologi X
6
Berkembangnya teknologi
dan semakin canggihnya
teknologi 1. Produk baru
2. Suasana baru 3. Gaya hidup berbeda
Likert
Perubahan struktur pemerintah dan
politik X
7
Perubahaan politik
akan mempengaruhi perubahaan
struktur pemerintah
1. Perubahaan
Peraturan 2. Kebijakan
3. Arah perekonomian Likert
Intrapreneurship X
8
Kemampuan Intrepreneurship
yang semakin baik akan
memunculkan gairah entrepreneur
1. Kreativitas
2. Inovasi 3. Ketatnya persaingan
4. Perubahan
organisasi Likert
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 3.1 Operasionalisasai Variabel
Variabel Pengertian
Indikator Variabel Skala
Ukur
Kinerja Usaha Y Semangat
kerja, kualitas kerja, produk
unggulan, dan
keberhasilan usaha
mempunyai hubungan signifikan
terhadap kinerja pengusaha
1. Semangat Kerja 2. Kualitas Kerja
3. Produk Unggulan 4. Keberhasilan
Likert
Sumber : Nickels 2005:176, Hendro 2011:28 dan Ranto 2007
3.5 Skala dan Pengukuran Variabel
Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur spirit of
entrepreneur dan kinerja usaha Situmorang Lutfi, 2012:6. Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang
tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam skala Likert. Kriteria pengukuran
untuk variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No Skala Likert
Skor
1 Sangat Setuju SS
5 2
Setuju S 4
3 Ragu-ragu R
3 4
Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS
1
Sumber: Situmorang Lutfi 2012:6
Universitas Sumatera Utara
38
3.6 Populasi dan Sampel