Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

melegalkan hubungan cinta kepada perempuan lain yang kemudian dijadikan istri kedua, ketiga, keempat. Ketatnya persyaratan poligami jelas menunjukkan bahwa hak-hak wanita masih ditegakkan. 9 Seorang suami yang hendak poligami harus mendapatkan persetujuan dari istri kemudian mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin dari Pengadilan Agama. Dapat diketahui bahwa di Indonesia menerapkan sistem yang moderat, diantara melarang poligami dan membolehkan sepenuhnya poligami, dengan menetapkan pembatasan secara ketat. 10 Meskipun sangat kecil kemungkinannya mendapatkan keikhlasan dari seorang istri untuk menikah lagi tapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi. Seorang istri bisa saja mengijinkan suaminya poligami dengan menerima segala resiko dalam perkawinan poligami itu sendiri, karena adanya hal-hal yang melatarbelakangi. Salah satu contoh kasus, suami akan melakukan poligami karena istri tidak bisa memberikan keturunan lagi. Disebabkan istri mengidap penyakit kista dan miom yang mengakibatkan istri trauma untuk memiliki keturunan lagi. Sebelum mengidap penyakit tersebut istri sudah memberikan keturunan kepada suami dengan melahirkan dua 2 orang anak. Akan tetapi suami masih menginginkan untuk memiliki keturunan lagi. Maka dalam keadaan seperti ini, mau tidak mau istri harus memberikan izin kepada suami untuk 9 Asghar Ali Engineer, Hak-Hak Perempuan Dalam Islam, terj. Farid Wajidi dan Farhan Cicik, Yogyakarta: LSPPA, 2000, h. 154-155. 10 Ahmad Tholabi Kharlie Asep Syarifuddin Hidayat, Hukum Keluarga di Dunia Islam Kontemporer, Lembaga Penelitian UIN Jakarta: 2011, h. 269. menikah kembali karena adanya kekhawatiran suami akan melakukan perzinaan. Dari kasus diatas, timbul pertanyaan, apakah pantas disaat istri sedang terkena penyakit kista dan miom, karena penyakit ini istri trauma untuk melahirkan lagi, dengan keadaan seperti ini dimana istri sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekatnya terlebih dari suami, akan tetapi pada kenyataannya istri harus merelakan suami menikah lagi dengan perempuan lain dan kasih sayangnya pun akan terbagi dengan perempuan lain. Jika tidak terjadi poligami, bagaimana dampaknya terhadap keluarga. Apakah penyakit yang diderita oleh istri sama halnya dengan mandul, sedangkan penyakit kista dan miom bukan penyakit yang mematikan dan bisa disembuhkan dengan adanya dorongan semangat dari orang-orang terdekat terutama suami, dan trauma yang dialami oleh istri dapat dijadikan alasan dalam permohonan Ijin Poligami di Pengadilan Agama. Uraian diatas adalah sedikit gambaran dari kasus permohonan izin poligami di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 0023Pdt.G2014 terhadap permohonan yang diajukan oleh Ahmad kepada Istrinya dengan alasan istrinya mengidap penyakit kista dan miom, istri trauma untuk memiliki keturunan sedangkan suami masih menginginkan untuk memiliki keturunan. Untuk itu penulis merasa perlu melakukan analisa putusan terhadap putusan tersebut. Apakah dalam hal ini mandul yang dimaksud oleh Undang-Undang adalah sejak awal perkawinan istri sudah dinyatakan mandul atau di pertengahan perkawinan istri tidak bisa memiliki keturunan lagi dan dinyatakaan mandul. Dengan demikian penulis melakukan penelitian dengan judul : “ MANDUL SEBAGAI ALASAN IZIN POLIGAMI Analisa putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan nomor 0023Pdt.G2013PA.JS”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini tidak keluar dari pokok pembahasan disamping keterbatasan penulis miliki maka penulis akan melakukan pembatasan masalah hanya pada izin poligami dengan alasan istri memiliki penyakit kista dan miom, trauma untuk memiliki keturunan lagi dan study kasus terhadap putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 0023Pdt.G2014 tentang permohonan izin poligami.

2. Perumusan Masalah

Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, Pengadilan Agama memberikan izin kepada suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila salah satunya istri tidak memiliki keturunan, akan tetapi pada kenyataan Pengadilan Agama memberikan izin kepada suami untuk berpoligami setelah istri memiliki keturunan kemudian dinyatakan memiliki penyakit kista, dan trauma untuk memiliki keturunan lagi. Agar penulisan ini terarah, penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang mengajukan perumusan masalah yang akan menjadi topik pembicaraan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Apakah mandul yang dimaksud sebagai alasan suami boleh berpoligami adalah mandul sejak awal perkawinan ataukah juga dipertengahan perkawinan istri tidak bisa memiliki keturunan lagi dan dinyatakan mandul ? 2. Apa alasan Hakim memberikan Ijin Poligami dalam perkara Nomor 0023Pdt.G2014PA.JS ? 3. Apakah dalam putusan nomor 0023Pdt.g2014PA.JS ini sudah sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan yang berlaku di Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui istri dapat dinyatakan mandul ketika awal perkawinan atau di pertengahan perkawinan setelah istri melahirkan keturunan. 2. Untuk mengetahui alasan Hakim memberikan Izin Pologami dalam perkara Nomor 0023Pdt.G2013PA.JS. 3. Untuk mengetahui putusan Nomor 0023Pdt.G2013 sudah sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan yang berlaku di Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara akademik, menambah ilmu pengetahuan dibidang hukum perdata serta mengembangkan ilmu dibidang syariah, khususnya dalam bidang perkawinan dan mengetahui dasar hukum dan pertimbangan hakim dalam memutus perkara pemberian ijin poligami. 2. Secara praktis, agar masyarakat mengetahui gambaran pengaturan poligami dalam hukum Islam dan perundang-undangan di Indonesia.

D. Study Review Terdahulu

1. Paramita Sekar Putri, Trauma Istri sebagai Alasan Poligami Analisa Putusan Perkara Nomor 476Pdt.G2008PA.Cikarang. Dalam skripsi ini memaparkan tentang alasan suami melakukan poligami karena istri trauma setelah melahirkan putra ketiga. Dalam skripsi ini juga menjelaskan faktor yang menyebabkan istri trauma pasca kelahiran, dampak trauma istri dalam perkawinan. Sedangkan dalam skripsi yang penulis tulis ini menjelaskan tentang alasan suami melakukan poligami disebabkan istri memiliki penyakit kista dan miom yang mengakibatkan istri trauma untuk memiliki keturunan lagi. 2. Idi sugandi, Dampak Positif Poligami Dalam Persfektif Hukum Islam Studi Kasus Desa Saninten Kecamatan Kadu Hejo Kabupaten Pandeglang. Dalam skripsi ini memparkan tentang dampak positif poligami yang terjadi di desa Saninten, dalam skripsi ini hanya melihat poligami itu dari hukum Islam saja tidak mengkaitkan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia. Sedangkan dalam skripsi yang penulis tulis ini mengambil dua 2 hukum yang ada yaitu Hukum Islam dan Hukum yang berlaku di Indonesia. 3. Ahmad Nafi’i, Konsep Adil dalam Izin Poligami Analisis Yurisprudensi Putusan Pengadilan Agama Bekasi Perkara Nomor 205Pdt.G2008PA.Bks. Dalam skripsi ini memaparkan tentang konsep adil mnurut Hukum Islam, Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan KHI, serta pendapat Ulama tentang “Ta’ddud al-Zaujah”. Sedangkan dalam skripsi yang penulis tulis tidak memaparkan konsep adil, karena penulis hanya menjelaskan tentang istri yang mempunyai penyakit kista, miom mandul yang membuat istri trauma untuk memiliki keturunan lagi.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah: a. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan melakukan analisa dengan cara menguraikan dan mendeskripsikan isi dari putusan yang penulis dapatkan tersebut. b. Penelitian Kepustakaan Library Pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji, menganalisa serta merumuskan buku-buku, literature dan lainnya yang ada relevansinnya dengan judul skripsi ini. 11 11 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 113.