putusan izin poligami dengan alasan istri mengidap penyakit kista dan miom, taruam untuk memiliki keturunan lagi dan menghubungkan hasil
wawancara, catatan lapangan, bahan-bahan lain sehingga didapatkan satu kesimpulan yang objektif, logis, konsisten, dan sistematis sesuai dengan
data penulis dalam penelitian ini.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai apa yang akan dibahas pada skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab Pertama , adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review study terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua , adalah memaparkan tentang poligami, mandul, hukum Islam
dan Undang-undang di Indonesia yang mencakup poligami dalam hukum Islam, poligami dalam PerUndang-Undang di Indonesia, mandul.
Bab ketiga , adalah memaparkan tentang profil Pengadilan Agama Jakarta
Selatan yang mencakup tentang sejarah singkat Pengadilan, dasar hukum pembentukan Pengadilan, tugas pokok dan fungsi.
Bab keempat , adalah menguraikan tentang mandul, izin poligami, dan
Undang-Undang pada bab ini penulis akan menyampaikan deskripsi tentang perkara permohonan izin poligami, pertimbangan Hakim memberikan izin
poligami dalam perkara Nomor 0023Pdt.G.2014PA.JS, putusan perkara
Nomor 0023Pdt.G2014PA.JS ditinjau dari Hukum Islam dan Hukum Positif, analisis penulis.
Bab kelima , adalah penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab
terdahulu dan uraian singkat mengenai poko-pokok analisis dan permasalahan yang ada, serta saran-saran yang dianggap perlu.
14
BAB II POLIGAMI DAN MANDUL DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-
UNDANG DI INDONESIA
A. Poligami dalam Hukum Islam
a. Pengertian Poligami
Poligami memiliki akar sejarah yang cukup panjang, sepanjang sejarah peradaban manusia itu sendiri. Poligami ialah mengawini beberapa
lawan jenisnya di waktu yang bersamaan. Berpoligami berarti menjalankan melakukan poligami. Poligami sama dengan poligini, yaitu mengawini
bebrapa wanita dalam waktu yang sama.
1
Dalam bahasa Arab, poligami disebut dengan ta’did al-zawjah yang artinya berbilangnya pasangan.
Islam datang menghapus segala bentuk perkawinan yang ada. Islam hanya membenarkan perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan yang keduanya tidak terhalang menikah secara syar’i, bukan mahram yang didahului dengan proses meminang kepada orang tua wali
perempuan, membayar mahar, ada ijab-kabul. Pada prinsipnya Islam tidak membenarkan semua perkawinan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur
kezaliman, kekerasan, ketidakadilan, pelecehan, pemaksaan, ketidakpastian, dan penindasan.
2
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1998, cet. ke-1, h. 693.
2
Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum Nasional, Jakarta: RMBooks, 2012, h. 143.