Deskripsi Perkara Izin Poligami 0023Pdt.G2014PJS

Bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah apakah permohonan Pemohon untuk berpoligami ini telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh hukum dan peraturan perundang-undangan ? Bahwa untuk meneguhkan dalil-dalilnya, Pemohon telah mengajukan bukti P.1 sampai dengan P.12 dan saksi-saksinya yang bernama 1. Amin Santoso bin Alwi dan 2. Fitriyani binti Djaenalih. Bahwa surat bukti P.1 dimana bukti tersebut telah dicocokkan dengan yang aslinya dan telah bermaterai cukup. Oleh karena itu majelis hakim mengkualifisir bahwa surat tersebut merupakan bukti autentik adanya hubungan hukum antara Pemohon dengan Termohon yang kini masih terikat ikatan suami isteri. Bahwa P.2 sampai dengan P.12 merupakan bukti yang ada kaitannya dengan permohonan Pemohon, baik bukti tentang persyaratan berpoligami maupun bukti tentang kepemilikan harta yang telah diperoleh selama Pemohon dan Termohon menikah maka majelis hakim dapat menilai sebagai bukti yang kuat dan patut dipertimbangkan sebagai berikut. Bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon telah memenuhi syarat formil dan materiil yang ditetapkan oleh hukum dan keterangannya yang satu dengan yang lainnya saling bersesuaian yang intinya bahwa Pemohon dan Termohon suami isteri hingga kini, Pemohon dan calon isterinya tidak memiliki hubungan keluarga atau sedarah yang mengharamkannya untuk menikah. Sepengetahuan saksi Pemohon sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup para isterinya dan dapat berlaku adil. Bahwa melihat kemampuan secara material di mana Pemohon bekerja di dua perusahaan dan mempunyai penghasilan perbulannya di PT Pancamulia Esa Andalan Mandiri sebesar lebih kurang Rp 10.000.000-, sepuluh juta rupiah, dan di PT Tripatra Esa Andalan Mandiri setiap bulan sebesar Rp. 55.000.000-, lima puluh lima juta rupiah, Pemohon telah menyatakan bersedia berlaku adil dalam menggauli kedua isterinya, maka dari kenyataan yang demikian majelis hakim berpendapat bahwa permohonan Pemohon telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud Pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 41 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 57 Kompilasi Hukum Islam, sehingga permohonan Pemohon untuk menikah lagi dengan wanita yang bernama Annisa binti Djaenalih dapat dipertimbangkan. Bahwa apabila permohonan Pemohon tidak dikabulkan maka akan membuat mudharat bagi kedua belah pihak, karena sesuai dengan kaedah fiqhiyyah yang artinya “Menolak mafsadat untuk menjaga kemaslahatan lebih diutamakan”. Bahwa permohonan Pemohon tersebut sesuai pula dengan Firman Allah SWT dalam surah An-Nisa, ayat 3 yang artinya “Maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu tidak akan dapat berlaku adil maka kawinilah seorang saja”. Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka permohonan Pemohon untuk melakukan poligami dapat dikabulkan. Bahwa sesuai bukti P-4, P-5, P-6, P-7, P-8, P-11 dan P-12 berupa bukti tentang harta bersama Pemohon dan Termohon, dan Pemohon telah menyanggupi bahwa harta tersebut tidak akan bercampur dengan harta yang diperoleh apabila nanti Pemohon menikah lagi. Bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama biaya perkara dibebankan kepada Pemohon.

C. Putusan perkara nomor 0023Pdt.G2014PA.JS ditinjau dari Hukum

Islam dan Hukum Positif. 1. Ditinjau dari hukum Islam a. Menurut Al-Qur’an Di tinjau dari Hukum Islam, putusan perkara nomor 0023Pdt.G2014PA.JS sesuai dengan firman Allah dalam Surah An- Nissa : 3 : ﻢﹸﻜﹶﻟ ﺏﺎﹶﻃ ﺎﻣ ﺍﻮﺤﻜﻧﺎﹶﻓ ﻰﻣﺎﺘﻴﹾﻟﺍ ﻲﻓ ﺍﻮﹸﻄِﺴﹾﻘﺗ ﻻﹶﺃ ﻢﺘﹾﻔﺧ ﹾﻥﹺﺇﻭ ِﺀﺎﺴّﹺﻨﻟﺍ ﻦﻣ ﺖﹶﻜﹶﻠﻣ ﺎﻣ ﻭﹶﺃ ﹰﺓﺪﺣﺍﻮﹶﻓ ﺍﻮﹸﻟﺪﻌﺗ ﻻﹶﺃ ﻢﺘﹾﻔﺧ ﹾﻥﹺﺈﹶﻓ ﻉﺎﺑﺭﻭ ﹶﺙﻼﹸﺛﻭ ﻰﻨﹾﺜﻣ ﺍﻮﹸﻟﻮﻌﺗ ﻻﹶﺃ ﻰﻧﺩﹶﺃ ﻚﻟﹶﺫ ﻢﹸﻜﻧﺎﻤﻳﹶﺃ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ۳ Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana kamu mengawininya, maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. Q.S. An- Nisa: 3