1. Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran medical services ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri solo practice atau secara
bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya
terutama untuk perseorangan dan keluarga. 2.
Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat public health service ditandai
dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.
1.5.4 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS
1.5.4.1 Visi dan Misi BPJS Kesehatan
Adapun yang menjadi visi BPJS Kesehatan adalah : CAKUPAN SEMESTA 2019. Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia
memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
Sedangkan misi BPJS Kesehatan adalah :
1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional JKN. 2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang
efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk
mendukung kesinambungan program. 4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip
tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul.
5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh
operasionalisasi BPJS Kesehatan. 6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.
1.5.4.2 Hak dan Kewajiban BPJS
Berdasarkan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS ada 2 dua hak menentukan dalam melaksanakan
kewenangannya, BPJS berhak:
a. Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang
bersumber dari Dana Jaminan Sosial danatau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program
jaminan sosial dari DJSN. UU BPJS tidak memberikan pengaturan mengenai berapa besaran “dana
operasional” yang dapat diambil dari akumulasi iuran jaminan sosial dan hasil pengembangannnya. UU BPJS tidak juga mendelegasikan pengaturan lebih
lanjut mengenai hal tersebut kepada peraturan perundang-undangan di bawah Undang-undang. “Dana Operasional” yang digunakan oleh BPJS untuk
membiayai kegiatan operasional penyelenggaraan program jaminan sosial tentunya harus cukup pantas jumlahnya agar BPJS dapat bekerja secara
optimal, tetapi tidak boleh berlebihan apalagi menjadi seperti kata pepatah “lebih besar pasak daripada tiang”. Besaran “dana operasional” harus
dihitung dengan cermat, mengunakan ratio yang wajar sesuai dengan best practice penyelenggaraan program jaminan sosial.
Mengenai hak memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial dari DJSN setiap 6 bulan,
dimaksudkan agar BPJS memperoleh umpan balik sebagai bahan untuk melakukan tindakan korektif memperbaiki penyelenggaraan program jaminan
sosial. Perbaikan penyelenggaraan program akan memberikan dampak pada pelayanan yang semakin baik kepada peserta. Tentunya DJSN sendiri dituntut
untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara objektif dan profesional
untuk menjamin terselenggaranya program jaminan sosial yang optimal dan berkelanjutan, termasuk tingkat kesehatan keuangan BPJS.
UU No. 24 tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menentukan bahwa untuk melaksanakan tugasnya ada 11 kewajiban, BPJS berkewajiban
untuk: a.
Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta; Yang dimaksud dengan ”nomor identitas tunggal” adalah nomor yang
diberikan secara khusus oleh BPJS kepada setiap peserta untuk menjamin tertib administrasi atas hak dan kewajiban setiap peserta. Nomor identitas
tunggal berlaku untuk semua program jaminan sosial.
b. Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-
besarnya kepentingan peserta;
c. Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik
mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya;
Informasi mengenai kinerja dan kondisi keuangan BPJS mencakup informasi mengenai jumlah asset dan liabilitas, penerimaan, dan
pengeluaran untuk setiap Dana Jaminan Sosial, danatau jumlah aset dan
liabilitas, penerimaan dan pengeluaran BPJS.
d.
Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN;
e. Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban untuk
mengikuti ketentuan yang berlaku;
f. Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk
mendapatkan hak dan memenuhi kewajiban;
g. Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo JHT dan
pengembangannya 1 kali dalam 1 tahun;
h. Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1 kali
dalam 1 tahun;
i. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang
lazim dan berlaku umum;
j. Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntasi yang berlaku
dalam penyelenggaraan jaminan sosial; dan
k. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan,
secara berkala 6 bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada
DJSN.
Jika dicermati ke 11 kewajiban BPJS tersebut berkaitan dengan governance BPJS sebagai badan hukum publik. BPJS harus dikelola sesuai
dengan prinsip-prinsip transparency, accountability and responsibility, responsiveness, independency, dan fairness.
Dari 11 kewajiban yang diatur dalam UU BPJS, 5 diantaranya menyangkut kewajiban BPJS memberikan informasi. UU Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memang mewajibkan badan publik untuk mengumumkan informasi publik yang meliputi informasi yang
berkaitan dengan badan publik, informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik, informasi mengenai laporan keuangan, dan informasi lain yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dengan keterbukaan informasi tersebut diharapkan ke depan BPJS dikelola lebih transparan dan fair,
sehingga publik dapat turut mengawasi kinerja BPJS sebagai badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan.
1.6 Definisi Konsep
Konsep Singarimbun, 1995:33 merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan
kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya
interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan-batasan yang jelas dari
masing-masing konsep yang akan diteliti, maka definisi konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Kebijakan Publik
Kebijakan publik adalah sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah. Kebijakan publik
berfungsi untuk mengatur, mengarahkan, dan mengembangkan interaksi dalam sebuah komunitas.
2. Implementasi Program BPJS Kesehatan
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix.
BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil,
Penerima Pensiun PNS dan TNIPOLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
Implementasi Program BPJS Kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana kegiatan dan pelaksanaan program BPJS
Kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Adapun
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan model George Edwards III, yaitu :
a. Komunikasi
Komunikasi dalam implementasi kebijakan harus jelas dan tepat sasaran agar tercapai keberhasilan dari implementasi kebijakan
tersebut. Keberhasilan Program BPJS Kesehatan dapat dilakukan oleh BPJS Kesehatan dengan mensosialisasikan tujuan dan manfaat
Program BPJS Kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, BPJS
Kesehatan juga harus berkoordinasi dengan Rumah Sakit yang menerima pelayanan BPJS Kesehatan agar Implementasi Program
BPJS Kesehatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
b. Sumberdaya
Sumberdaya adalah faktor penting dalam implementasi kebijakan agar kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan efektif. Sumberdaya
tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kemampuan pelaksana kebijakan dan sumberdaya finansial, yaitu dana yang
dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Dalam penelitian ini sumberdaya yang dimaksud adalah
kemampuan para implementor atau pelaksana Program BPJS Kesehatan dan dana yang dibutuhkan serta fasilitas yang mendukung
untuk melaksanakan Program BPJS Kesehatan. c.
Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor atau pelaksana kebijakan, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Yang akan dilihat dari penelitian Implementasi
Program BPJS Kesehatan ini adalah komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis dari pelaksana kebijakan sesuai dengan UU Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. d.
Struktur Birokrasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan
menjadi tempat sasaran pelaksanaan Implementasi Program BPJS Kesehatan yang dipilih oleh peneliti. Peneliti memilih Rumah Sakit
Putri Hijau karena Rumah Sakit ini menyediakan pelayanan BPJS Kesehatan bagi pasien pengguna BPJS Kesehatan dari kalangan
prajurit TNI dan keluarga maupun masyarakat umum dengan melihat SOP dan Fragmentasi sebagai pedoman implementor dalam
melaksanakan kebijakan.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri atas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,
defenisi konsep, dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang profil rumah sakit dan gambaran umum mengenai rumah sakit yang meliputi letak
geografis, visi misi dan motto, sumber daya manusia, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi rumah sakit.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini berisi analisis data-data yang diperoleh saat penelitian dilakukan dan memberikan interpretasi atas
permasalahan yang diteliti.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang dilakukan.
34
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Bentuk deskriptif adalah bentuk
penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan dan menggambarkan fakta-
fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana diikuti dengan interpretasi yang akurat Nawawi, 2005:64. Dengan metode deskriptif ini diharapkan
dapat memberikan gambaran yang jelas fakta-fakta yang ada dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan mencoba menganalisis untuk memberi
kebenaran berdasarkan data yang ada.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan, Sumatera Utara yang beralamat di Jln. Putri Hijau
No. 17 Medan.
2.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, informan penelitian tidak berdasarkan populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
penelitian tidak ditentukan secara sengaja dan akan memberikan berbagai informasi-informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Informan penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu : 1. Informan kunci key informant , yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian; 2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; 3. Informan
tambahan, yaitu pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan Suyanto, 2005:172.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah : 1.
Informan Kunci yaitu Kepala Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. 2.
Informan Utama yaitu Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Kepala Pembinaan Pengendali BPJS Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan.
3. Informan Tambahan yaitu pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri
Hijau Medan yang menggunakan BPJS Kesehatan.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang
diperoleh melalui: a.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan
kunci atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.
b. Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi
data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan pemasalahan penelitian.
c. Penyebaran Kuesioner, yaitu teknik mengumpulkan data dengan cara
menyebarkan kuesioner penelitian kepada pasien rawat inap yang menggunakan BPJS dengan mengisi pertanyaan – pertanyaan yang
tertera dalam kuesioner penelitian tersebut. 2.
Data Sekunder, yaitu data yang diperolah baik yang belum diolah maupun yang telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam
penelitian ini data-data sekunder yang diperlukan antara lain literatur yang relevan dengan judul penelitian ini seperti buku-buku, artikel, jurnal,
peraturan-peraturan, struktur organisasi, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
Data sekunder dapat juga berupa dokumentasi seperti foto, rekaman wawancara, maupun catatan-catatan kecil yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi secara langsung. Dokumentasi ini sebagai bukt i yang akurat bahwa penelitian telah dilaksanakan oleh peneliti.
2.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi.
Data yang diperolah melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi literature diolah kemudian dianalisis. Teknik analisis data kualitatif
dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusun dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan
pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkan dengan analisis dengan kemampuan nalar peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian Moleong, 2006:247. Sedangkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner akan disajikan
dengan analisis tabel frekuensi. Analisis tabel frekuensi dimaksudkan untuk memperinci data-data sekaligus menyajikan persentase dari masing-masing
jawaban responden, sehingga akan diketahui data paling dominan atau yang paling besar persentasenya.
38
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Profil Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB Medan 3.1.1 Latar Belakang Rumah Sakit
Setelah masa kemerdekaan Tahun 1945 banyak anggota tentara maupun keluarganya yang mengalami sakit dan berdomisili di Medan memanfaatkan
fasilitas kesehatan rumah sakit swasta yang ada disekitar medan. Karena rumah sakit tentara satu-satunya yang ada di Sumatera Utara hanya ada di Pematang
Siantar merupakan peninggalan tentara Belanda sementara jumlah anggota yang memanfaatkan fasilitas kesehatan ini terus bertambah dari hari kehari, untuk
itu para pejuang kemerdekaan maupun dokter tentara yang ada di Medan berpikir perlu adanya fasilitas kesehatan Rumah sakit khusus tentara di Kota Medan
ini. Pada tahun 1950 atas prakarsa dokter militer yang diketuai Letkol dr. Moh Majoedin mendirikan sebuah Tempat Perawatan Asrama TPA yang berlokasi di
Jalan Banteng 2A Medan. TPA ini dipergunakan untuk merawat anggota Tentara maupun keluarga yang menderita penyakit ringan, sedangkan untuk penyakit berat
dirawat di RST P. Siantar. TPA ini memiliki fasilitas 10 tempat tidur, laboratorium kecil, kamar obat, kamar suntik, kamar bedah kecil serta dapur.
Pada tahun 1951 Letkol Dr. Moh Majoedin sekaligus selaku Kepala Dinas Kesehatan TK I menerima penyerahan 4 buah bangsal Rumah Sakit Verenigde
Deli Maatschkapy VDM, yaitu RS PTPN II sekarang Dahulu RS PTP IX
Tembakau Deli yang sebelumnya dipergunakan oleh Belanda untuk merawat Tentara Belanda yang sakit dan berlokasi di Jalan Putri Hijau Medan. Dengan
diserah terimakannya VDM tersebut maka TPA berubah menjadi satu Tempat Perawatan Tentara TPT yang selanjutnya disebut Rumkit Tk II Putri Hijau
Medan. Tiga tahun setelah berdirinya Rumkit Tk II Putri Hijau Medan
mengirimkan personilnya untuk mendukung operasi DITII 1953, tahun berikutnya sebagai Team Kesehatan PON III 1954 , dukungan kesehatan pada
operasi PRRI 1957, Team Kesehatan Pekan Olah raga Mahasiswa 1960 , sebagai Duta Perdamaian PBB dengan turut serta dalam Kontingen Garuda III ke
Kongo 1963, Operasi PGRSParaku Kalbar 1973, Operasi Timor Timur 1976- 1998 dan operasi Militer di DI Aceh serta penanganan korban Gempa Bumi
Tsunami Aceh – Nias 2004. Sampai saat sekarang ini Rumkit Tk II Putri Hijau Medan telah dipimpin oleh 24 Kepala Rumah Sakit.
Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor Perkasad265XII2007 tanggal 31 Desember 2007 tentang DSPP Kesdam, termasuk didalamnya Rumkit Tk II Tugas
Pokok Rumkit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB yaitu menyelenggarakan fungsi kuratif dan rehabilitasi medik, preventif terbatas, dukungan kesehatan terbatas,
secara terus menerus di wilayah medan pada khususnya dan wilayah Kodam IBB. Adanya kapasitas lebih Rumkit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB juga memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum.
3.1.2 Tujuan