Uji Friedman Uji Kruskal Wallis

43 Gambar 7. Grafik Persentase Kematian Larva Nyamuk Aedes spp. dalam 3 Waktu Pengamatan Gambar 7. di atas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang diberikan, maka semakin banyak pula jumlah kematian larva nyamuk Aedes spp. yang ditunjukkan dalam bentuk persentase. Total kematian larva nyamuk Aedes spp. juga meningkat seiring lamanya waktu perlakuan. 4.2 Analisis Statistik Hasil penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Friedman , uji Kruskal Wallis, uji korelasi dan analisis probit.

4.2.1 Uji Friedman

Uji nonparametrik Friedman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji dalam beberapa waktu pengamatan. Uji statistik nonparametrik digunakan karena data kematian larva nyamuk Aedes spp. pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji dalam beberapa waktu pengamatan tidak berdistribusi normal p-value hasil uji Saphiro Wilk 0,05, H ditolak. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 12 24 J u m la h K e m a ti a n L a r v a N y a m u k Waktu Pengamatan jam 0 ppm 500 ppm 2.500 ppm 4.500 ppm 6.500 ppm 8.500 ppm Universitas Sumatera Utara 44 Hasil analisis statistik uji Friedman pada taraf nyata 5 ditemui p-value 0,05, maka H ditolak. Artinya ada perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. dengan pemberian berbagai jenis konsentrasi ekstrak daun jambu biji dalam seluruh waktu pengamatan. Setelah mengetahui bahwa ada perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk pada berbagai konsentrasi larvasida dalam seluruh waktu pengamatan, analisis statistik dilanjutkan dengan uji Bonferroni untuk mengetahui pasangan masing- masing kelompok data waktu pengamatan yang memiliki perbedaan rata-rata secara nyata signifikan. Hasil uji Bonferroni dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Bonferroni Kematian Larva Nyamuk Aedes spp. dengan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Jambu Biji Psidium gujava L. dalam 3 Waktu Pengamatan pada Ovitrap Waktu Pengamatan Beda Rerata I –J Probabilitas Waktu I Waktu J 2 jam 12 jam -2,083 0,000 24 jam -3,250 0,000 12 jam 24 jam -1,167 0,000 Keterangan: Tanda = berbeda nyata p-value 0,05 Tabel 4.8 menunjukkan p-value 0,05 pada semua pasangan waktu pengamatan, maka H ditolak yang berarti ada perbedaan nyata jumlah kematian larva nyamuk Aedes spp. dalam 2 jam, 12 jam dan 24 jam waktu pengamatan.

4.2.2 Uji Kruskal Wallis

Uji nonparametrik Kruskal Wallis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji. Uji statistik nonparametrik digunakan karena data kematian larva nyamuk Aedes spp. pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 45 Hasil analisis statistik uji Kruskal Wallis pada taraf nyata 5 ditemui p- value 0,05, maka H ditolak. Artinya ada perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. dengan pemberian berbagai jenis konsentrasi ekstrak daun jambu biji. Setelah mengetahui bahwa ada perbedaan rerata kematian larva nyamuk pada berbagai konsentrasi larvasida, analisis statistik dilanjutkan dengan uji Bonferroni untuk mengetahui pasangan masing-masing kelompok data konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang memiliki perbedaan rata-rata secara nyata signifikan. Hasil uji Bonferroni dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Bonferroni Kematian Larva Nyamuk Aedes spp. dengan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Jambu Biji Psidium gujava L. pada Ovitrap Konsentrasi Larvasida Beda Rerata I –J Probabilitas Konsentrasi I Konsentrasi J 0 ppm kontrol 500 ppm -2,50 0,000 2.500 ppm -3,75 0,000 4.500 ppm -5,42 0,000 6.500 ppm -7,25 0,000 8.500 ppm -9,00 0,000 500 ppm 2.500 ppm -1,25 0,002 4.500 ppm -2,92 0,000 6.500 ppm -4,75 0,000 8.500 ppm -6,50 0,000 2.500 ppm 4.500 ppm -1,67 0,000 6.500 ppm -3,50 0,000 8.500 ppm -5,25 0,000 4.500 ppm 6.500 ppm -1,83 0,000 8.500 ppm -3,58 0,000 6.500 ppm 8.500 ppm -1,75 0,000 Keterangan: Tanda = berbeda nyata p-value 0,05 Tabel 4.9 menunjukkan p-value 0,05 pada semua pasangan konsentrasi larvasida, maka H ditolak yang berarti ada perbedaan nyata daya bunuh masing- masing konsentrasi ekstrak daun jambu biji sebagai larvasida terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. Beda rata-rata paling besar pada konsentrasi 8.500 ppm Universitas Sumatera Utara 46 dan pasangan konsentrasinya mengindikasikan kematian larva nyamuk Aedes spp. paling banyak terjadi dengan pemberian ekstrak daun jambu biji 8.500 ppm.

4.2.3 Uji Korelasi