Siklus Hidup Nyamuk Aedes spp. Bionomik dan Ekologi Nyamuk Aedes spp.

11 Gambar 3. Nyamuk Aedes albopictus Sumber: www.entnemdept.ufl.edu 2011

2.1.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes spp.

Nyamuk Aedes spp. mengalami metamorfosis sempurna. Siklus hidup nyamuk berawal dengan peletakan telur oleh nyamuk betina. Telur Aedes diletakkan satu persatu pada permukaan yang basah tepat di atas batas permukaan air WHO, 2002. Dari telur muncul fase kehidupan air yang disebut larva. Larva bertambah ukuran hingga mencapai tahap yang tidak membutuhkan asupan makanan yaitu pupa. Di dalam kulit pupa nyamuk dewasa membentuk diri sebagai betina atau jantan Achmadi, 2013. Hidayat dkk. dalam Gunawan, 2011; dan Soegijanto, 2006 berpendapat, telur nyamuk Aedes di dalam air dengan suhu 20 – 40ºC akan menetas menjadi larva dalam waktu 1 – 2 hari. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan larva nyamuk dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur, tempat, keadaan air dan kandungan zat makanan yang ada bakteri, tepung sari, makanan ikan, dan objek renik lainnya di dalam tempat perindukan. Pada kondisi optimum pada air Universitas Sumatera Utara 12 dengan pH 5,8 – 8,0 dan suhu 25 – 32ºC, di luar kondisi tersebut akan mengahambat pertumbuhan dan perkembangan sehingga larva akan mati, larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4 – 9 hari, kemudian pupa menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2 – 3 hari. Jadi pertumbuhan dan perkembangan telur sampai dewasa memerlukan waktu kurang lebih 7 – 14 hari. Gambar 4. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Sumber: www.extension.entm.purdue.edu 2008

2.1.4 Bionomik dan Ekologi Nyamuk Aedes spp.

Nyamuk memerlukan 3 macam tempat dalam kehidupannya yaitu tempat untuk mendapatkan darah, tempat untuk beristirahat dan tempat perindukan. 1. Tempat untuk Mendapatkan Darah Feeding Place Nyamuk Aedes bersifat antropofilik yaitu menyukai darah manusia. Aktivitas menggigit umumnya pada pukul 08.00 – 12.00 dan sebelum matahari terbenam pukul 15.00 – 17.00. Nyamuk Aedes akan menghisap darah sebanyak 2 – 3 kali sehari multibiters. Hanya nyamuk Aedes betina yang menggigit manusia untuk meminum darah, sedangkan yang jantan akan memakan sari bunga. Darah digunakan betina untuk mengembangkan telurnya Gandahusada dkk., 2000. Universitas Sumatera Utara 13 Nyamuk betina menggigit di dalam rumah dan kadang di luar rumah. Nyamuk betina dewasa yang mulai menghisap darah manusia, tiga hari kemudian sanggup bertelur sebanyak 100 butir. Dua puluh empat jam kemudian nyamuk ini akan menghisap darah manusia lagi dan bertelur kembali. Umur nyamuk betina dewasa ±10 hari, tetapi selama waktu itu sudah cukup bagi nyamuk untuk makan dan bertelur, virus juga sudah cukup untuk berkembang biak dan selanjutnya menularkan dari satu orang ke orang yang lain Soegijanto, 2006. 2. Tempat Istirahat Resting Places Setelah menghisap darah hingga lambung penuh, nyamuk betina perlu beristirahat sekitar 2 – 3 hari untuk mematangkan telur. Nyamuk Aedes suka beristirahat di tempat gelap, lembab dan tersembunyi di dalam rumah atau bangunan termasuk di kamar tidur, lemari, kamar mandi, kamar kecil maupun di dapur. Di dalam ruangan, tempat yang disukai adalah di bawah furnitur, benda yang tergantung seperti baju dan korden, serta di dinding WHO, 2002. 3. Tempat Perindukan Breeding Places Tempat perindukkan Aedes dapat dibedakan atas tempat perindukkan sementara, permanen dan alamiah. Tempat perindukkan sementara terdiri dari berbagai tempat penampungan air TPA: kaleng bekas, ban mobil bekas pecahan botol pecahan gelas, talang air, vas bunga dan tempat yang dapat menampung genangan air bersih. Tempat perindukan permanen adalah TPA untuk keperluan rumah tangga: bak penampungan air, reservoir air, bak mandi dan gentong air. Tempat perindukan alamiah berupa genangan air pada pohon: pohon pisang, pohon kelapa, pohon aren, potongan bambu dan lubang pohon Chahaya, 2003. Universitas Sumatera Utara 14

2.2 Tinjauan Umum Mengenai Penyakit Demam Berdarah Dengue