Insektisida dan Larvasida Nabati

22 tepat pada permukaan air . Auto-larval trap, autocidal ovitrap atau lethal ovitrap LO adalah varian nama untuk ovitrap hasil modifikasi yang dapat membunuh nyamuk Aedes Sayono, 2008.

2.4 Insektisida dan Larvasida Nabati

Insektisida nabati atau juga dikenal insektisida botani secara umum diartikan sebagai pestisida yang berasal dari bahan alami. Bahan alami penyususn insektisida nabati bisa berupa ekstrak tumbuhan, jasad renik, maupun bahan lainnya. Pada tumbuhan, ekstrak tumbuhan yang mengandung senyawa beracun bagi hama dan patogen penyebab penyakit tumbuhan-lah yang digunakan sebagai insektisida nabati Djojosumarto, 2008. Kardinan dalam Naria 2005 menyebutkan senyawa bioaktif yang terdapat pada tanaman dapat dimanfaatkan seperti layaknya insektisida sintetik. Perbedaannya adalah bahan aktif pada insektisida nabati disintesa oleh tumbuhan dan jenisnya dapat lebih dari satu macam. Bagian tumbuhan seperti daun, buah, bunga, biji, kulit, batang dan sebagainya dapat digunakan dalam bentuk utuh, bubuk ataupun ekstraksi dengan air, ataupun senyawa pelarut organik. Insektisida nabati dapat dibuat secara sederhana dan dengan kemampuan yang terbatas. Bila senyawa atau ekstrak ini digunakan di alam, maka tidak mengganggu organisme lain yang bukan sasaran. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan diduga berfungsi sebagai insektisida diantaranya adalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dan steroid. Djojosumarto 2008 menjelaskan insektisida nabati sebenarnya telah lama dikenal orang. Insektisida yang penting antara lain azadiraktin, nikotin, piretrum, Universitas Sumatera Utara 23 rotenone, riania dan sabadila. Penggunaan insektisida nabati seperti nikotin yang terkandung dalam bubuk tembakau tobacco dust sendiri telah digunakan sebagai insektisida sejak tahun 1763. Nikotin merupakan racun saraf yang bekerja sebagai antagonis dari reseptor nikotin asetil kolin. Nikotin juga merupakan insektisida non sistemik dan bekerja sebagai racun inhalasi dengan sedikit efek sebagai racun perut dan racun kontak. Senyawa yang terkandung pada tumbuhan dan diduga berfungsi sebagai insektisida juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan larvasida nabati. Larvasida nabati merupakan larvasida yang dibuat dari tanaman yang mempunyai kandungan beracun terhadap serangga pada stadium larva. Tumbuhan yang kandungannya telah diteliti dan dibuktikan dapat dijadikan larvasida nabati, khususnya kepada nyamuk Aedes, antara lain buah blimbing wuluh, cabai rawit dan daun jambu biji merah. Daesusi dkk. 2011 telah melakukan uji toksisitas perasan buah blimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. terhadap pertumbuhan larva nyamuk Ae. aegypti. Terdapat pengaruh perasan buah blimbing wuluh terhadap pertumbuhan larva Ae. aegypty p 0,05. Konsentrasi perasan buah blimbing wuluh yang paling efektif menyebabkan kematian larva adalah 4,5. Hasil uji efektivitas daya bunuh ekstrak cabai rawit Capsicum frutescens L. terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. pada ovitrap yang dilakukan oleh Simanjuntak 2011 menunjukkan konsentrasi ekstrak cabai rawit yang efektif terhadap kematian larva nyamuk adalah pada konsentrasi 0,3 membunuh 100 larva nyamuk. Universitas Sumatera Utara 24 Yuswantina dkk. 2013 melakukan penelitian mengenai daya bunuh ekstrak etanol daun jambu biji merah Psidium guajava L. terhadap larva Ae. aegypti pada konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5. Dari hasil pengamatan selama 24 jam menunjukkan bahwa nilai signifikansi kontrol positif pemberian abate dengan konsentrasi 5 = 0,127 p ≥ 0,05 yang menunjukkan efek yang sama dalam membunuh larva Ae. aegypti, sedangkan konsentrasi lainnya menunjukkan efek yang berbeda dalam membunuh larva Ae. aegypti.

2.5 Gambaran Umum Jambu Biji