8
2.1.1 Klasifikasi Nyamuk Aedes spp.
Gandahusada dkk. 2000 menyebutkan nyamuk Aedes spp. memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Filum : Arthropoda Kelas : Insecta
Ordo : Diptera Famili : Culicidae
Genus : Aedes Spesies : Aedes spp.
2.1.2 Morfologi Nyamuk Aedes spp.
Masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk Aedes spp. dapat dibagi menjadi empat tahap yaitu telur, larva, pupa dan dewasa.
1. Telur
Telur nyamuk Ae. aegypti berbentuk elips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0,5 – 0,8 mm, permukaan polygonal, tidak memiliki alat pelampung dan
diletakkan satu per satu pada benda-benda yang terapung atau pada dinding bagian dalam tempat penampungan air TPA yang berbatasan langsung dengan permukaan
air. Dilaporkan bahwa dari telur yang dilepas, 85 melekat di dinding TPA, 15 lainnya jatuh ke permukaan air Soegijanto, 2006.
2. Larva Telur menetas menjadi larva jentik. Larva nyamuk memiliki kepala yang
cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas. Kepalanya berkembang baik dengan sepasang antena dan mata majemuk serta sikap mulut yang menonjol.
Perutnya terdiri 9 ruas yang jelas dan ruas terakhir dilengkapi tabung udara
Universitas Sumatera Utara
9
siphon yang bentuknya silinder. Perbedaan larva Ae. aegypti dan Ae. albopictus hanya bisa dilihat di bawah mikroskop Anies, 2006.
Larva nyamuk mengalami 4 kali pergantian kulit dalam pertumbuhan dan perkembangannya yang disebut larva instar I, II, III dan IV.
Instar I : tubuh sangat kecil, warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri-duri
spinae pada dada belum begitu jelas, dan corong pernafasan siphon belum menghitam.
Instar II : tubuh bertambah besar, panjang 2,5 – 3,9 mm, spinae belum jelas, dan siphon pernafasan sudah berwarna hitam.
Instar III : duri dada mulai jelas. Instar IV : struktur anatominya sudah lengkap dan jelas Soegijanto, 2006.
Service pada Sayono 2008 menjelaskan ciri-ciri tambahan yang membedakan larva Aedes dengan genus lain adalah sekurang-kurangnya ada tiga
pasang setae pada sirip ventral, antena tidak melekat penuh dan tidak ada setae yang besar pada toraks. Larva biasanya menggantungkan tubuhnya agak tegak
lurus pada permukaan air guna mendapatkan oksigen di udara Sembel, 2009.
Gambar 1. Larva Nyamuk Aedes spp.
Sumber: www.medent.usyd.edu.au 2000
Universitas Sumatera Utara
10
3. Pupa Pupa nyamuk berbentuk seperti koma. Kepala dan dadanya bersatu
dilengkapi sepasang terompet pernapasan. Jika terganggu, pupa akan bergerak naik turun di dalam wadah air Anies, 2006. Pupa adalah bentuk tidak makan,
tampak gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan larva. Saat istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaan air Soegijanto, 2006.
4. Nyamuk Dewasa Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.
Nyamuk Ae. albopictus secara morfologis sangat mirip dengan nyamuk Ae. aegypti
yang membedakan hanyalah strip putih yang terdapat pada skutumnya. Pada Ae. albopictus skutumnya juga berwarna hitam namun hanya berisi satu
garis putih tebal di bagian dorsalnya. Nyamuk Ae. aegypti mempunyai warna dasar hitam dan bercorak belang putih pada dada, perut, tungkai Anies, 2006.
Gambar 2. Nyamuk Aedes aegypti
Sumber: www.entnemdept.ufl.edu 2011
Universitas Sumatera Utara
11
Gambar 3. Nyamuk Aedes albopictus
Sumber: www.entnemdept.ufl.edu 2011
2.1.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes spp.