Pengertian Ovitrap Modifikasi Ovitrap

20 1. Menguras, berarti membersihkan tempat-tempat penampungan air bak mandi untuk mengeluarkan jentik-jentik nyamuk. 2. Menimbun, berarti mengumpulkan kontainer-kontainer yang dapat menampung air menjadi tempat pembiakan nyamuk. 3. Mengubur yaitu mengumpulkan kontainer-kontainer dan menguburkannya dalam tanah Sembel, 2009. Saat ini telah dikenal pula istilah “3M Plus” atau PSN terpadu, yaitu kegiatan 3M yang diperluas dengan menelungkupkan wadahperalatan yang memungkinkan akan berisi genangan air Depkes RI, 2010. Pengendalian secara fisik dan mekanik juga dapat berupa modifikasi dan manipulasi lingkungan. Pada stadium larva, pengendalian terhadap lingkungan merupakan cara terbaik karena hasilnya dapat bersifat permanen Sumantri, 2010. Salah satu contoh metode pengendalian ini adalah dengan penggunaan ovitrap yang termasuk alat untuk memanipulasi tempat perindukan nyamuk.

2.3.3.1 Pengertian Ovitrap

Ovitrap secara bahasa dapat diartikan sebagai perangkap telur ovi = telur, trap = perangkap. Jadi dapat didefinisikan sebagai perangkap telur nyamuk sederhana. Ovitrap singkatan dari oviposition trap merupakan perangkat untuk mendeteksi kehadiran nyamuk pada keadaan densitas kepadatan populasi yang rendah dan survei larva dalam skala luas Singh dan Bansal, 2005. Ovitrap memberikan gambaran perbandingan ada atau tidak adanya telur serta perbandingan jumlah telur nyamuk Aedes antar daerah. Ovitrap biasanya terbuat dari wadah plastik atau kaca yang berwarna hitam atau merah nyamuk Universitas Sumatera Utara 21 melihat warna hitam pada warna merah, serta berisikan dayung paddle yang terbuat dari kayu, atau kasa yang terbuat dari kertas atau kain sebagai tempat nyamuk meletakkan telur. Sebagian dari wadah berisikan air dan keberadaan telur nyamuk dalam ovitrap diamati dalam 4 – 7 hari Long, 2013. Sithiprasasna dan Williams dalam Long 2013 menjelaskan ovitrap lebih baik ditempatkan di luar ruangan yang lembab dan gelap namun memungkinkan untuk dilihat nyamuk. Secara umum ovitrap tidak ditempatkan di dalam ruangan karena menjadi kendala untuk nyamuk masuk dan zat penarik pada ovitrap dapat mengeluarkan bau. Persentase ovitrap yang positif memberikan data yang sederhana untuk tingkat gangguan WHO, 2002.

2.3.3.2 Modifikasi Ovitrap

Modifikasi dilakukan terhadap fungsi, bentuk, ukuran dan penambahan atraktan. Atraktan adalah sesuatu yang memiliki daya tarik terhadap serangga nyamuk baik secara kimiawi maupun visual fisik. Atraktan dari bahan kimia dapat berupa senyawa ammonia, CO 2 , asam laktat, octenol dan asam lemak. Atraktan fisika dapat berupa getaran suara dan warna, baik warna tempat atau cahaya. Efektifitas penggunaannya membutuhkan pengetahuan dasar serangga. Modifikasi ovitrap menjadi perangkap nyamuk yang mematikan lethalautocidal ovitrap dilakukan Zeichner dan Perich 1999 dengan menambahkan beberapa jenis insektisida pada media bertelur ovistrip. Insektisida yang digunakan antara lain deltamethrin, bendiocarb, permethrin, cypermethrin dan cyfluthrin. Sithiprasasna dkk. 2003 memodifikasi ovitrap menjadi perangkap larva-auto auto-larval trap dengan memasang kassa nylon Universitas Sumatera Utara 22 tepat pada permukaan air . Auto-larval trap, autocidal ovitrap atau lethal ovitrap LO adalah varian nama untuk ovitrap hasil modifikasi yang dapat membunuh nyamuk Aedes Sayono, 2008.

2.4 Insektisida dan Larvasida Nabati

Insektisida nabati atau juga dikenal insektisida botani secara umum diartikan sebagai pestisida yang berasal dari bahan alami. Bahan alami penyususn insektisida nabati bisa berupa ekstrak tumbuhan, jasad renik, maupun bahan lainnya. Pada tumbuhan, ekstrak tumbuhan yang mengandung senyawa beracun bagi hama dan patogen penyebab penyakit tumbuhan-lah yang digunakan sebagai insektisida nabati Djojosumarto, 2008. Kardinan dalam Naria 2005 menyebutkan senyawa bioaktif yang terdapat pada tanaman dapat dimanfaatkan seperti layaknya insektisida sintetik. Perbedaannya adalah bahan aktif pada insektisida nabati disintesa oleh tumbuhan dan jenisnya dapat lebih dari satu macam. Bagian tumbuhan seperti daun, buah, bunga, biji, kulit, batang dan sebagainya dapat digunakan dalam bentuk utuh, bubuk ataupun ekstraksi dengan air, ataupun senyawa pelarut organik. Insektisida nabati dapat dibuat secara sederhana dan dengan kemampuan yang terbatas. Bila senyawa atau ekstrak ini digunakan di alam, maka tidak mengganggu organisme lain yang bukan sasaran. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan diduga berfungsi sebagai insektisida diantaranya adalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dan steroid. Djojosumarto 2008 menjelaskan insektisida nabati sebenarnya telah lama dikenal orang. Insektisida yang penting antara lain azadiraktin, nikotin, piretrum, Universitas Sumatera Utara 23 rotenone, riania dan sabadila. Penggunaan insektisida nabati seperti nikotin yang terkandung dalam bubuk tembakau tobacco dust sendiri telah digunakan sebagai insektisida sejak tahun 1763. Nikotin merupakan racun saraf yang bekerja sebagai antagonis dari reseptor nikotin asetil kolin. Nikotin juga merupakan insektisida non sistemik dan bekerja sebagai racun inhalasi dengan sedikit efek sebagai racun perut dan racun kontak. Senyawa yang terkandung pada tumbuhan dan diduga berfungsi sebagai insektisida juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan larvasida nabati. Larvasida nabati merupakan larvasida yang dibuat dari tanaman yang mempunyai kandungan beracun terhadap serangga pada stadium larva. Tumbuhan yang kandungannya telah diteliti dan dibuktikan dapat dijadikan larvasida nabati, khususnya kepada nyamuk Aedes, antara lain buah blimbing wuluh, cabai rawit dan daun jambu biji merah. Daesusi dkk. 2011 telah melakukan uji toksisitas perasan buah blimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. terhadap pertumbuhan larva nyamuk Ae. aegypti. Terdapat pengaruh perasan buah blimbing wuluh terhadap pertumbuhan larva Ae. aegypty p 0,05. Konsentrasi perasan buah blimbing wuluh yang paling efektif menyebabkan kematian larva adalah 4,5. Hasil uji efektivitas daya bunuh ekstrak cabai rawit Capsicum frutescens L. terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. pada ovitrap yang dilakukan oleh Simanjuntak 2011 menunjukkan konsentrasi ekstrak cabai rawit yang efektif terhadap kematian larva nyamuk adalah pada konsentrasi 0,3 membunuh 100 larva nyamuk. Universitas Sumatera Utara 24 Yuswantina dkk. 2013 melakukan penelitian mengenai daya bunuh ekstrak etanol daun jambu biji merah Psidium guajava L. terhadap larva Ae. aegypti pada konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5. Dari hasil pengamatan selama 24 jam menunjukkan bahwa nilai signifikansi kontrol positif pemberian abate dengan konsentrasi 5 = 0,127 p ≥ 0,05 yang menunjukkan efek yang sama dalam membunuh larva Ae. aegypti, sedangkan konsentrasi lainnya menunjukkan efek yang berbeda dalam membunuh larva Ae. aegypti.

2.5 Gambaran Umum Jambu Biji

Psidium guajava L. Jambu biji atau jambu klutuk atau jambu batu merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan yang kini telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Prosea Plant resources of South East Asia 2 dalam Redaksi Trubus 2014 menyebutkan bahwa jambu biji berasal dari wilayah tropis Amerika yakni wilayah antara Meksiko dan Peru, tercatat dengan nama latin Psidium guajava. Tanaman jambu biji dapat tumbuh di semua jenis tanah, tanah yang tandus sekali sampai tanah yang subur. Tanah yang berbatu-batu dapat ditembus oleh jambu biji hingga dikenal sebagai tanaman pioneer. Jambu biji tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.200 m dpl dan tumbuh baik pada kondisi iklim basah dengan curah hujan lebih dari 3.000 mmtahun Sunarjono, 2013.

2.5.1 Klasifikasi Jambu Biji Psidium guajava L.