28
2.6 Kerangka Konsep
Gambar 6. Kerangka Konsep Penelitian
Ekstrak Daun Jambu Biji: 1. Kontrol konsentrasi 0 ppm
2. Konsentrasi 500 ppm 3. Konsentrasi 2.500 ppm
4. Konsentrasi 4.500 ppm 5. Konsentrasi 6.500 ppm
6. Konsentrasi 8.500 ppm
dalam 2, 12 dan 24 jam pengamatan.
Jumlah Larva Nyamuk Aedes
spp. yang Mati
Nilai LC
50
Larva Nyamuk Aedes
spp.
Suhu air dan pH air
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen semu quasi experiment yaitu untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu biji sebagai larvasida nyamuk Aedes
spp. pada ovitrap. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. Percobaan dilakukan dengan 6 jenis
konsentrasi ekstrak daun jambu biji masing-masing 0 ppm sebagai kontrol, 500 ppm, 2.500 ppm, 4.500 ppm, 6.500 ppm dan 8.500 ppm. Setiap percobaan diamati
selama 2 jam, 12 jam dan 24 jam, dan dilakukan replikasi sebanyak 4 kali. Penelitian ini disebut quasi experiment karena belum memiliki ciri-ciri
rancangan eksperimen sebenarnya, variabel-variabel yang seharusnya dikontrol tidak dapat dilakukan. Rancangan acak lengkap dipakai sebagai rancangan
penelitian karena kondisi lingkungan, alat, bahan dan media penelitian homogen.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam pembuatan ekstrak daun jambu biji dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Sumatera Utara dan penelitian
efektivitas ekstrak daun jambu biji terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. pada ovitrap dilakukan di Jl. Sembada IV No. 6 Padang Bulan, Kecamatan Medan
Selayang. Pilihan lokasi berdasarkan pertimbangan di kecamatan tersebut terdapat 121 kasus DBD selama tahun 2014 7,13 untuk keseluruhan kasus DBD di Kota
Medan dan pada bulan Februari 2015 terdapat satu kasus meninggal akibat DBD.
Universitas Sumatera Utara
30
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2014 – Juni 2015.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah larva nyamuk Aedes spp. yang diambil dari ovitrap
, kemudian dimasukkan ke dalam wadah baru yang berisi 100 ml air sumur, masing-masing 30 ekor larva nyamuk. Jumlah larva nyamuk yang
digunakan dalam penelitian sebanyak 720 ekor. Jumlah objek = 30 larva x 6 jenis perlakuan x 4 replikasi = 720 larva
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, yaitu dengan mengamati dan menghitung jumlah larva nyamuk Aedes spp. dari ovitrap yang
mati setelah diberi larutan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 500 ppm, 2.500 ppm, 4.500 ppm, 6.500 ppm dan 8.500 ppm serta sebuah perlakuan kontrol
yang diamati setelah 2 jam, 12 jam dan 24 jam perlakuan.
3.4.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gunting 2. Blender
3. Botol reagen 4. Shaker
5. Kertas saring 6. Corong
7. Rotary evaporator
Universitas Sumatera Utara
31
8. Water bath 9. Neraca Ohaus
10. Neraca analitik 11. Gelas ukur
12. Labu Erlenmeyer 13. Sample cup
14. Ovitrap 15. Dipper
16. Kasa
3.4.2 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Daun jambu biji 2. Etanol 96
3. Larva nyamuk Aedes spp.
3.4.3 Cara Mendapatkan Larva Nyamuk Aedes spp.
Larva nyamuk Aedes spp. didapatkan dengan cara memasang ovitrap,
dengan langkah pembuatan: 1. Siapkan 6 ember berwarna hitam dengan tinggi 18 cm, diameter
bawah 16 cm dan diameter atas 24 cm. 2. Beri lubang pada ember berjarak 2 cm dari bagian atas ember, untuk
mencegah meluapnya air bila air hujan masuk ke dalam ember.
3. Isi air sumur kedalam ovitrap hingga batas lubang.
Universitas Sumatera Utara
32
4. Masukkan paddle ke dalam ember yang terbuat dari potongan bambu dengan panjang 23 cm dan lebar 10 cm, sebagai tempat nyamuk
meletakkan telur. 5. Letakkan ovitrap di luar rumah di bagian rumah yang kurang
mendapat sinargelap. 6. Lakukan pengamatan terhadap ovitrap, lihat apakah terdapat larva
nyamuk Aedes spp. di dalam wadah. 7. Diambil larva pada ovitrap dengan dipper dan diletakkan pada wadah
transparan untuk mempermudah pengamatan yang berisi air sumur sebanyak 100 ml, masing-masing 30 ekor larva.
3.4.4 Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji
Langkah dalam pembuatan ekstrak daun jambu biji sebagai berikut: 1. Daun jambu biji daun tua dikumpulkan, dipisahkan dari batangnya
setelah itu ditimbang berat seluruhnyaberat basah ± 800 gr. 2. Daun dikeringkan di tempat terbuka selama 3 hari.
3. Daun jambu biji yang telah keringsimplisia kadar air 10 digunting dan dihaluskan dengan menggunakan blender sampai
menjadi bentuk serbuk ditimbang berat kering sebanyak 400 gr. 4. Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam botol reagen dan dimaserasi
dengan 3 liter etanol 96 selama 48 jam. 5. Ekstrak kasar dipekatkan dengan rotary evaporator.
6. Ekstrak kasar dipekatkan kembali dengan water bath hingga bebas dari pelarut dan mengental kadar air 10, dengan berat 20 gr.
Universitas Sumatera Utara
33
3.4.5 Cara Pembuatan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Jambu Biji
Ekstrak daun jambu biji akan dibuat dalam beberapa konsentrasi, yaitu 500 ppm, 2.500 ppm, 4.500 ppm, 6.500 ppm dan 8.500 ppm. Pembuatan berbagai
konsentrasi tersebut merupakan hasil bagi antara massa ekstrak dengan 100 ml air sumur. Perhitungan konsentrasi tersebut dilakukan sebagai berikut:
1 =
1 1.000
Contoh : Pembuatan konsentrasi 500 ppm
500 1.000
= ?
100 =
500 × 100
1.000 =
50.000 .
1.000 = 50
Artinya, ditimbang 50 mg ekstrak pekat daun jambu biji kemudian dilarutkan dengan 100 ml air sumur yang terdapat pada wadah uji. Untuk
konsentrasi 2.500 ppm, 4.500 ppm, 6.500 ppm dan 8.500 ppm masing-masing ditimbang ekstrak pekat sebanyak 250 mg, 450 mg, 650 mg dan 850 mg.
3.4.6 Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu dipersiapkan seluruh
peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan, kemudian dilakukan langkah:
1. Letakkan 6 ovitrap di luar rumah, di bagian rumah yang kurang mendapat sinar dan lembab bagian teras dekat kebun.
2. Ambil larva dari ovitrap, masukkan ke dalam 24 wadah yang diberi tanda masing-masing 30 larva, yang telah berisi 100 ml air sumur.
Universitas Sumatera Utara
34
Tanda A
1
– A
4
: wadah untuk perlakuan kontrol, angka 1 menunjukan percobaan pertama, 2 menunjukan replikasi kedua, dan seterusnya.
Tanda B
1
– B
4
: wadah dengan konsentrasi ekstrak 500 ppm. Tanda C
1
– C
4
: wadah dengan konsentrasi ekstrak 2.500 ppm. Tanda D
1
– D
4
: wadah dengan konsentrasi ekstrak 4.500 ppm. Tanda E
1
– E
4
: wadah dengan konsentrasi ekstrak 6.500 ppm. Tanda F
1
– F
4
: wadah dengan konsentrasi ekstrak 8.500 ppm. 3. Tutup wadah dengan kasa, amati dan hitung jumlah kematian larva
nyamuk Aedes spp. dalam 2 jam, 12 jam dan 24 jam perlakuan. 4. Ukur suhu air dan pH air pada masing-masing wadah.
5. Catat dan tabulasi hasil pengamatan, analisis dengan metode statistik.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel bebas : ekstrak daun jambu biji Psidium guajava L.
Variabel tergantung : kematian larva nyamuk Aedes spp., nilai LC
50
Variabel kontrol : volume air, jumlah larva nyamuk
Variabel pengganggu : suhu air, pH air Definisi operasional :
1. Ekstrak daun jambu biji adalah daun jambu biji daun tua yang berwarna hijau dengan ujung daun melengkung, dengan panjang 10 –
14 cm yang dikeringkan lalu dihaluskan menjadi serbuk simplisia kadar air 10 lalu diekstraksi dengan penambahan pelarut etanol
96 kemudian digunakan sebagai larvasida nyamuk Aedes spp.
Universitas Sumatera Utara
35
2. Larva adalah larva nyamuk Aedes spp. fase dalam air setelah menetas dari telur yang telah berumur sekitar 4 – 6 hari instar III – IV.
3. Larva yang mati adalah larva nyamuk Aedes spp. baik yang tenggelam maupun mengapung, tidak bergerak dan tidak merespon rangsangan.
4. Suhu air adalah temperatur air yang digunakan sebagai tempat penelitian yang diukur selama penelitian berlangsung dengan
thermometer dan dinyatakan dalam derajat Celcius.
5. pH air adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan air tempat penelitian yang diukur
selama penelitian berlangsung dengan kertas indikator universal. 6. Lethal concentration LC
50
adalah konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang diturunkan secara statistik yang dapat diduga menyebabkan
kematian 50 larva nyamuk Aedes spp. dalam 24 jam.
3.6 Metode Pengukuran