Anopheles aconitus Anopheles balabacensis Anopheles gambiae dan Anopheles funestus Anopheles barbirostris Anopheles sundaicus

dalam darah dan masuk ke tubuh nyamuk. Orang sehat yang digigit nyamuk dengan parasit dalam tubuh akan menjadi sakit. Keberadaan orang sakit dengan pertumbuhan parasit dalam darah pada stadium tertentu ikut menentukan keberadaan vektor di suatu wilayah Susanna, 2010.

2.1.3.3. Jenis Vektor

2.1.3.3.1. Anopheles aconitus

An. aconitus merupakan spesies yang memiliki karakteristik menggigit antara pukul 18.00 hingga 22.00. Habitat spesies ini lebih sering di sawah yang berteras, dengan aliran air lambat. Selain itu, tempat perindukan nyamuk An. aconitus juga dapat ditemukan di tepi sungai dengan aliran perlahan atau kolam yang bersifat agak alkalis. Keberadaan nyamuk An. aconitus lebih tertarik kepada darah ternak dibanding manusia. Keberadaan ternak dalam rumah merupakan salah satu daya tarik, namun dapat saja secara berganti-ganti menggigit manusia maupun ternak.

2.1.3.3.2. Anopheles balabacensis

Spesies ini merupakan spesies antropofilik menggigit manusia. Nyamuk An. balabacensis memiliki kebiasaan menggigit pada tengah malam hingga menjelang fajar sekitar jam empat pagi. Habitat asli An. balabacensis berada di hutan-hutan, dan berkembang biak di genangan-genangan air tawar.

2.1.3.3.3. Anopheles gambiae dan Anopheles funestus

Kedua spesies ini merupakan vektor yang paling dominan di Ghana. Bionomik kedua spesies ini adalah menggigit pada malam hari jam 12 keatas, beristirahat dalam ruangan, dan paling banyak ditemukan di wilayah yang memiliki breeding place Akpalu dan Codjoe, 2013.

2.1.3.3.4. Anopheles barbirostris

Seperti halnya An. balabacensis nyamuk ini menggigit antara pukul 23.00 hingga 05.00 pagi, setelah menggigit biasa hinggap di kebun kopi, pohon nanas, habitat perkembangbiakan di rawa-rawa, kolam darat, dan irigasi.

2.1.3.3.5. Anopheles sundaicus

Nyamuk yang bersifat antropofilik, memilih tempat istirahat di gantungan baju dalam rumah, meski kadang-kadang dijumpai di luar rumah. Spesies ini termasuk memiliki daya jelajah terbang cukup jauh, yakni 3 km. Nyamuk ini memiliki habitat perkembangbiakan berupa air payau, ekosistem pantai, jentik berkumpul di tempat yang tertutup oleh tanaman, dan pada lumut yang mendapat sinar matahari langsung. Bekas galian pasir, muara sungai kecil yang tertutup pasir, tambak yang tidak dikelola merupakan tempat yang sangat ideal untuk perkembangbiakan An. sundaicus. An. sundaicus aktif menggigit antara pukul 22.00 hingga 01.00 dan lebih banyak menggigit orang di luar rumah daripada di dalam rumah. Hanya sebagian kecil nyamuk An. sundaicus yang masuk ke dalam rumah, menggigit, dan beristirahat di dalam rumah.

2.1.3.3.6. Anopheles subpictus

Dokumen yang terkait

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

3 39 150

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

0 3 7

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA Hubungan Breeding Place Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 0 16

PENDAHULUAN Hubungan Breeding Place Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 1 6

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA Hubungan Breeding Place Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 2 15

Peningkatan Kemampuan Pemahaman IPS Tentang Letak Negara-negara di belahan dunia melalui Peta Buta pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Lebakwangi Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara.

0 1 1

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN TUGAS JURU MALARIA DESA (JMD) DENGAN PENEMUAN KASUS MALARIA POSITIF TINGKAT DESA DI KABUPATEN BANJARNEGARA -

0 1 77

Gambaran Vektor Malaria di Desa Sigeblog

0 0 6

HUBUNGAN KEBERADAAN PEKERJA MIGRASI KE DAERAH ENDEMIS MALARIA DAN JARAK KE TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN VEKTOR DENGAN KEBERADAAN PARASIT MALARIA

0 0 7

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERKAWINAN USIA MUDA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI DESA LEBAKWANGI KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA

0 2 14