Definisi Malaria Diagnosis Malaria Pencegahan Malaria Penularan Malaria

2.1.1.1. Definisi Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles sp. yang diketahui menularkan parasit Plasmodium di Banjarnegara yakni An. maculatus, An. aconitus, dan An. balabacensis Munawar, 2005. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu mal buruk dan area udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura, dan paludisme Prabowo, 2008.

2.1.1.2. Gejala Malaria

Malaria adalah penyakit dengan gejala demam, yang terjadi tujuh hari sampai dua minggu sesudah gigitan nyamuk yang infektif. Adapun gejala-gejala awal adalah demam, sakit kepala, menggigil, dan muntah-muntah Soedarto, 2011. Harijanto dkk 2010 menjelaskan bahwa gejala klasik malaria yang umum terdiri dari tiga stadium trias malaria yaitu:

2.1.1.2.1. Periode Dingin

Periode dingin dimulai dengan keadaan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung, saat menggigil seluruh tubuh sering bergetar, dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan peningkatan temperatur.

2.1.1.2.2. Periode Panas

Ciri-ciri periode ini berlangsung ditandai dengan penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 40 C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, terkadang muntah-muntah, dan syok. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.

2.1.1.3.3. Periode Berkeringat

Ciri-ciri pada periode ini dimulai dari penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melaksanakan pekerjaan seperti biasa. Anies 2006 menggambarkan gejala komplikasi malaria memiliki gejala sama seperti gejala malaria ringan, akan tetapi disertai dengan salah satu gejala seperti, gangguan kesadaran lebih dari 30 menit, kejang, panas tinggi disertai diikuti gangguan kesadaran, mata kuning, tubuh kuning, pendarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan, jumlah kencing kurang oliguri, warna air kencing urine seperti air teh, kelemahan umum, dan nafas pendek.

2.1.1.4. Diagnosis Malaria

Diagnosis malaria ditegakkan setelah dilakukan wawancara anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti malaria dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan sediaan darah menunjukkan hasil yang positif secara mikroskopis atau uji diagnosis cepat Rapid Diagnostic Test= RDT Soedarto, 2011.

2.1.1.5. Pencegahan Malaria

Menurut Prabowo 2008, pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan beberapa cara menghindari gigitan nyamuk malaria dengan menggunakan repellent atau penyemprotan rumah, membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa, mengurangi tempat perindukan nyamuk malaria dengan pemberian ikan kepala timah Panchax-panchax, dan ikan guppywader Lebistus reticulatus. Pencegahan lain yang dapat dilakukan yakni dengan menggunakan obat anti- malaria obat profilaksis terdiri dari dari dua macam obat profilaksis kausal untuk mencegah infeksi oleh sporozoit dan obat profilaksis klinis yang bertujuan mengurangi jumlah parasit menjadi rendah di dalam darah Anies, 2006.

2.1.1.6. Penularan Malaria

Penularan malaria ke manusia dilakukan oleh nyamuk Anopheles betina yang hidup sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik yang sangat mendukung. Alur penularan dibagi ke dalam 3 bagian, manusia recipient, nyamuk vektor, dan lingkungan habitat Yazoume, et al, 2008.

2.1.1.7. Kekambuhan

Dokumen yang terkait

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

3 39 150

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

0 3 7

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA Hubungan Breeding Place Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 0 16

PENDAHULUAN Hubungan Breeding Place Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 1 6

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA Hubungan Breeding Place Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 2 15

Peningkatan Kemampuan Pemahaman IPS Tentang Letak Negara-negara di belahan dunia melalui Peta Buta pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Lebakwangi Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara.

0 1 1

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN TUGAS JURU MALARIA DESA (JMD) DENGAN PENEMUAN KASUS MALARIA POSITIF TINGKAT DESA DI KABUPATEN BANJARNEGARA -

0 1 77

Gambaran Vektor Malaria di Desa Sigeblog

0 0 6

HUBUNGAN KEBERADAAN PEKERJA MIGRASI KE DAERAH ENDEMIS MALARIA DAN JARAK KE TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN VEKTOR DENGAN KEBERADAAN PARASIT MALARIA

0 0 7

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERKAWINAN USIA MUDA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI DESA LEBAKWANGI KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA

0 2 14