4.2.3. Analisis Spasial
4.2.3.1. Analisis Spasial Keberadaan Breeding Place Terhadap Kejadian
Malaria dan Habitat Potensial Perkembangbiakan Nyamuk
Analisis spasial keberadaan breeding place terhadap kejadian malaria dan habitat potensial perkembangbiakan nyamuk menggunakan metode buffer.
Analisis terbagi berdasarkan masing-masing wilayah dusun untuk mengetahui hubungan
keberadaan breeding
place vektor
dan habitat
potensial perkembangbiakan nyamuk dengan kejadian malaria pada masing-masing wilayah
dusun.
4.2.3.1.1. Analisis Spasial Keberadaan Breeding Place Terhadap Kejadian
Malaria dan Habitat Potensial Perkembangbiakan Nyamuk di Dusun Gambir
Persebaran breeding place terhadap habitat potensial nyamuk dan kejadian malaria di Dusun Gambir dapat dilihat pada gambar 4.4. yang menjelaskan
sebaran keberadaan breeding place. Breeding Place yang ditemukan di Dusun Gambir sebanyak 11 titik. Habitat potensial yang tersebar di Dusun Gambir
dijumpai sebanyak 19 titik. Habitat potensial perkembangbiakan nyamuk yang dijumpai di Dusun Gambir terdiri atas kubangan, saluran air, sawah, kolam,
sungai, rembesan, parit. Breeding place yang dijumpai berupa sawah, sungai, rembesan, dan parit.
Gambar 4.4. Buffer Zone Keberadaan Breeding Place Terhadap Kejadian Malaria dan Habitat Potensial Nyamuk di Dusun Gambir
Buffering pada zona 350 m dari titik breeding place menunjukkan nyamuk berasal dari titik breeding place merupakan faktor risiko yang mengakibatkan
transmisi malaria karena 91 kasus malaria masuk dalam zona buffer. Hasil analisis menunjukkan habitat potensial yang ditemukan di wilayah desa
seluruhnya berada pada jarak 350 m. Zona 350 m breeding place berpotensi terhadap transmisi malaria hingga mencapai wilayah desa lain yakni Desa
Gunungjati. Buffering pada zona 1.000 m dari breeding place yang dijumpai di Dusun Gambir menunjukkan seluruh kasus malaria ditemukan pada jarak kurang
dari 1.000 m dari breeding place yang menunjukkan bahwa breeding place di Dusun Gambir berpotensi untuk mengakibatkan transmisi malaria karena seluruh
penderita malaria berada pada jarak terbang normal vektor malaria.
4.2.3.1.2. Analisis Spasial Keberadaan Breeding Place Terhadap Kejadian