merepresentasikan objek ke dalam bentuk titik, garis, dan poligon tersebut dikenal sebagai  model  data  vektor.  Masing-masing  model  data  tersebut  digunakan  untuk
melambangkan fitur-fitur yang ada di permukaan bumi. Topologi  data  vektor  merujuk  pada  hubungan  atau  konektivitas  antar  objek
spasial. Penggambaran topologi objek diperlukan karena penggambaran geometri objek  hanya  dengan  posisi,  bentuk,  ukuran  dalam  suatu  sistem  koordinat  belum
cukup  untuk  menggambarkan  alam  secara  keseluruhan,  terutama  untuk  analisis spasial.  Lokasi  suatu  titik,  garis,  atau  poligon  dapat  dilambangkan  dengan
sepasang  koordinat.  Koordinat  dapat  hanya  terdiri  dari  dua  identifikasi  sistem duplet, dimana ada x absis dan y ordinat atau terdiri dari tiga identifikasi x, y
dan  z  dimana  z  melambangkan  suatu  nilai  vertikal,  misalnya  data  ketinggian, tebal  hujan,  data  statistik,  dan  lain-lain.  Hubungan  topologis  merupakan  semua
hubungan yang mungkin antara data spasial harus digunakan secara logis dengan risiko struktur data yang lebih kompleks.
2.1.4.2.2. Data Raster
Data raster tersusun  dari sekumpulan  cell, grid  atau pixel. Tiap  pixel  adalah segi  empat  sama  sisi  yang  merupakan  unit  terkecil  dari  satuan  luasan,  dengan
ukuran  tiap  unit  seragam.  Data  raster  mencakup  citra  satelit  dan  grid.  Citra image  seperti  foto  udara,  citra  satelit,  atau  peta  hasil  scanning  sudah  umum
digunakan  sebagai  data  masukan  untuk  GIS.  Citra  satelit  menggunakan  format data raster dengan ukuran pixel, bervariasi dari 1m x 1m hingga 10km x 10km
atau  lebih.  Data  format  grid  biasanya  merupakan  data  hasil  pengukuran  dari lapangan  atau  derivasi  dari  data  lain  dan  sering  digunakan  untuk  analisis  dan
pemodelan.  Fungsi  data  raster  antara  lain  menyatakan  data  suatu  kategori,  hasil pengukuran atau hasil interpretasi dan mengolah, menganalisis, menampilkan data
tersebut. 2.1.4.3.
Analisis Spasial dalam SIG
Prahasta  2009  menjelaskan  bahwa  analisis  spasial  merupakan  sekumpulan teknik  untuk  menganalisis  data  spasial.  Hasil-hasil  analisis  sangat  bergantung
pada  lokasi  obyek  yang  bersangkutan  yang  sedang  dianalisis,  dan  yang memerlukan  akses  baik  terhadap  lokasi  obyek  maupun  atribut-atribut.  Fungsi
analisis spasial dapat memberikan informasi yang spesifik tentang peristiwa yang sedang  terjadi  pada  suatu  area  atau  unsur  geografis  beserta  perubahan  atau  tren
pada  selang  waktu  tertentu.  Fungsi-fungsi  analisis  spasial  yang  dimaksud melitputi  klasifikasi  Reclassify,  Network,  Overlay,  Buffering,  Find  Distance,
Clustering, Interpolasi, dan Proximity.
2.1.4.3.1. Klasifikasi Reclassify
Klasifikasi  merupakan  fungsi  analisis  spasial  untuk  mengklasifikasikan kembali  suatu  data  hingga  menjadi  data  spasial  baru  berdasarkan  kriteria  atau
atribut tertentu Prahasta, 2009.
2.1.4.3.2. Network atau Jaringan
Fungsi  analisis  Network  merujuk  pada  pergerakan  atau  perpindahan  suatu sumber  daya  dari  satu  lokasi  ke  lokasi  lain  melalui  unsur-unsur  buatan  manusia
yang membentuk jaringan yang saling terhubung satu sama lain.
2.1.4.3.3. Overlay