2. Masyarakat mulai diajak untuk berunding; Pada level ini sudah ada
komunikasi 2 arah, dimana masyarakat mulai diajak untuk diskusi atau berunding. Dalam tahap ini meskipun sudah dilibatkan dalam suatu
perundingan, pembuat keputusan adalah orang luar atau orang-orang tertentu. 3.
Membuat keputusan secara bersama-sama antara masyarakat dan pihak
luar, pada tahap ini masyarakat telah diajak untuk membuat keputusan secara bersama-sama untuk kegiatan yang dilaksanakan.
4. Masyarakat mulai mendapatkan wewenang atas kontrol sumber daya dan
keputusan, pada tahap ini masyarakat tidak hanya membuat keputusan, akan tetapi telah ikut dalam kegiatan kontrol pelaksanaan program.
Dari ke empat tingkatan partisipasi tersebut, yang diperlukan dalam STBM adalah tingkat partisipasi tertinggi dimana masyarakat tidak hanya diberi informasi,
tidak hanya diajak berunding tetapi sudah terlibat dalam proses pembuatan keputusan dan bahkan sudah mendapatkan wewenang atas kontrol sumber daya masyarakat itu
sendiri serta terhadap keputusan yang mereka buat. Dalam prinsip STBM telah disebutkan bahwa keputusan bersama dan action bersama dari masyarakat itu sendiri
merupakan kunci utama Depkes RI, 2008.
2.1.4. Metode STBM
Implementasi STBM di masyarakat pada intinya adalah pemicuan setelah sebelumnya dilakukan analisa partisipatif oleh masyarakat itu sendiri. Untuk
memfasilitasi masyarakat dalam menganalisa kondisinya, ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam kegiatan STBM, seperti :
Universitas Sumatera Utara
1. Pemetaan
Bertujuan untuk mengetahui melihat peta wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat monitoring pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat.
Alat yang diperlukan : -
Tanah lapang atau halaman. -
Bubuk putih untuk membuat batas desa. -
Potongan-potongan kertas untuk menggambarkan rumah penduduk. -
Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran. -
Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap sarana sanitasi.
Proses yang dilakukan : -
Mengajak masyarakaat untuk membuat outline desa dusun kampung, seperti batas desa dusun kampung, jalan, sungai dan lain-lain.
- Siapkan potongan kertas dan minta masyarakat untuk mengambilnya,
menuliskan nama kepala keluarga masing-masing dan menempatkannya sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di atas
kertas tersebut. -
Minta mereka untuk menyebutkan tempat BABnya masing-masing. Jika seseorang BAB di luar rumahnya baik itu di tempat terbuka
maupun numpang di tetangga, tunjukkan tempatnya dan tandai dengan bubuk kuning. Beri tanda dari masing-masing KK ke tempat
BABnya.
Universitas Sumatera Utara
- Tanyakan dimana tempat melakukan BAB dalam kondisi darurat
seperti pada malam hari, saat hujan atau saat sakit perut. 2.
Transect Walk Bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan
tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa
BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya. Proses yang dilakukan :
- Mengajak masyarakat untuk mengunjungi lokasi yaang sering
dijadikan tempat BAB didasarkan pada hasil pemetaan. -
Lakukan analisa patisipatif di tempat tersebut. -
Menanyakan siapa saja yang sering BAB di tempat tersebut atau siapa yang BAB di tempat tersebut pada hari itu.
- Menanyakan kepada masyarakat, apakah mereka senang dengan
keadaan seperti itu. 3.
Alur Kontaminasi Oral Fecal Bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran
manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya. Alat yang diperlukan :
- Gambar tinja dan gambar mulut
- Potongan-potongan kertas
- Spidol
Proses yang dilakukan :
Universitas Sumatera Utara
- Menanyakan kepada masyarakat apakah mereka yaakin bahwa tinja
bisa masuk ke dalam mulut? -
Menanyakan bagaimana tinja bisa ”dimakan oleh manusia?” Melalui apa saja? Minta masyarakat untuk menggambarkan atau menuliskan
hal-hal yang menjadi perantara tinja sampai ke mulut. 4.
Simulasi air yang telah terkontaminasi Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadapa air
yang biasa mereka gunakan sehari-hari. Alat yang diperlukan :
- Ember yang diisi air air mentahsungai atau air masak air minum
- Polutan air tinja
Proses yang dilakukan : -
Ambil satu ember air sungai dan minta salah seorang untuk menggunakan air tersebut untuk cuci muka, kumur-kumur dan
lainnya. -
Bubuhkan sedikit tinja ke dalam ember yang sama, kenudia minta salah seorang peserta untuk melakukan hal yang sama sebelum ember
tersebut diberikan tinja. -
Tunggu reaksinya. Jika peserta menolak melakukannya, tanyakan alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan masayarakat yang suda
terjadi selama ini. Apa yang akan dilakukan kemudian hari? 5.
Diskusi Kelompok FGD
Universitas Sumatera Utara
Bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat
merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya meliputi:
a. FGD untuk memicu rasa maluu dan hal-hal yang bersifat pribadi