Pulp Daun Nanas Pulp Pelepah Batang Pisang Pulp Batang Rami

serat industri pulp sludge bukan katagori limbah B3 itu berdasarkan hasil hasil penelitian Balai Basar Selulosa BBS Bandung, pernyataan ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. News Radar Banten, 2007. Unsur kimia yang prioritas dalam bahan sludge industri pulp adalah Kalsium Oksida CaO 47,93 dan Carbon C 47,02, Silikon Dioksida SiO 2 3,814, Magnesium Oksida MgO 2,757 dan Aluminium Oksida Al 2 O 3 1,806. Hasil analisis kimia sludge industri pulp yang dilakukan dengan metoda Atomic Absorbtion Spectroscopy AAS, di peroleh bahwa sludge industri pulp PT TPL- Porsea memiliki kadar serat 46,60, bahan yang terbakar Combustible material 69,97 dan abu Ash Content 30,03 serta densitas 1,65 grcm 3 . Hasil analisis klasifikasi serat pulp sludge PS yang dilakukan dengan Bour Mc Nett Classifier diperoleh bahwa sludge industri pulp PT TPL- Porsea, dengan derajat giling 150 ml CSF memiliki fraksi halus fines sebanyak 60,30 yang tertahan pada screen R P 200, fraksi serat pendek sebanyak 31,90 atau yang tertahan pada screen R 48 ; R 100 dan fraksi serat panjang sebanyak 5,60 atau yang tertahan pada screen R 14 ; R 28. Panjang serat rata-rata sludge industri pulp 0,53 mm. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wawan K, bahwa sludge industri pulp yang berasal dari belt press memiliki serat pendek dan halus sebesar 60 Wawan K., 2006.

4.1.2 Pulp Daun Nanas

Pembuatan pulp daun nanas PDN dilakukan dengan metode kimia soda panas, memiliki rendemen 37,59. Derajat giling 200 CSF sudah cukup halus tidak perlu digiling menurut standar RSNI ISO 5267-2:2001. Selanjutnya analisis klasifikasi serat pulp daun nanas PDN dilakukan dengan alat Bour Mc Nett Classifier sehingga diperoleh klasifikasi serat PDN memiliki fraksi panjang sebanyak 79,60 atau yang tertahan pada R 14; R 28, fraksi serat pendek sebanyak 13,20 atau yang tertahan pada screen R 48; R100 dan fraksi serat halus fines sebanyak 6,90 atau yang tertahan pada screen RP 200. Hasil uji derajat giling, rendemen dan klasifikasi Universitas Sumatera Utara serat pulp daun nanas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.1. Pada screen R 14; R 28, di klasifikasikan ke fraksi serat panjang atau serat yang tertahan pada screen R14; R 28. Pada screen R 48; R 100 dan R 200, fraksi serat pendek atau serat yang tertahan pada screen R 48; R100 dan R 200. Pada R 200, fraksi serat halus fines atau serat yang tertahan pada screen R 200.

4.1.3 Pulp Pelepah Batang Pisang

Pembuatan pulp pelepah batang pisang PPBP dilakukan dengan metode kimia soda panas, memiliki rendemen 58,80. Derajat giling PPBP 250 CSF sudah cukup halus tidak perlu digiling menurut standar RSNI ISO 5267-2:2001. Selanjutnya analisis klasifikasi serat pulp pelepah batang pisang dilakukan dengan alat Bour Mc Nett Classifier sehingga diperoleh klasifikasi serat PPBP memiliki fraksi panjang sebanyak 57,30 atau yang tertahan pada R14; R 28, fraksi serat pendek sebanyak 24,30 atau yang tertahan pada R 48; R100 dan fraksi serat halus fines sebanyak 18,20 atau yang tertahan pada RP 200. Hasil uji derajat giling, rendemen dan klasifikasi serat pulp pelepah batang pisang dapat dilihat seperti pada Tabel 4.2.

4.1.4 Pulp Batang Rami

Pembuatan pulp batang rami PBR dilakukan dengan metode kimia soda panas, yang diperoleh memiliki rendemen 44,34. Derajat giling PBR 420 CSF, setelah digiling dalam niagara beater selama 5 menit menjadi 320 CSF menurut standar RSNI ISO 5267-2:2001. Selanjutnya analisis klasifikasi serat pulp batang rami dilakukan dengan alat Bour Mc Nett Classifier sehingga diperoleh klasifikasi serat PBR memiliki fraksi panjang sebanyak 82,20 atau yang tertahan pada R 14; R 28, fraksi serat pendek sebanyak 9,70 atau yang tertahan pada R 48; R100 dan fraksi serat halus fines sebanyak 6,10 atau yang tertahan pada RP 200. Hasil uji derajat giling, rendemen dan klasifikasi serat pulp batang rami dapat dilihat seperti pada Tabel 4.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Hasil Uji Derajat Giling, Rendemen dan Klasifikasi Serat. Rendemen Klasifikasi Serat , Jenis Pulp Derajat Giling ml CSF Serat Bukan Serat R 14 R 28 R 48 R 100 RP 200 Sludge 150 46,60 53,40 2,50 5,10 14,10 17,80 60,30 D.Nanas 200 37,59 62,41 57,10 22,50 9,10 4,10 6,90 PBP 250 58,80 41,20 40,20 17,10 14,10 10,20 18,20 Rami 320 44,34 55,66 65,30 16.90 6,70 3,00 6,10 Hasil uji terhadap pulp sludge PS, pulp daun nanas PDN, pulp pelepah batang pisang PPBP dan pulp batang rami PBR terhadap derajat giling, rendemen dan klasifikasi serat seperti pada Table 4.2. diatas dapat dianalisis bahwa parameter derajat giling, rendemen dan klasifikasi serat berbeda untuk masing-masing limbah. Dari hasil pembuatan pulp diperoleh rendemen pulp daun nanas 37,59 dan rendemen pulp pelepah batang pisang 58,80 rendemen pulp batang rami 44,34. Limbah padat sludge asal PT. TPL - Porsea memiliki kadar serat 46,60 dan 53,40 zat pengotor di analisis dengan Sandard AAS Method, fraksi serat halus fines 60,30 yang lolos pada RP 200; fraksi serat pendek 31,90 yang lolos pada R 48, R 100, fraksi panjang serat sedang 5,10, fraksi serat panjang 2,50 serta panjang serat rata-rata 0,53 mm. Daun nanas jenis cayenne sisa hasil pertanian dari daerah Patumbak Medan Deli Serdang memiliki klasifikasi serat panjang 57,10 yang lolos pada R 14, fraksi serat sedang 2,30 yang lolos pada R28, fraksi serat pendek 9,70 dan fines 6,90 serta panjang serat rata-rata 1,26 mm. Pelepah batang pisang jenis pisang kepok memiliki serat panjang 40,20, fraksi serat sedang 17,10, serat pendek 24,30, dan fines 18,20 serta panjang serat pisang rata-rata 0,95 mm. Batang rami siap panen asal Garut Jawa Tengah memiliki klasifikasi serat panjang 55,00, fraksi serat sedang 6,70, serat pendek 3,00 dan fines 6,10, serta panjang serat rami rata-rata 11, 23 mm. Hasil pembuatan pulp daun nanas Universitas Sumatera Utara PDN memiliki rendemen 37,59, pulp pelepah batang pisang PBP memiliki rendemen 58,80 dan pulp batang rami PBR memiliki rendemen 44,34. Dari data-data klasifikasi serat pulp sludge dapat dikatakan bahwa panjang serat sludge dapat diklasifikasikan ke katagori serat pendek dan halus fines karena serat pulp sludge lolos pada mesh R 48; mesh R 100 dan mesh RP 200 besarnya 92,2 serta data ini didukung dengan teori bahwa sludge yang berasal dari belt press memiliki serat pendek dan halus sebesar 60.Wawan K., 2006. Serat daun nanas, serat pelepah batang pisang dan serat rami dapat diklasifikasikan ke jenis serat panjang berhubung karena banyaknya serat-serat tersebut lolos pada mesh R 14. Wawan K., 2006 ; Yuniarti P.K, 2006. Serat pendek yang di dominasi dengan sejumlah fibril akan mengikat dengan serat panjang akan menghasilkan karton yang sangat berkualitas. fibril-fibril sludge murni ditambah dengan bahan perekat amilum juga sudah dapat menghasilkan kemasan karton, misalnya kemasan tatakan telur dan tatakan jeruk Perdinan Sinuhaji, dkk, 2008. Pengujian fraksi serat dan klasifikasi serat terhadap pulp daun nanas, pulp pelepah batang pisang, pulp batang rami dan pulp sludge dilakukan dengan metoda Buer Mc.Nett, menurut SNI 14-1552-1987-A. Derajat giling, adalah salah satu parameter penting dalam proses pembuatan lembaran karton yang disebut juga dengan kebebasan stok merupakan faktor dalam penentuan pengaliran drainase pulp yang menentukan sifat-sifat fisik karton seperti gramatur dan densitas karton. Derajat giling, CSF Canadian Standard Freeness pulp sludge, pulp daun nanas, pulp pelepah batang pisang, dan pulp batang rami dapat dilihat seperti pada Lampiran I. Hasil derajat giling pulp sludge, pulp daun nanas, pulp pelepah batang pisang dan pulp rami diukur dengan CSF freeness tester dengan cara uji kemampuan drainase pulp dilakukan menurut RSNI ISO 5267-2: 2008, dapat dilihat seperti pada Tabel 4.2. diatas. Derajat giling yang digunakan dalam penelitian ini setelah dilakukan pengilingan dengan beater selama 5 menit. Derajat giling pulp sludge 152 ml,CSF jauh lebih rendah 100 dibandingkan dengan derajat giling pulp daun nanas, pulp Universitas Sumatera Utara pelepah batang pisang dan pulp batang rami diatas 300 ml CSF, hal ini menyatakan bahwa panjang serat sludge lebih pendek 50 dari panjang serat daun nanas, pelepah batang pisang dan batang rami. Derajat giling tinggi menunjukkan serat yang terdapat dalam larutan derajat giling adalah kaku dan tidak fleksibel. Oleh karena itu serat lebih sulit untuk berinteraksi dengan molekul air, maka ikatan hidrogen diantara molekul air dan serat juga sulit untuk terbentuk. Derajat giling rendah menunjukkan bahwa keadaan serat semakin halus dan lebih pendek. Apabila serat semakin halus dan semakin pendek akan menyebabkan peningkatan pengikatan antara seratnya masing-masing. Oleh sebab luas permukaan spesifik serat menjadi lebih besar yang menyebabkan meningkatnya penyerapan air sehingga besar pengaliran air menjadi lambat.

4.2 PAPERBOARD