pengurangan komposisi serat limbah dalam karton diperoleh naik secara linier, hal ini paperboard disebabkan karena penurunan komposisi pulp sludge dalam lembaran
paperboard naik secara linier. Serat halus dan pendek dari bahan sludge yang memiliki warna coklat keabu-abuan membuat kecerahan pada komposisi campuran
sludge 100 lebih rendah gelap. Derajat putih merupakan pengujian untuk mengukur pengaruh pelunturan dalam menghilangkan kekuningan pada pulp. Maka
faktor penting dalam mempengaruhi derajat putih karton adalah kecerahan pulp. Cara uji derajat putih lembaran pulp, kertas dan karton dilakukan menurut SNI 08-7071-
2005, TAPPI T452 om-92.
4.2.4 Sifat Kimia Paperboard
Hasil pengujian klasifikasi serat pada Tabel 4.2, bahwa serat pulp daun nanas memiliki memiliki serat panjang 57,10 dan serat limbah industri pulp dan kertas
asal PT. Toba Pulp Lestari-Porsea, memiliki serat pendek dan halus 60,30. Dari data – data persentasi klasifikasi serat di atas, kemudian dihubungkan dengan
terjadinya kenaikan sifat-sifat mekanik yang telah diperoleh bahwa terjadi ikatan hidrogen antar serat daun nanas dengan fines serat limbah industri pulp setelah di
proses secara blending yang akan meningkatkan kekuatan serat limbah dan menurunkan kekuatan serat daun nanas. Rantai selulosa PDN-PS dapat dilukiskan
seperti pada Gambar 4.12.a
Gambar 4.12.a. Rantai selulosa unit D-Glukosa dalam ikatan β 1 – 4
Universitas Sumatera Utara
Rantai selulosa panjang dan bersifat paralel dipersatukan bersama – sama oleh persilangan ikatan hidrogen. Skema rantai selulosa paralel dapat dilihat seperti pada
Gambar 4.12.b.
Gambar 4.12.b. Skema rantai selulosa bersifat paralel dipersatukan oleh persilangan ikatan hidrogen.
Interaksi gugus-OH pada rantai selulosa parallel akan menentukan sifat
mekanik karton seperti ketahanan tarik, ketahanan koyak, dan ketahanan retak. Skema potongan dari 4 rantai selulosa yang parallel dapat dilihat seperti Gambar
4.12.c
Gambar 4.12.c. Skema potongan dari 4 rantai selulosa paralel dari residu D- glukosa dan persilangan ikatan hidrogen.
Dari analisa grafik dari Gambar 4.4, Gambar 4.6, dan Gambar 4.8 menyatakan bahwa ketahanan tarik ketahanan retak dan ketahan koyak lembaran karton PBR-PS
jauh lebih besar dari karton PDN-PS dan karton PPBP-PS, hal ini menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
interaksi H dan O pada serat rami jauh lebih banyak dibandingkan dengan ikatan H dan O pada serat daun nanas dan serat pelepah batang pisang. Hal ini dinyatakan
dengan ketahanan tarik, ketahanan koyak, dan ketahanan retak karton PBR-PS jauh lebih besar. Dari Tabel 4.2 dapat dinyatakan bahwa kadar selulosa batang rami
kuantitasnya lebih besar dibandingkan dengan kadar selulosa daun nanas dan kadar selulosa pelepah batang pisang. Kadar selulosa tinggi akan menyebabkan ikatan
hidrogen antar monomer β – D – glukosa dan interaksi serat panjang dengan serat
pendek lebih banyak yang di rekat dengan amilopektin sehingga mengakibatkan ketahanan koyak karton jenis PBR-PS jauh lebih besar yang dinyatakan dalam bentuk
eksponensial terhadap komposisi penambahan serat dibanding dengan ketahanan koyak karton jenis PDN-PS dan jenis karton PPBP-PS yang dinyatakan dalam bentuk
linier terhadap komposisi penambahan serat. Pertambahan ketahanan koyak paperboard jenis PBR-PS, akan menghasilkan pertambahan indeks koyak lembaran
paperboard jenis PBR-PS secara Linier.
4.2.5 Mikrostuktur Paperboard