atas mesin-mesin pencetak agar lembaran kertas tidak mudah koyak. Ketahanan koyak kertas atau karton juga sangat penting dalam penggunaan kertas sebagai
pembungkus yang mana lembaran kertas mesti kuat untuk menyerap hentakan atau daya luar dan memerlukan rintangan koyak yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi
ketahanan koyak adalah jumlah serat yang mengalami rupture kertas, panjang serat dan banyaknya ikatan antara serat. Jumlah serat juga akan mempengauhi densitas,
gramatur dan kelenturan kertas. Kertas yang kaku akan memberikan tekanan ke atas serat pada daerahtempat yang kecil, tetapi kertas yang sifatnya lentur akan
meyebarkan tekanan di atas daerah yang lebih luas.
2.8.2.4 Ketahanan Tekan Lingkar Ring Crush Resistance
Ketahanan tekan lingkar digunakan untuk menentukan ketahanan tekan tepi lingkar kertas dan karton. Ketahanan tekan tepi edge crush resistance adalah daya tahan
tepi karton dalam posisi tegak lurus terhadap suatu tekanan , dinyatakan dalam N atau kgf, diukur pada kondisi standar.Pengujian ketahan tepi karton menurut ISO 3.037
atau TAPPI T 811 berfungsi untuk memberikan informasi kekuatan dan kendali mutu karton gelombang pada posisi tegak lurus Rina Masriani, 2007.
2.9 DERAJAT PUTIH BRIGHTNESS
Sifat optik kertas atau karton yang sangat diperlukan adalah derajat putih atau keputihan. Alat yang di gunakan untuk mengukur derajat putih lembaran kertas atau
karton adalah brightimeter micro S-55. Derajat putih merupakan pengukuran
keputihan kertas dan karton. Derajat putih kertas di tentukan berdasarkan pembalikkan cahaya pada jarak gelombang dalam spektrum biru dimana panjang
gelombang cahayanya adalah 457 nm. Pengujian derajat putih digunakan untuk menentukan kebersihan pulp yang mana kertas yang cerah adalah bebas dari
kekuningan pulp hasil dari kehadiran lignin atau bahan lain. Derajat putih kertas di perlukan dalam produk - produk kertas tulis dan pencetakan. Kegelapan juga di
Universitas Sumatera Utara
defenisikan sebagai sifat penembusan cahaya terhadap suatu objek. Kertas dikatakan gelap jika penyerapan cahaya sangat tinggi. Kegelapan kertas sangat diperlukan untuk
mengelakkan cetakan tembus pandang dari balik kertas.
2.10 STRUKTUR SERAT LIGNOSELULOSA
Dinding sel terdiri dari beberapa lapisan yaitu lamella tengah ML, dinding primer P, lapisan luar dinding sekunder S1, lapisan tengah dinding sekunder S2, lapisan
dalam dinding sekunder S3. Lapisan – lapisan ini berbeda antara satu dengan yang lain dari segi strukur dan komposisi kimianya. Mikrofibril mengelilingi paksi sel
dalam arah yang berlainan. Gambar 2.1 menunjukkan komponen – komponen dinding sel. Helaian serat selulosa dan polisakarida ditandai dengan lapisan – lapisan dinding
sel sekunder S1, S2, S3. Lignin terletak di antara helaian – helaian dan di lamella tengah ML Sjostrom, 1993.
Gambar 2.1 Illustrasi umum lapisan dinding serat Perez et.al,2002
Universitas Sumatera Utara
Molekul-molekul yang membentuk dinding serat adalah rantai – rantai selulosa.. Rantai – rantai selulosa menyusun diri secara rapat, selaras dan terikat
dengan ikatan-H untuk menghasilkan suatu kawasan kristal, dimana rantai yang tidak tersusun secara selaras membentuk kawasan amorf. Gabungan rantai-rantai selulosa
membentuk struktur yang disebut dengan mikrofibril Sjostrom, 2003. Mikrofibril- mikrofibril tersusun dan berorientasi membentuk struktur dinding serat seperti yang
ditampilkan pada Gambar 2..2. berikut ini. Struktur ini dapat dilihat di bawah mikroskop elektron dengan diameter antara 10-30 um
Gambar 2.2 Struktur serat Sungai, 2009.
Mikrofibril-mikrofibril akan membentuk makrofibril dan gabungan makrofibril- makrofibil akan membentuk dinding serat sehingga terjadi serat. Mikrofibril
merupakan struktur yang berfungsi membentuk lapisan-lapisan dalam dinding serat yang ditampilkan seperti pada Gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Susunan mikrofibril dan makrofibril Sungai, 2009. Fibril-fibril tersusun secara teratur di sekitar dinding sekunder terdapat
polisakarida tanpa kristal hemiselulosa dan poliferol amorfus lignin. Lapisan dalam melapisi dinding sekunder. Lapisan ini kaya dengan bahan berpoliferol seperti
lignin dan ML. Lapisan dalam ini kaya akan lignin sebanding dengan dinding sekunder Sjostrom,1993.
a. Lamela Tengah