4.2.9. Masalah dan Hambatan-hambatan
Dalam setiap pelaksanaan suatu program atau kegiatan dapat dipastikan bahwa pasti ada masalah atau hambatan-hambatan yang muncul. Berdasarkan
pengamatan dan yang dialami oleh penulis, ada banyak masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Aek Simotung. Salah satunya
adalah ada sebagian warga yang kurang setuju dengan cara kerja pengerjaan perbaikan dan pengadaan sarana. Sebagian masayarakat masih ada yang
mementingkan uang dari pada kesejahteraan dan kebaikan desadusun. Hal ini dapat dilihat dari beberapa argumentasi masyarakat yang mengatakan bahwa dalam
pengadaan dan perbaikan sarana di desadusun, tidak peduli sarana tersebut siap dikerjakan atau tidak, mereka hanya mementingkan gajiupah yang sebesar-besarnya
tanpa memperdulikan kesejahteraan desadusun mereka. Disamping itu, sebagian dari warga di kelurahan atau dusun ini tidak mau pengerjaan dan pengadaan sarana atau
kegiatan lain menggunakan sistem kontrak, mereka lebih setuju jika sistem yang digunakan dalam pengupan berdasarkan Harian Ongkos Kerja HOK. Hal ini
dikarenakan pendapatan mereka akan lebih besar jika menggunakan HOK daripada kontrak. Padahal dari segi kesejahteraan desadusun, sistem kerja kontrak ini lebih
menguntungkan, masyarakat tidak aka nada yang mengulur-ulur waktu, warga akan berlomba bekerja untuk menyelesaikan kontrak dan mendapatkan kontrak baru.
Secara otomatis, pengerjaan dan pengadaan cepat selesai dan tidak membuang dana yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian ada juga sebagian masyarakat yang kurang yakin dan percaya terhadap kader-kader atau pelaku PNPM-MP di Kelurahan Aek Simotung.
Masyarakat yang tidak percaya anggap remeh terhadap pelaku PNPM-MP di kelurahan ini, warga tersebut beranggapan bahwa pelaku tersebut tidak mampu
mengerjakan tugasnya dengan baik dan tidak bisa meng-handle kelurahan atau dusundesa mereka tidak akan mendapatkan dana dari PNPM-MP. Namun, hal ini
bisa diatasi setelah ternyata Usulan Kegiatan yang dibuat oleh pelaku berdasarkan hasil rapat dusun berhasil dan disetujui oleh pemerintah untuk mengabulakan usulan
dan pemberian dana PNPM-MP di kelurahan ini. Masalah lain adalah pihak atau pelaku PNPM-MP di Kelurahan Aek
Simotung sendiri ada sedikit keluhan karena kerja keras untuk mengurus atau menjalankan PNPM-MP di kelurahan tidak mendapatkan imbalan. Jika ada pun,
imbalan yang mereka dapat tidak sebanding dengan apa yang sudah mereka lakukan dalam program ini. Bahkan mereka sempat berargumentsi ingin berhenti sebagai
penguruspelaku program ini. Kader atau pelaku di kelurahan juga kewalahan untuk mengontrol dan mengh-handle masyarakat dalam mengerjakan dan pengadaan sarana
dan kegiatan lain karena ada sebagian kecil masyarakat yang nakal dan main-main. Namun hal ini masih dapat diurungkan, mengingat program dan kegiatan ini untuk
kepentingan bersama, kepentingan masyarakat, dan demi memajukan desadusun mereka.
Selain itu juga, masalah yang timbul adalah pada saat pelaksanaan yaitu dituturkan oleh Zainul Harahap 40 thn selaku mantan ketua TPK Tahun Anggaran
2008, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
“…..pengerjaan saluran drainase paret beton, peraturan atau ukuran yang sudah ditentukan sering tidak sejalan dengan yang dikerjakan dilapangan.
Sehingga pada saat pihak Fasilitator Kecamatan FK dan Fasilitator Teknik Kecamatan FT-Kec meninjau lokasi mereka meminta untuk memperbaikinya
sesuai dengan yang seharusnya dan sesuai dengan ukuran yang ditentukan bukan asal jadi dan siap saja. Pekerjaan HOK yang tidak sesuai diminta
diperbaiki pada saat sistem kerja kontrak. Namun masyarakat mengeluh, jika demikian mereka tidak akan bisa mengejar target…..”
Sumber: Hasil Wawancara, Juli 2010 Hambatan yang lain yaitu pekerjaan belum selesai dikerjakan namun dana
yang ada mengalami kekurangan. Sehingga TPK harus mendahulukan membayarkan upah pekerja dan pembayaran akan bahan dan alat kepada supplier ditunda sampai
dana berikutnya sudah keluar. Untuk mempermudah dan mempersingkat gambaran dan bentuk partisipasi
masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan di Kelurahan Aek Simotung, berikut adalah rangkuman partisipasi masyarakat dalam PNPM-MP di Kelurahan Aek
Simotung:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17. Rangkuman Partisipasi Masyarakat PNPM-MP Kel. Aek Simotung
No Tahapan
Program Partisipasi Masyarakat
Pendukung Penghambat
I Tahap
Sosialisasi 1. Masyarakat bersedia
mengikuti rapat antar desa dan diwakili oleh
tokoh-tokoh masyarakat sehingga masyarakat
mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan
dengan kegiatan. 2. Masyarakat menentukan
sendiri jadwal musyawarah desa untuk
mensosialisasikan kegiatan sehingga tidak
memberatkan masyarakat untuk menghadiri rapat.
3. Masyarakat ikut terlibat dalam pembuatan
rencana penggunaan dana operasional kegiatan
1. Tidak semua masyarakat ikut dalam musyawarah
yang dilaksanakan sehingga sebagian
masyarakat tidak paham hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan.
2. Hanya sebagian masyarakat yang
mengikuti pelatihan- pelatihan secara rutin
sehingga masyarakat tidak mengetahui
tugasnya secara maksimal.
Universitas Sumatera Utara
sehingga masyarakat lebih percaya.
4. Masyarakat bersedia membuat surat
pernyataan kesanggupan desa untuk berpartisipasi
sehingga kegiatan berjalan lancar.
5. Masyarakat bersedia mengikuti pelatihan-
pelatihan sehingga masyarakat mengetahui
dan mampu menjalankan tugas dengan baik.
II Tahap
Perencanaan 1. Masyarakat terlibat
dalam penggalian gagasan sehingga
diketahui kebutuhan masyarakat dan
mengatasi permasalahannya.
1. Desain dan rencana anggaran biaya yang
dibuat oleh masyarakat tidak sesuai dengan di
lapangan sehingga mengakibatkan kendala
dan kekurangan pendanaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Masyarakat menentukan sendiri kategori rumah
tangga miskin dan kaya sehingga lebih
mendekati kenyataan yang ada.
3. Masyarakat terlibat dalam menetukan
kegiatan-kegiatan apa saja yang dibutuhkan
sehingga berguna bagi rumah tangga miskin.
4. Perempuan juga ikut dalam musyawarah
sehingga dapat diketahui permasalahan
kemiskinan yang sering dialami setiap hari.
5. Perempuan terlibat dalam menentukan
kegiatan sehingga dapat diatasi permasalahannya
2. Rumah tangga kaya juga ikut ambil bagian dalam
kegiatan ini sehingga rumah tangga miskin
sebagai sasaran utama menjadi tidak maksimal.
Universitas Sumatera Utara
dari sudut pandang kelompok perempuan.
6. Masyarakat menentukan dan menetapkan usulan
kegiatan sehingga pelaksanaan program
tepat pada sasaran. 7. Masyarakat menulis
sendiri usulan yang sudah disepakati dan
ditetapkan sehingga tidak ada kekeliruan.
8. Masyarakat juga terlibat dalam pembahasan
peringkat usulan sehingga tidak ada
kecurangan peringkat usulan.
9. Masyarakat membuat sendiri dan
mensosialisasikan desain dan rencana anggaran
Universitas Sumatera Utara
biaya kegiatan sehingga dapat dilihat secara jelas
oleh pemeriksa usulan. 10. Masyarakat bersedia
membuat surat perjanjian pemberian bantuan
sehingga ada jaminan kegiatan berjalan sukses.
III Tahap Pelaksanaan
1. Masyarakat bersedia mendaftarkan diri
sebagai tenaga kerja sehingga tidak perlu
mencari tenaga kerja dari luar.
2. Masyarakat bersedia mendapat upah atau
imbalan seadanya sehingga dapat
menghemat biaya pelaksanaan kegiatan.
3. Masyarakat bersedia bekerja dengan sistem
1. Ada sebagain tenaga kerja yang terlambat
mendaftarkan diri sehingga menyulitkan
TPK dalam pendataan dan pemberian
upahimbalan 2. Ada sebagain masyarakat
lebih setuju dengan sistem kerja harian
karena lebih menguntungkan sehingga
masyarakat yang lain juga ikut terpengaruh.
Universitas Sumatera Utara
kerja harian atau borongan sehingga tidak
menyulitkan dan dapat menghemat waktu dan
biaya. 4. Masyarakat juga
bersedia tidak dibayar atau disebut swadaya
masyarakat sehingga nilai gotong-royong
tetap terjaga dalam masyarakat.
5. Masyarakat bersedia menyediakan bahan
seperti batu dan pasir dengan harga yang
terjangkau sehingga dapat meminimalisasi
anggaran biaya. 6. Masyarakat bersedia
membawa peralatan kerja sendiri sehingga
3. Ada sebagian masyarakat lebih mengutamakan
kepentingan pribadi dari pada kepentingan
kelompok sehingga tidak berjalan maksimal.
Universitas Sumatera Utara
fasilitator kegiatan tidak perlu menyediakan
peralatan kerja. IV Tahap
Pengawasan 1. Masyarakat atau pelaku
kegiatan membuat papan pengumuman
sebagai pusat informasi sehingga tidak ada
kecurigaan masyarakat. 2. Masyarakat atau tim
pengawas bersedia mengawasi dan men-
check pelaksanaan kegiatan sehingga
kegiatan tetap terkontrol dengan baik.
1. Tidak semua masyarakat memperhatikan papan
informasi yang disediakan sehingga
muncul kecurigaan dan ketidakpercayaan
terhadap pelaku kegiatan. 2. Tidak semua kegiatan
dapat diawasi oleh tim pengawas sehingga ada
masyarakat yang bekerja tidak maksimal dan tidak
serius.
Universitas Sumatera Utara
BAB. V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sesuai dengan pengertian partisipasi masyarakat yakni terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong-royong
menjalankan pembangunan. Penulis mempunyai kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan di Kelurahan Aek Simotung baik
partisipasi dalam bentuk fisik maupun sumbangan tenaga dan pikiran cukup baik meskipun mengalami banyak kendala. Dapat dikatakan bahwa program ini juga telah
memberikan perubahan yang positif bagi masyarakat baik dari segi lingkungan, pembangunan manusiaanya, dan perihal pemberdayaan masyarakat. Masyarakat
sangat antusias dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan tersebut. Dalam tahapan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, masyarakat mau dan ikut
terlibat mulai dari tahap sosilaisasi awal, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya. Masyarakat juga aktif dalam rapat-rapat pengambilan keputusan
baik dalam musyawarah antar desa maupun musyawarah desadusun. Mereka berperan serta dalam pembuatan usulan-usulan yang harus diajukan kepada pelaku di
kecamatan. Dalam partisipasinya, perempuan lebih mendominasi dari pada laki-laki. Hal
ini disebabkan karena laki-laki sebagai kepala keluarga lebih meilih untuk mengerjakan pekerjaan hariannya guna untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
sehari-hari. Orang yang lebih tua berumur juga lebih mendominasi dalam
Universitas Sumatera Utara