4.1.2. Keadaan Geografis
Secara tertulis, keaadan geografis Kelurahan Aek Simotung juga belum ada. Alasannya sama karena kelurahan ini baru berdiri sejak awal tahun 2010 sehingga
belum ada catatan khusus di kelurahan mengenai keadaan geografis. Namun, penulis akan menggambarkan secara garis besarnya saja berdasarkan informasi yang
diperoleh dari masyarakat. Kelurahan Aek Simotung belum memiliki data pasti mengenai luas arealnya,
namun sebagian besar terdiri dari areal persawahan dan perladangan penduduk. Di sekeliling kelurahan, banyak dijumpai persawahan penduduk. Selebihnya adalah
ladang dan perbukitan serta hutan yang belum dijamah sama sekali oleh manusia. Dari pemukiman warga akan kelihatan secara jelas perbukitan-perbukitan di
sekelilingnya. Sebaliknya, jika berada di kebun atau ladang makan pemukiman warga juga keihatan secara jelas. Adapun batas-batas Kelurahan Aek Simotung adalah
sebagai berikut : Sebelah Utara berbasan dengan
: Desa Simangambat Godang Sebelah Selatan berbatasan dengan
: Persawahan, Ladang, dan Hutan Sebelah Barat berbatasan dengan
: Persawahan, Ladang, dan Hutan Sebelah Timur berbatasan dengan
: Desa Simanosor Pekarangan penduduk umumnya dimanfaatkan dengan tanaman-tanaman
muda, seperti sayuran, tanaman apotik hidup, buah-buahan seperti pisang, rambutan, mangga dan jeruk serta ditanami juga dengan bunga-bunga bahkan banyak tanaman
kopi di sekeliling pemukiman penduduk.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Pembagian DusunLingkungan
Kelurahan Aek Simotung di bagi menjadi 5 lima lingkungan, yang awalnya adalah masing-masing desa kemudian menjadi satu kelurahan, yaitu sebagai berikut :
1. Lingkungan I : Pasar Simangambat Lingkungan ini terletak di sepanjang jalan utama Kelurahan Aek Simotung dan
terletak di jalan lintas desakelurahan lain. Lingkungan ini juga bersebelahan dengan Desa Simangambat Godang. Pekerjaan penduduk Lingkungan I adalah
berdagang karena merupakan pusat perbelanjaan baik bagi kelurahan maupun desakelurahan lain yang berdekatan. Pasar ini buka setiap sekali seminggu yaitu
hari Selasa, biasa disebut dengan pekan. Selain berdagang, sebagian dari penduduk Lingkungan I ini adalah bertani. Jenis pertanian yang diterapkan adalah
sawah dan kebun. Mengingat pekan hanya buka satu kali dalam seminggu, hari lainnya dagangan cenderung sepi dan mereka memanfaatkan waktu luang tersebut
untuk ke sawah atau ladang. Penduduk Lingkungan ini mayoritas beragama Islam, hanya sebagian kecil yang beragama non-muslim.
2. Lingkungan II : Purba Tua Seperti halnya dengan Lingkungan I, penduduk Lingkungan II ini sebagian kecil
adalah berdagang karena lingkungan ini juga masih berdekatan dengan Pasar Simangambat. Lingkungan ini juga masih berada di jalan lintas kelurahan dan
jalan lintas penghubung dengan desa yang lain, sehingga sangta memunkinkan untuk berdagang, baik kebutuhan pokok dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Sedangkan sebagian besarnya adalah bertani, yaitu sawah bersawah dan berkebun. Namun, penduduk disini lebih banyak yang bersawah daripada
Universitas Sumatera Utara
berkebun karena letak lingkungan ini sendiri berhimpitan dengan lingkungan- lingkungan lain, sehingga tidak memiliki banyak lahan untuk berkebun. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya adalah dengan bertani. Sumber mata pencaharian lain adalah membuat gula merah yang terbuat dari air dari pohon
aren. Lingkungan II ini berpenduduk mayoritas Islam dan mayoritas suku Batak Angkola.
3. Lingkungan III : Gunung Tua Pandapotan Lingkungan ini terletak di tengah-tengah Kelurahan Aek Simotung. Sebagian
besar penduduk adalah petani. Hanya sebagian kecil yang bekerja di instansi pemerintah. Kantor Lurah berada di Lingkungan III ini. Penduduk di lingkungan
ini juga mayoritas Islam, tidak banyak ditemukan penduduk yang beragama selain Islam. Hasil pertanian yang paling menonjol di lingkungan tersebut adalah hasil
sawah. Biasanya mereka panen dua kali dalam setahun. Sebagian dari hasilnya disimpan sebagai bekal sehari-hari, sedangkan selebihnya akan dijual kepada para
agen atau toke. 4. Lingkungan IV : Sigoring-Goring
Letak Lingkungan IV ini sedikit masuk pedalaman dan lumayan jauh dari Lingkungan I, II, dan III. Pekerjaan penduduk adalah bertani. Jenis pertanian yang
diterapkan adalah padi, sayuran, cabai, dan masih banyak tanaman lainnya. Hasil dari pertanian tersebut akan dijual setiap minggunya ke Pasar Simangambat dan
sebagian hasil penjualannya akan sekaligus dibelanjakan untuk kebutuhan seminggu keluarga. Hasil pertanian lain yang menonjol dari lingkungan ini adalah
kopi. Meskipun kebun kopi yang cukup jauh dan terjal dengan pemukiman warga,
Universitas Sumatera Utara
kebun kopi tetap terawatt dengan baik dan mempunyai hasil yang cukup baik. Penduduk di Lingkungan ini keseluruhannya beragama Islam dan tidak ada
satupun warga yang beragama di luar Islam. Penduduk disini mayoritas Batak Angkola.
5. Lingkungan V : Simandera Huta Julu Lingkungan ini terletak paling jauh dan paling pojok dari lingkungan lain. Tidak
ada desa lain setelah Simandera Huta Julu ini. Terletak di kaki pegunungan dan dikelilingi oleh banyak bukit dan persawahan. Sumber mata pencaharian mereka
adalah bertani. Jenis pertanian yang digeluti dan paling utama adalah padi sawah. Namun, selain itu ada juga tanaman muda lainnya seperti sayuran, cabe, jagung,
dan sebagainya. Biasanya di lingkungan ini, para kepala keluarga mempunyai usaha pembuatan gula merah pribadi. Hasil dari pembuatan gula merah inilah
yang setiap minggunya dijual untuk memenuhi kebutuhan per minggu keluarga karena hasil pertanian lainnya cenderung lama panen. Di sekeliling lingungan ini,
terdapat banyak persawahan dan juga banyak tanaman kopi, coklat, dan karet. Mayoritas penduduk adalah beragama Islam dan sama halnya dengan Lingkungan
II tidak ditemukan satu warga pun yang beragama non-muslim. Lingkungan I merupakan lingkungan terkecil di Kelurahan Aek Simotung dan cenderung lebih
terbelakang dari lingkungan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Keadaan Penduduk