Pekerja Tukang Kepala Kelompok

mereka sehari-hari. Berikut ini adalah daftar upah Harian Ongkos Kerja HOK yang diberikan kepada pekerja, antara lain: Tabel 16. Besarnya Upah HOK Keluarahan Aek Simotung No. Keterangan UpahHOK

1. Pekerja

Rp. 40.000,00

2. Tukang

Rp. 60.000,00 3. Tukang Kayu Rp. 60.000,00 4. Tukang Batu Rp. 60.000,00

5. Kepala Kelompok

Rp. 60.000,00 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa upah HOK berbeda antara pekerja biasa dengan tukanga atau kepala kelompok. Hal ini dikarenakan yang lebih mengetahui dan lebih berpengalaman dalam pengerjaan beton paret adalah tukang. Namun jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan mendapatkan upah yang sama, yang membedakan hanyalah pekerja biasa atau tukang. Baik tua dan muda juga mendapatkan upah yang sama tanpa mebeda-bedakan jenis kelamin dan umur. Jika dilihat berdasarkan umur, untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program ini, yaitu pemaretan beton saluran drainase, dari hasil pengamatan dilapangan orang yang lebih tua atau berumur lebih banyak yang ikut serta dibandingkan dengan pekerja yang terhitung masih muda. Jika dipersentasekan, yang lebih tua sekitar 80 dan yang lebih muda hanya sekitar 20. Hal ini kemungkinan disebabkan karena orang yang lebih muda kurang tertarik dan lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaanya sendiri di sawah, di kebun, atau pekerjaan Universitas Sumatera Utara lain dibandingkan dengan ikut terlibat dalam pengerjaan proyek PNPM Mandiri Perdesaan di Kelurahan Aek Simotung tersebut. Sedangkan jika dilihat dari berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak terlibat disini dari pada laki-laki. Persentasenya sekitar 75 perempuan dan selebihnya adalah laki-laki. Berdasarkan pengamatan dilapangan, para kepala keluarga lebih memilih untuk pergi ke sawah atau membuat gula merah karena pekerjaan itulah yang menjadi sumber kebutuhan sehari-hari keluarga. Namun mereka tidak keberatan jika istri mereka ikut bekerja dalama proyek PNPM tersebut guna untuk menambahi pendapatan keluarganya. Dalam menyelesaikan pembuatan saluran drainase tersebut tentunya tidak lepas dari pengadaan bahan dan alat. Proses pengadaan bahan dan alat dalam PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan oleh masyarakat secara transparan. Atas persetujuan masyarakat, TPK menyelenggarakan proses pengadaan tersebut dan melaporkan setiap tindakannya kepada masyarakat melalui forum pertemuan masyarakat dan papan informasi. Untuk pengadaan bahan dan alat senilai atau kurang dari Rp 15 juta, TPK harus melakukan survey harga minimal kepada 3 tiga tokopenyedia dan menentukan tokopenyedia mana yang dipilih berdasarkan harga termurah dengan kualitas dan spesifikasi sesuai yang direncanakan. Hasil survey dan penentuan tokopenyedia mana yang dipilih harus disampaikan dalam forum pertemuan masyarakat dan papan informasi. Pengadaan bahan dan alat dengan nilai di atas Rp 15 juta, TPK menyelenggarakan proses penawaran harga atau pelelangan yang diikuti sekurang- Universitas Sumatera Utara kurangnya 3 tiga penyedia bahan dan alat. Jika ternyata hanya 1 satu dari beberapa penyedia mengikuti penawaran yang mendekati anggaran, sementara yang lainnya jauh dari harga yang dianggarkan, fasilitator perlu memastikan bahwa tidak ada penyalahgunaan dana dan atau kolusi dalam pengadaan bahan dan alat tersebut. Jika karena sesuatu hal hanya ada 1 satu penyedia di wilayah tersebut yang mengikuti penawaran, maka fasilitator memfasilitasi pertemuan masyarakat supaya kondisi ini dapat diketahui dan dibuktikan oleh masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat dalam pengadaan bahan dan alat, yaitu alat dan perlengkapan disiapakan sendiri oleh masyarakat, selain itu jika ada lahan atau pekarangan warga masyarakat yang masuk dalam pengukuran masyarakat sudah tidak mempermasalahkan dan mengikhlaskannya demi kelancaran kegiatan tersebut. Partisipasi lainnya yaitu pengumpulan batu-batu dari kali, hasil pengumpulan tersebut akan dibayar seadanya sebagai uang capek. Pengadaan bahan dan alat ini akan dikontrol oleh Tim Pengawas yang sudah ditunjuk sebelumnya pada tahap perencanaan. Hal ini berguna untuk menghindarkan kecurangan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Pengawasan ini juga dilakukan sebagai transparansi kegiatan sehingga nantinya juga dapat dipertanggungjawabkan. Sebagaimana ditutaurkan oleh Panagaran Gultom 40 thn selaku Tim Pengawas Desa, yakni: “…..setiap pembelian bahan atau alat harus transparan, setiap fakturbon pembelian harus ditempelkan di papan informasi yang sudah disediakan. Kami juga sebagai tim pengawas akan mengontrol dan mengecek pengeluaran-pengeluaran yang ada dalam pengadaan bahan dan alat. Universitas Sumatera Utara Kegiatan ini kan harus dijalankan setransparan mungkin sehingga bisa dipertanggungjawabkan nantinya…..” Sumber: Hasil Wawancara, Juli 2010 Dengan adanya pengawasan dari tim khusus, dapat dipastikan bahwa pelaksanaan program ini akan berjalan dengan baik dan tidak akan disalahgunakan oleh pihak berkepentingan pribadi semata. Karena sudah pernah kejadian sebelumnya, seperti yang dikemukakan oleh Esra Siregar 47 thn selaku KPMDK di kelurahan ini, yaitu: “…..pernah kejadian pada PNPM-MP tahun anggaran 2008, pada saat itu sasarannya adalah sarana irigasi. Total dana hari itu adalah Rp. 339.064.700,00. Proyek belum selesai tapi dana sudah habis gak tau kemana. Setelah dihitung-hitung kembali ternyata dana memang hilang sekitar Rp. 40 Juta. Masyarakat tidak terima dan hendak melaporkan kejanggalan itu. Akhrinya titik damainya adalah mereka pelaku harus membayar dan membiayai serta mengerjakan semua proyek yang belum selesai sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain. Saya berusaha mencari solusi agar jangan sampai ke tangan polisi, karena jika sampe ke tangan polisi makan desakelurahan ini akan merusak citranya sendiri dan kemungkinan tidak aka ada bantuan apa-apa lagi kedepannya, juga kampong ini tidak akan pernah maju karena kasus itu. Makanya dicari solusi yang tidak merusak citra desakelurahan yaitu membayar semua kekurangannya dan mengerjakannya secara pribadi tanpa dibantu kecuali keluarganya…..” Sumber: Hasil Wawancara, Juli 2010 Berdasarkan penuturan tersebut bahwa dapat dipastikan bahwa program ini dilaksanakan secara transparan dan melalui pengawasan. Jika ada hal yang ganjal maka akan segera diketahui dan ditindak seperti kejadian diatas. Universitas Sumatera Utara

4.2.9. Masalah dan Hambatan-hambatan

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76