2. Resource Based Theory
Landasan teori yang digunakan untuk memahami peran intellectual dalam peningkatan kinerja organisasi bisnis adalah dalam perspektif.
Resource Based theory. Resource-based theory dipelopori oleh Penrose, yang mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan bersifat heterogen dan
jasa produktif yang berasal dari sumber daya perusahaan memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan Astuti dan Sabeni, 2005.
Resource Based Theory adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen strategic dan keunggukan kompetitif perusahaan
yang menyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul. Dalam konteks untuk menjelaskan
pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan, Wernerfelt 1984 menjelaskan bahwa menurut pandangan resource based theory perusahaan
memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan yang baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis
yang penting.
Sumber daya tersebut dapat berwujud maupun tidak berwujud, dan
sumberdaya tersebut mewakili input dalam proses produksi perusahaan baik modal, perlengkapan, keahlian dari pegawai, paten, pembiayaan dan
manajer yang berbakat. Seiring dengan meningkatnya efektivitas dan kemampuan perusahaan, jumlah sumberdaya yang dibutuhkan cenderung
makin membesar. Melalui penggunaan yang terus menerus, kemampuan tersebut, yang didefinisikan sebagai kemampuan dari beberapa jenis
17
sumberdaya untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas secara terus-
menerus, akan makin sulit untuk dipahami dan ditiru para pesaing.
Kemampuan bersaing perusahaan tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva tidak berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem
informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu perusahaan semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge
assets aset pengetahuan. Apabila perusahaan dapat memanfaatkan sumber dayanya secara maksimal, maka perusahaan tersebut memiliki suatu
keunggulan kompetitif dan mampu untuk berdaya saing terhadap para kompetitornya. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan
pengukuran knowledge assets aset pengetahuan adalah intellectual capital IC yang pula tak kalah pentingnya.
Perusahaan harus menyadari pentingnya pengelolaan intellectual capital yang dimiliki. Apabila kinerja dari intellectual capital tersebut dapat
dilakukan secara maksimal, maka perusahaan akan memiliki suatu value added yang dapat memberikan suatu karakteristik tersendiri. Sehingga
dengan adanya karakteristik tersendiri yang dimiliki, perusahaan mampu berdaya saing terhadap para kompetitornya karena mempunyai suatu
keunggulan kompetitif yang hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
3. Intelectual Capital