Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa grafik P-Plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
mengikuti garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal dan model regresi yang diuji dengan
menggunakan grafik tersebut telah memenuhi asumsi normalitas.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression
analysis, yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik F.
85
a. Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apanila nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dengan menggunakan
nilai adjusted R-Square dalam penelitian dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of
the Estimate 1
.669
a
.447 .419
.094039344 a. Predictors: Constant, VAIC, KIND, KINST, DD, CEO
b. Dependent Variable: TOBINS
b. Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Berikut ini adalah tabel 4.6
yang menunjukkan hasil uji statistik F.
86
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F
ANOVA
a
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
.843 6
.141 15.897 .000
b
Residual 1.044
148 .009
Total 1.887
154 a. Predictors: Constant, VAIC, KIND, KINST, DD, CEO
b. Dependent Variable: TOBINS Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai F
hitung
sebesar 15,897 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan tingkat signifikansi model lebih kecil dari 0,05 yang
berarti bahwa
VAIC
TM
, kepemilikan institional, kepemilikan institusional, dewan direksi, dan pergantian CEO secara simultan
berpengaruh terhadap Tobins Q dengan tingkat keyakinan sebesar 95. Oleh karena itu, model penelitian ini dapat diterima secara statistik.
c. Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t
dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.8 berikut ini:
87
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.032 .024
1.308 .194
VAIC .002
.000 .399
4.338 .000
KIND -.076
.037 -.192
-2.043 .044 KINST
.027 .019
.134 1.438
.154 DD
.004 .003
.162 1.761
.082 CEO
-.018 .012
-.144 -1.539
.127 a. Dependent Variable: COD
Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 4.8 di atas menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel VAIC
TM
VAIC memiliki nilai t
hitung
sebesar 4,338 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Adapun nilai
beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,399 yang berarti Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa VAIC
TM
berpengaruh positif terhadap Tobins Q. Hal ini menunjukkan bahwa intelektual capital
dalam perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Variabel proporsi komisaris independen KIND memiliki nilai
t
hitung
sebesar -2,043 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,044. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Adapun nilai beta yang
dihasilkan adalah negatif sebesar -0,192 yang berarti Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa proporsi komisaris independen
berpengaruh negatif terhadap Tobins Q. Hal ini menunjukkan bahwa
88
setiap peningkatan proporsi komisaris independen dalam perusahaan dapat menurunkan kinerja perusahaan.
Variabel kepemilikan institusional KINST memiliki nilai t
hitung
sebesar 1,438 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,154. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha ditolak
sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Variabel dewan direksi DD memiliki nilai t
hitung
sebesar 1,761 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,082. Tingkat signifikansi tersebut
lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Variabel pergantian CEO. CEO memiliki nilai t
hitung
sebesar -1,539 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,127. Tingkat signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh
Value Added Intelectual Capital VAIC
TM
terhadap Kinerja Keuangan
.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa value added intelectual capital VAIC
TM
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
89
perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih dan Mendra 2010; Zuliyati 2011; Fajarini dan
Firmansyah 2012; Ulum 2009 dan Sirapanji 2015. Hipotesis pertama diterima bahwa semakin tinggi intellectual capital yang
dimiliki perusahaan maka perusahaan akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan perusahaan.
Hal ini dapat disebabkan karena intellectual capital adalah hasil penggabungan unsur-unsur utama organisasi yang berbasis
pengetahuan yang meliputi, human capital, structural capital dan customer capital untuk menciptakan value added yang pada akhirnya
memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi perusahaan sebagai keunggulan organisasi dalam persaingan dunia usaha.
Hasil penelitian ini juga mendukung pada penelitian yang dilakukan oleh Soegoeng 2014:25 menyatakan bahwa penelitian ini
menemukan dalam IC yang terdiri dari tiga komponen, yaitu human capital, structural capital, dan custumer capital berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan, sebagai indikator dari kinerja keuangan perusahaan, sehingga perusahaan telah mampu memanfaatkan
keberadaan aset yang mereka memiliki secara optimal untuk menciptakan laba.
Sunarsih dan Mendra 2010:15 yang menyatakan Modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan
karena perusahaan yang mampu mengelola sumber daya intelektualnya
90
dengan efisien akan menciptakan value added dan competitive advantage yang akan bermuara pada peningkatan kinerja keuangan
perusahaan. Menurut Murti 2010:92 berdasarkan hasil pengujian
dengan PLS diketahui bahwa secaara statistik terbukti bahwa Intelectual capital terdapat pengaruh positif terhadap kinerja
keuangan. Sedangkan, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lestari et., al. 2015 dan Agustiawan 2012 yang mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh positif antara IC sebuah
perusahaan dengan kinerjanya, semakin tinggi nilai IC sebuah perusahaan, kinerja masa depan perusahaan tidak semakin tinggi, tidak
ada pengaruh positif antara tingkat pertumbuhan IC sebuah perusahaan dengan kinerja masa depan. Menurutnya, Model Pulic sulit digunakan
untuk laporan keuangan di Indonesia karena pengungkapan IC yang masih kurang.
Lestari et., al 2015:96 menyatakan bahwa Good Corporate Governance, Intelectual Capital secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, namun secara parsial hanya intellectual capital yang tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
91
2. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Kinerja