dari hubungan bisnis mempengaruhi ataupun hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Menurut Trisnantari 2010:17 Corporate governance yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen berpengaruh positif pada
kinerja perusahaan. Menurut Muntiah 2013:14 secara parsial menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Sylvia dan Siddharta 2005 dalam Carningsih 2009:6
memberikan bukti bahwa pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja dan
tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance GCG. Kondisi ini juga ditegaskan dari hasil survey Asian Development Bank
dalam Gideon 2005 dalam Carningsih 2009:6 yang menyatakan bahwa kuatnya kendali pendiri perusahaan dan kepemilikan saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
2
: Terdapat pengaruh positif proporsi komisaris independen terhadap kinerja perusahaan.
3. Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Perusahaan
Mutiah 2014:13 menemukan bahwa good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institutional memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Artinya dengan adanya kepemilikan
54
institutional dianggap sebagai controller bagi perusahaan untuk mengawasi tindakan manajer sehingga manager tidak bertindak sesuai keinginan
sendiri, sehingga antar manajerial dan institutional dapat saling berkerja sama untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Pizarro et al. 2006 dan Bjuggren et al. 2007 dalam Nuraina, menemukan bahwa corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan institusional berpengaruh positif pada kinerja perusahaan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
menjadi mekanisme yang handal sehingga mampu memotivasi manajer dalam meningkatkan kinerja.
Siallagan dan Machfoedz 2006 menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh signifikan dengan nilai perusahaan.
Hasil penelitian lain juga menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan Xu dan Wang 1997 dan
Mutiah 2013:10. Shleifer dan Vishny 1986 dalam Trisnantari 2010:22
berpendapat bahwa kepemilikan institusional yang cukup besar akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Semakin besar tingkat kepemilikan
saham oleh institusi, maka semakin efektif mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen independen dapat mempertimbangkan keefektifan
pengawasan atas dewan komisaris dan komite audit sebagai jaminan atas integritas nilai dalam laporan keuangan.
55
Pratama dan Suputra. 2015:6 menyatakan bahwa Good Corporate Governance yang diproksi dengan kepemilikan institutional tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dalam Artinya, Hal ini bahwa kepemilikan institutional dapat memberikan feedback yakni dalam
pengolahan keuntungan yang dilakukan oleh manager dimana pengelolaan laba yang lebih baik dapat berpengaruh pada kinerja suatu perusahaan
Sedangkan penelitian Trisnantari 2010:22 menemukan bahwa kepemilikan institutional berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini dapat disebabkan karena kepemilikan institusional tidak berhasil meningkatkan kinerja perusahaan tapi justru menurunkan kinerja
perusahaan karena investor institusional bukan pemilik mayoritas sehingga tidak mampu memonitor kinerja manajer secara baik Trisnantari,
2010:37. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
3
: Terdapat pengaruh positif antara kepemilikan institutional terhadap kinerja perusahaan.
4. Dewan Direksi dengan Kinerja Perusahaan