sisanya dari komedo hitam. Ada 2 jenis papul yaitu papul aktif dan papul yang kurang aktif. Papul yang kurang aktif, kurang merah dan lebih kecil dibandingkan papul yang
aktif. Pada papul aktif, ukurannya dapat mencapai 4 mm dan bertahan lebih lama.
25
Bentuk lesi inflamasi lain adalah pustul. Pustul dapat superfisial ataupun dalam. Pustul biasanya dilihat lebih jarang dibandingkan papul. Hal ini mungkin dikarenakan
pustul bertahan lebih singkat daripada papul yaitu hanya sekitar 5 hari. Mungkin hal ini terjadi oleh karena pustul lebih banyak mengandung PMN, sedangkan papul cenderung
lebih banyak mengandung limfosit. Enzim lisosomal pada PMN dapat menghilangkan gejala inflamasi pada pustul lebih cepat dibandingkan pada papul.
26
Bentuk nodul merupakan bentuk lesi inflamasi yang berstruktur “deep seated” dan cenderung bertahan selama 8 minggu sebelum akhirnya hilang. Sebagian diantaranya
tidak mengadakan resolusi sempurna melainkan membentuk jaringan parut.
23
Bentuk lesi lain yang didapati dapat berupa lesi jaringan parut yang merupakan komplikasi akibat akne vulgaris yang mengalami inflamasi atau non inflamasi. Secara
umum ada 4 tipe jaringan parut akne vulgaris yaitu ice pick, rolling, box scar dan hipertropik.
26
Akne vulgaris biasanya mempunyai tampilan sebagai lesi kulit yang terisolasi di daerah wajah, leher, bahu dan punggung. Akan tetapi pada kasus-kasus akne vulgaris
dengan faktor penyebab hiperandrogenisme dapat dijumpai hirsutisme, precocious puberty dan tanda lain hiperandrogenisme.
26
6. Derajat keparahan
Sampai saat ini belum ada suatu penilaian sistematik yang baku mengenai derajat keparahan akne vulgaris. Akne vulgaris merupakan suatu kelainan pleomorfik dengan
perjalanan klinis dan distribusi anatomi yang bervariasi. Suatu sistem penilaian akne vulgaris yang ideal haruslah : 1 akurat dan dapat diulang reproducible, 2 sederhana,
Universitas Sumatera Utara
mudah digunakan oleh para klinisi pada setiap kunjungan, 3 menghilangkan sifat perhitungan lesi yang membosankan dan mahalnya biaya fotografi, 4 menggambarkan
kriteria subjektif, misalnya faktor-faktor psikososial.
26,27
Beberapa peneliti telah mengemukakan berbagai sistem klasifikasi untuk menilai derajat keparahan akne vulgaris, antara lain Pillsburry, Shelley dan Kligman pada tahun
1956, James dan Tisserand tahun 1958, Witkowski dan Simons tahun 1966, Plewig dan Kligman tahun 1975, Michaelson, Juhlin dan Vahlquist tahun 1977, Cook, Centner dan
Michaels tahun 1979 Cook’s photonumeric method, Allen dan Smith tahun 1982 Allen and Smith’s photonumeric system, Burke, Cunliffe dan Gibson tahun 1984 Cunliffe
scoreLeeds technique, American Academy of Dermatology classification tahun 1991, dan Lucky dkk. tahun 1996.
26
Lehmann dkk 2002 memperkenalkan suatu sistem penilaian derajat keparahan akne vulgaris yang dikenal sebagai Combined Acne Severity Classification. Sistem ini
mempunyai beberapa keunggulan yaitu akurat, sederhana, waktu pemeriksaan singkat, tidak membutuhkan alat khusus, tidak membutuhkan fotografi, dan dapat dipergunakan pada kulit
gelap.
28
Metode ini menghitung seberapa banyak lesi komedo, lesi inflamasi, kista dan total dari keseluruhan lesi yang terdapat pada daerah wajah. Penilaian derajat keparahan akne
vulgaris adalah ringan bila dijumpai kurang dari 20 komedo atau 15 lesi inflamasi atau total keseluruhan lesi kurang dari 30, sedang bila dijumpai 20-100 komedo atau 15-50 lesi
inflamasi atau total keseluruhan lesi 30-125, berat bila dijumpai lebih dari 5 kista atau lebih dari 100 komedo atau lebih dari 50 lesi inflamasi atau total keseluruhan lesi lebih dari 125.
28
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Combined Acne Severity Classification menurut Lehmann
Ringan Komedo 20, atau lesi inflamasi 15, atau jumlah total
lesi 30
Sedang Komedo 20-100, atau lesi inflamasi 15-50, atau jumlah
total lesi 30-125
Berat Kista 5 , atau jumlah total komedo 100, atau lesi
inflamasi 50, atau jumlah total lesi 125
dikutip sesuai aslinya dari kepustakaan no. 28
7. Diagnosis banding