Rumusan masalah Hipotesis Manfaat penelitian Kerangka teori Kerangka konsep

B. Rumusan masalah

Apakah ada hubungan antara kadar IGF-1 dalam serum dan derajat keparahan akne vulgaris ?

C. Hipotesis

Semakin tinggi kadar IGF-1 dalam serum maka semakin berat derajat keparahan akne vulgaris.

D. Tujuan penelitian 1.

Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kadar IGF-1 dalam serum pada pasien akne vulgaris dan derajat keparahan akne vulgaris.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui kadar IGF-1 dalam serum pada pasien akne vulgaris dan individu normal. b. Mengetahui derajat keparahan penyakit pada pasien akne vulgaris berdasarkan kriteria Lehmann. c. Mengetahui hubungan antara kadar IGF-1 dalam serum dan derajat keparahan akne vulgaris. d. Mengetahui kadar IGF-1 dalam serum pada pasien akne vulgaris derajat ringan, sedang, dan berat. e. Mengetahui kadar IGF-1 dalam serum berdasarkan jenis kelamin. f. Mengetahui kadar IGF-1 dalam serum berdasarkan umur. Universitas Sumatera Utara

E. Manfaat penelitian

1. Membuka wawasan mengenai patogenesis akne vulgaris terutama dalam kaitannya dengan kadar IGF-1 dalam serum. 2. Sebagai dasar untuk mencari alternatif pengobatan terhadap akne vulgaris dikaitkan dengan IGF-1 dalam serum. 3. Sebagai data bagi penelitian selanjutnya dalam hal evaluasi peranan IGF-1 dalam serum dengan patogenesis akne vulgaris.

F. Kerangka teori

Akne vulgaris Propionibacterium acnes ↑ Hiperproliferasi keratinosit Produksi sebum ↑ IGF-1 ↑ Hepar Hipofisis anterior Growth hormone GH Androgen ↑ Inflamasi Universitas Sumatera Utara

G. Kerangka konsep

1. Derajat ringan 2. Derajat sedang 3. Derajat berat IGF-1 Akne vulgaris Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Akne vulgaris

1. Pendahuluan

Akne vulgaris merupakan kelainan dari struktur pilosebasea yang biasanya dapat sembuh sendiri dan sering dialami pada masa remaja. Kebanyakan akne vulgaris muncul dalam bentuk lesi yang bervariasi meliputi komedo, papul, pustul dan nodul. Sering kali meskipun akne vulgaris dapat sembuh sendiri, namun perjalanan penyakitnya akan menimbulkan jaringan parut pada wajah. 1 Hampir 30 pasien akne vulgaris harus berobat ke dokter untuk mendapatkan pengobatan sehubungan dengan keparahan akne vulgaris yang dialaminya dan 2-7 diantaranya akne vulgaris yang mengalami jaringan parut menetap. 13

2. Epidemiologi

Prevalensi akne vulgaris lebih sering didapati pada usia pubertas. Akne vulgaris sendiri merupakan salah satu manifestasitanda-tanda memulai masa pubertas. Pada wanita remaja, munculnya akne vulgaris biasanya terjadi 1 tahun mendahului menarche dan prevalensinya akan cenderung meningkat seiring pertambahan usia menjadi remaja akhir. Selanjutnya saat memasuki dewasa, prevalensi akne vulgaris akan semakin menurun. Namun demikian pada wanita kejadian akne vulgaris dapat terus berlanjut hingga usia dekade ketiga atau lebih lama lagi. Pada usia 45 tahun ditemukan prevalensi akne vulgaris sekitar 5. Akne vulgaris nodulokistik dilaporkan lebih sering terjadi pada pria kulit putih dibandingkan kulit hitam dan cenderung lebih berat pada pasien dengan genotipe XYY. 14,15 Akne vulgaris merupakan penyakit yang mempunyai prevalensi tinggi. Pada wanita Kaukasia berumur 12-25 tahun, prevalensi akne vulgaris berkisar 75-85. Suatu penelitian Universitas Sumatera Utara